Ayah2

117 6 0
                                    

Ayah, beberapa bulan yang lalu Aku mengikuti  materi kontemplasi, dan disana Aku melihat  seorang anak laki-laki berumur enam tahun telah mampu merawat ibunya yang sedang menderita lumpuh. Mereka hanya hidup berdua dan sangat sederhana, si anak menanak nasi, menyuapi Ibunya, bahkan mencari nafkah untuk Ibunya. Ia melakukan itu sendiri dan setiap hari.  Anak kecil yang belum banyak mengerti, mampu  memberikan yang terbaik untuk keluarganya. 

Apakah ia belum bisa dikatakan berpikir dewasa? ,Lalu, indikator dewasa itu apa Ayah? 
Umurkah?, Raut mukakah? , Atau Hartakah?.
 Subhanallah Ayah,  tak ada yang bisa Aku katakan mengenai anak kecil itu, hanya bisa menangis, teringat akan umurku yang terus bertambah, tapi  tak banyak yang bisa ku lakukan. Menunggu kata dari Ayah kalau Aku telah dewasa.  
Tapi kapan Ayah? , Kapan engkau akan bilang bahwa Aku telah dewasa? ,Menunggu umurku 25 tahun? ,Menunggu Aku kaya? ,Atau Menunggu semua orang memujiku karena tumpukan sertifikat yang berlabel Juara? Atau juga, menunggu usai wisuda?
Oh,  tidak Ayah! Kesuksesan itu bukan dinilai seberapa tinggi pendidikan kita, seberapa cepat kita wisuda, seberapa melimpah harta kita, bahkan juga bukan dinilai seberapa banyak pujian yang terlontar. Tapi, kesuksesan itu dinilai dari kebahagiaan yang kita punya. Jika kita merasa bahagia, berarti kita telah sukses Ayah. 

Ayah,,,,
Izinkan Aku menikah, Aku lelah mendengar celotehan teman-temanku yang ingin menikah ketika mapan, ketika telah sukses, ketika telah membahagiakan orang tua, seolah-olah mereka menganggap   “Pernikahan” sebagai  penghambat semua impian mereka. Padahal Ayah, jelas-jelas Allah punya janji bagi orang-orang yang menikah. 
Ya kan Ayah?

Aku tahu Ayah, Allah tidak akan pernah mengingkari janji-Nya. Aku yakin itu! 
Dikampusku, sepertinya hanya Aku yang benar-benar ingin menikah muda. Dan perlu kau tahu,  Aku siap Ayah! Argumen teman-temanku terkadang begitu menyakitkan, mereka mencoba mempengaruhiku dengan pemikiran mereka yang Aku anggap aneh, menikah tunggu sukses. Tapi, Aku tegaskan kepada mereka “Aku akan menikah, dan akan ku jemput kesuksesan sejatiku”. Sekali lagi, bukan  sukses kemudian menikah, tapi menikah kemudian sukses.

Ayah, semakin banyak yang mencoba menggoyahkanku,  Aku semakin tertarik untuk mencari tahu misteri dibalik satu kata itu.  Semakin Aku mencari tahu,  azzamku semakin kuat untuk segera menikah. Dan sekarang Aku tahu hukum nikah untukku,  yaitu WAJIB!  Karena wajib itu  tidak hanya  mampu dalam segala hal,  tapi jika ada niat  menikah karena ingin menjaga diri dan kehormatannya, maka itu juga dikatakan wajib hukumnya. 

Ayah,,,
Ada tiga factor yang membuatku ingin menikah muda, dari segi agama, biologis dan sosial. Dari segi agama, Aku ingin menjadi salah satu orang yang dimuliakan oleh Allah.
“Ada tiga golongan orang yang ditolong oleh Allah, orang yang berjuang fissabilillah, orang yang  memerdekakan budak dan orang-orang yang menikah  dengan tujuan menjaga diri dan kehormatannya. 

Dan rasulullah pernah berkata kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib:
Ada 3 perkara  yang jangan kamu tunda-tunda pelaksanaannya, yaitu:
Shalat apabila tiba pada waktunya,  jenazah apabila telah siap penguburannya serta  wanita  bila menemukan pria yang sepadan  yang meminangnya. 
Banyak hadist yang menguatkanku untuk menikah Ayah, seperti kata Rasulullah :
“Menikahlah kalian,  karena Aku begitu bangga dengan banyaknya umatku pada hari kiamat”.

Ya Robb, belum cukupkah  Aku percaya dengan semua janji-Mu dan Rasul-Mu??
Selanjutnya dari segi biologis Ayah, usia yang baik untuk melahirkan bagi wanita  adalah antara 20 sampai 30 tahun Ayah,  diatas umur tersebut  akan beresiko baik bagi ibu maupun bagi si bayi. Seperti firman Allah “Segeralah mendapatkan keturunan, dimana anak menjadi  Qurrata A’yunin penyejuk mata dan menenang hati (QS 25: 74)”.

Tahukah Ayah, menurut Riset dari Amerika serikat. Bahwa kecerdasan anak yang dilahirkan dengan usia orang tua yang lebih muda akan lebih cerdas potensinya dari pada seorang anak yang dilahirkan dengan usia orang tua yang lebih tua.  Aku ingin melahirkan  mujahid-mujahid kecilku yang beriman lagi cerdas Ayah. 

Quotes Sahabat HijrahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang