Untuk Mu Apa Kabar?

86 5 0
                                    

Untukmu, apa kabar? Sudah lama kita tak bersua. Apakah engkau dalam keadaan yang baik-baik saja? Sama seperti aku yang tak henti-hentinya mengharapkan sebuah kebaikan dihadapanNya? Semoga Allah selalu menjaga kita dari segala hal-hal yang tak diinginkan. Aamiin.
.
.
.
Untukmu, masih ingat bagaimana awalnya kita bisa saling menyapa? Aku harap engkau tak akan pernah lupa. Karena hanya itu yang mampu membuatku tersenyum saat kembali mengingat tentangmu, dulu.
.
.
.
Untukmu, tapi aku ingin menanyakan sesuatu. Apakah kau lebih mengingat bagaimana aku pergi tanpa memberikan kalimat perpisahan walau hanya "selamat tinggal" yang tertuju kepadamu? Maaf, aku tak pernah memiliki niat tuk merusak senyumanmu yang berusaha kuciptakan agar kau tak merasakan sakit yang betul-betul sangat menyiksamu waktu itu.
.
.
.
Untukmu, meninggalkanmu mungkin pernah memberiku sebuah rasa penyesalan. Dan aku pernah berusaha mencarimu kembali. Tetapi, saat aku menemukanmu ternyata kau telah berbeda, aku hanya bisa terdiam. Mungkin aku sudah melakukan sebuah kesalahan yang terbesar kepadamu. Diriku yang pernah melangkah dari dirimu lalu kembali namun harus melangkah hingga berlari tuk menjauh lagi? Bagaikan harus menahan pedihnya dibalik berjuang untuk sebuah keikhlasan yang kedua kalinya terjadi pada orang yang sama yaitu dirimu.
.
.
.
Untukmu, kini aku hanya lebih memilih tuk mengingat hal yang dapat membuat ku yakin. Mengapa diri ini melakukannya kepadamu saat itu? Aku tak ingin dirimu ku kenang sebagai orang yang pernah kucintai sangat dalam hingga lupa akan cinta dariNya untukku yang masih lebih nyata dibanding dirimu hanya sebatas fatamorgana.
.
.
.
Karena jatuh cinta kepadamu adalah ekspektasi yang memiliki beribu-ribu harapan yang tak kunjung wujud menjadi nyata tetapi jika Allah yang berkehendak atas izinNya? Mungkin itu adalah sebuah kejutan yang tak pernah ku pikiran sebelumnya. Dan inilah bentuk kesengajaan dari cinta yang aku buat sendiri, kesengajaan tuk merasakan hal yang paling sadis dari sakit fisik yaitu ikhlas, melupakan, dan berujung pada sakit yang sesak di dalam hati.

Quotes Sahabat HijrahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang