Part 23 QUIET

7.9K 1.1K 58
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

--------------------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


--------------------------------

Isabela mengedarkan pandangannya ke sepanjang koridor lantai dua rumah merah. Pemandangan yang nampak simpel namun terkesan mewah. Warna hitam dan merah berpadu mendominasi seluruh ruangan. Ini kali pertama Isabela keluar dari kamarnya setelah hari itu. Hari saat dia sampai di rumah merah dan tak pernah keluar dari kamar. Segala kebutuhannya datang silih berganti dibawakan oleh para pelayan.

Isabela berjalan setenang mungkin. Yah, setidaknya itulah yang dilakukannya sekarang. Darell mengusap punggung tangan Isabela yang mengamit lengannya. Dan Isabela merasa, Darell adalah pria dengan segala bentuk kesopanan melekat padanya. Mereka menuruni tangga perlahan. Bukan menuju ruang makan tapi menuju ruang tamu. Darell tak banyak bicara, hanya sekali membisikkan bahwa Isabela menawan dengan gaun merahnya. Selebihnya, Darell diam dan Isabela membiarkan dirinya membebaskan pikirannya. Dia tak ingin memikirkan apapun atau menebak seperti apa adik Darell yang pastinya sekarang telah menunggu di ruang tamu.

DEAR, SILENCE (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang