[49] Luka untuk Lian

32.9K 2.1K 213
                                    

Selamat tinggal, Luka.

Komentar 100 biji, Kasev langsung UP yaa.

Kalau nggak sampai, besok pagi UP malamnya UNPUB.

Kalau nggak sampai, besok pagi UP malamnya UNPUB

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Benarkah Nyonya sudah bercerai?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Benarkah Nyonya sudah bercerai?"

Gara menyejajari langkahku ke parkiran kampus. Aku menuju sebuah mobil yang belakangan kugunakan untuk pulang dan pergi mengajar. Itu juga mobil mami, bukan milikku. Aku terpaksa menggunakannya sebab sepeda motorku tidak tahu lagi dimana rimbanya. Padahal, aku tidak biasa menyetir. Rasa-rasanya mobil yang kubawa akan menabrak segala benda.

"Kamu sudah dengar, 'kan? Ya sudah, jangan tanya lagi!"

"Ya, aku bukan hanya dengar. Aku ikut melihat prosesnya. Tapi, aku ingin dapat jawaban darimu, Nyonya. Maksudku, kamu benaran cerai dengan hati sekaligus? Hatimu juga sudah berpisah dengan mantan suami itu?"

Aku berhenti di sebelah mobilku—maksudku mobil mami.

"Memang untuk apa kamu bertanya semua ini? Kalau kamu ingin bicara hal lain, ayo. Jangan bertanya hal-hal yang berhubungan dengan masa lalu. Cari topik bicara yang menyenangkan. Itu lebih baik daripada kamu mengikuti saya dan bertanya layaknya anak kecil seperti ini terus."

"Wah, sebuah kemajuan! Ayo, Nyonya, kita cari tempat minum kopi!"

Aku menggeleng. "Itu hanya perumpamaan. Intinya, saya tidak suka kamu bertanya hal sensitif. Bagi siapa pun yang pernah berpisah, hal itu bukan hal menyenangkan untuk dibahas, Mas Gara. Apa lagi saya sedang berusaha menerima perubahan ini."

"Aku minta maaf, Nyonya."

"Dan meskipun saya sudah bercerai, saya ini punya bayi. Saya tidak bisa keluar dengan bebas kapan saja. Saya hanya memiliki waktu sepulang kerja untuk bertemu anak saya."

Itu risiko menjadi ibu tunggal. Aku selalu menguatkan hatiku untuk menjalani semua ini. Aku sangat terpaksa meninggalkan Lea yang masih bayi. Bagaimana pun juga, aku harus mencari uang untuk hidup dengan Lea dan tidak terlalu berharap uang dari Lian. Ya, dia memberikan—dengan memaksa—satu kartu untuk biaya Lea. Tapi mungkin aku akan menggunakannya jika Lea sudah membutuhkan banyak biaya untuk pendidikannya kelak.

Sepasang Luka (Dihapus Sebagian)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang