Tangan Mateo terkepal sempurna. Jadi pria yang tengah melangkah masuk itulah yang bernama Darell Bareskovic?
Mateo melirik Ayahnya yang terlihat waspada.
"Dad ada tamu? Aku bisa keluar. Aku akan menemui mu nanti."
"Darell."
Darell yang hendak berbalik urung melakukannya. Dia berdiri dan menatap Mateo dalam. Dan Mateo membatin dalam hati, ada banyak sisi ragawi nya memiliki kemiripan dengan Darell. Tapi Darell terlihat begitu mirip dengan Ayahnya dan Mateo menjadi yakin, dirinya mengambil begitu banyak kemiripan pada Ibunya. Mungkin saja. Walaupun Mateo belum pernah sekalipun melihat Ibunya.
"Dia Mateo. Adikmu."
Darell membeku. Tatapannya terpaku pada Mateo yang sudah berdiri dari duduknya.
"Adik?"
"Ya."
"Jadi kau adikku yang hilang? Kau masih hidup? Bisakah aku lebih bahagia dari hari ini?"
Darell menghampiri Mateo dan memeluknya hangat. Mateo terpaku. Dia menerima pelukan hangat dan ciuman di kening dari Darell dengan canggung. Darell melepaskan pelukannya, tapi dia memegang lengan Mateo dengan wajah berbinar. Tatapan seorang Kakak yang tulus.
"Kau lebih tampan dariku."
Darell menepuk-nepuk lengan Mateo dan Mateo berusaha menarik segaris senyuman. Dan dia nyaris gagal ketika bayangan Isabela melintas di benaknya.
"Kita harus banyak bicara. Kau akan tinggal bukan?"
Darell menatap Mateo dalam. Matanya menyiratkan pertanyaan serupa bibirnya. Dan Mateo mengangguk. Dia, bagaimanapun akan tinggal. Mateo mengulas senyum sekali lagi membuat Darell terlihat lega.
"Tapi aku harus mengambil beberapa barang ke hotel. Setelah ini aku akan kembali kemari."
"Aku akan mengantarmu."
"Oh tidak. Ada beberapa hal yang harus aku kerjakan. Masalah pekerjaan."
Darell mengangkat tangannya pasrah lalu dia menoleh menatap Ayahnya yang terlihat sedikit aneh.
"Baiklah. Aku juga harus pergi. Aku hanya ingin memastikan Dad sehat."
"Aku permisi dulu..."
Mateo menatap Ayahnya dan mengangguk. Ayahnya balas mengangguk dan Mateo yakin bahwa Ayahnya itu maklum dengan sikapnya. Bagaimanapun, selamanya peristiwa hari ini tidak akan pernah mudah seperti kelihatannya. Apalagi bahwa kemungkinan Isabela ada bersama Darell sangat besar.
Mateo melangkah keluar dan Darell melaju langkahnya agar mereka melangkah bersisian.
"Kita harus banyak bicara. Tentang keluarga, tentang dirimu. Tentang Dad yang tak pernah percaya bahwa kalau kau sudah meninggal."
"Bagaimana kalau aku ikut denganmu?"
Darell yang berjalan sambil memasukkan tangan ke saku celananya mendadak berhenti.
"Aku...belum bisa membawamu kali ini. Ada hal penting yang sedang aku kerjakan sekarang."
Mateo berusaha sebisa mungkin bersikap biasa. Dia mengangguk maklum walaupun hatinya berkecamuk merangkai sebuah kecurigaan. Mereka sampai di depan rumah dan berdiri bersisian.
"Aku akan datang jadi besok dan kuharap kau sudah di sini."
Mateo mengangguk dan dia melangkah keluar dari halaman rumah keluarga Bareskovic bersamaan dengan Darell yang masuk ke mobilnya. Mateo menghampiri mobilnya yang masih terparkir di bahu jalan dan masuk ke dalamnya. Di dalam mobil Mateo berdiam diri. Dia menjadi bingung. Apa yang harus dia katakan pada keluarga Leandro setelah semua kebenaran ini? Mateo menoleh saat mobil Darell terlihat keluar dan melaju menjauh dari kediaman keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR, SILENCE (SUDAH TERBIT)
Romance21++ Yang belum cukup umur, silahkan kembali lagi lain waktu. Saat jantungmu adalah bukan milikmu. Dan jantung itu membawa hatimu pada kekasihnya semasa jantung itu masih berada di raga pemiliknya dulu. Saat seorang gadis harus terombang-ambing di a...