PELUKAN BAHAGIA.

18.6K 560 8
                                    

Part 44.

Author POV.


Perkumpulan Seluruh Keluarga.

Karena jalanan macet, orang tua Neta baru sampai sekitar kurang lebih 2 jam dari Bogor.

Mereka langsung ke kamar Nenek Berta dan mendapati Neta sedang terbaring lemas di sofa, ada Jasmine yang memeganginya. Sedangkan Gilang sedang teleponan di ujung sana.

"Mama....Mama." Neta melihat Mamanya yang masuk dan dia langsung terbangun dia menangis dan berdiri mengampiri Mamanya. Mereka berpelukan sambil sesegukan sedih.

Gilang segera mematikan teleponnya dan tidak lama setelah itu ada Andri yang masuk dan diikuti oleh Papanya, Mama Gilang, dan Papa gilang. Serta Sisy Kakak nya Gilang, dan seorang pria yang tidak dikenal, mungkin itu adalah kekasih Sisy.

"Mama..?" Gilang juga menghampiri Mamanya dan memeluknya.

Mereka mencoba untuk melupakan dulu pertanyaan-pertanyaan yang penuh dikepala mereka, mereka berpusat mimikirkan keadaan Nenek Berta.

"Andri bagaimana keadaan Nenek Andri."

"Andri tidak tahu pasti Ma, soalnya Nenek masih dicek oleh dokternya di ruang ICU. Mama, kita semua tenang ya kita harus kuat dan berdoa, Andri yakin Nenek kuat dan akan baik-baik saja.

"Ya sudah sekarang kita ke depan ruangannya saja, Mama mau menunggu kabar yang akan datang." Seru Mamanya Neta.

"Ya sudah yuk kita ke sana." Seru Andri mencoba menenangkan Mamanya yang begitu panik.

Mereka berbondong-bondong datang ke depan ruangan ICU. Tentu saja tidak ada yang bisa masuk. Tapi setidaknya mereka akan menunggu di sini.

Lalu Dokter keluar dan Dokter tersebut seolah menunduk memberikan kabar buruk.

Andri langsung mendatangi dokter itu, dan mereka tampak bicara serius, tidak ada yang berani menganggu bahkan Mama Neta. Tapi di dalam hati sangat cemas dan bedoa agar tidak terjadi apa-apa.

Setelah dokter itu menepuk pundak Andri dan dia kembali ke dalam, Andri menghampiri Keluarganya.

"Nenek dalam keadaan kritis, jika dia tidak tetap tidak stabil keadaannya dalam beberapa waktu ke depan, kemungkinan besar dia tidak akan sanggup untuk melewati malam ini." Neta yang sedari tadi bertahan dengan rasa sedih, dan penyesalam akhirnya ambruk pingsan. Semua menjadi panik melihat Neta seperti itu, mereka tidak mau Neta merasakan rasa sedih dan terpuruk lagi, mereka tahu betapa dia sangat menyayangi Neneknya.

Gilang yang sedari tadi berada di belakang Neta langsung menggendong Neta. Andri langsung mendatangi mereka dan mengambil alih.

"Biar aku Bro, aku akan memberikan dia infus, aku rasa dia Shock, aku akan meminta perawat menjaganya."

"Oke Andri, Thanks."

"Mbak Yu,,,,Sing sabar ya Mbak, aku tahu ini berat untukmu Mbak, kami semua di sini akan berdoa untuk kesehatan Mama mu Mbak."

"Terima kasih loh Mbak Yu, aku tidak tahu harus berkata apalagi sama kamu Mbak, kamu sangat membantu dan menyayangiku seperti Keluargamu sendiri Mbak, terima kasih Mbak." Lalu Mama Neta dan Mama Gilang berpelukan, sedangkan Papa Neta dan Papa Gilang saling menguatkan.

***

3 jam setelahnya.

Papa Gilang dan Papa Neta masih di di depan ruangan ICU, menunggu perkembangan.

Brondong Itu, Suamiku ! #Seri 2. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang