*Senja turun perlahan ketika Isabela membuka pintu aprtemen nya untuk Liona yang segera saja menganga tak mengerti. Bagaimana tidak, apartemen Isabela terlihat sederhana dalam sekali tatap. Namun kalau diperhatikan dengan benar maka kesederhanaan itu hanya ada pada setiap bentuk dan warna perabotan yang ada di dalamnya. Dan Liona, dengan sekali tatap dia tahu, semua perabotan di apartemen Isabela mempunyai nilai lira yang sangat tinggi.
"Liona, inilah kamarmu...dan..."
Isabela menarik tangan Liona yang terpaku.
"Kau mungkin sangat heran dengan apa yang terjadi. Hmm...tentang kita yang tiba-tiba berteman?"
Liona terlihat mengangguk. Bagaimanapun dia juga merasakan bahwa semua terjadi begitu cepat.
"Begini Liona..."
Isabela menatap Liona yang menyisir seprei satin di ranjang berukuran Queen size di kamar itu. Dia menunggu Liona duduk dengan tenang. Dan benar saja, Liona akhirnya memilih duduk di tepi ranjang sementara Isabela duduk di sebuah kursi yang ada di tepi ranjang, tepat di depan sebuah jendela.
"Jangan memikirkan nya terlalu berat Liona. Kami...maksudku, Jefferson--Leandro selalu mempunyai semacam...insting baik dalam menilai seseorang yang akan mereka jadikan teman dan sahabat."
Liona menggeleng tak mengerti.
"Aku tahu kau gadis yang baik. Makanya aku berpikir kita bisa menjadi teman baik, Liona."
"Aku tersanjung. Aku bahkan tak ada waktu untuk berinteraksi dengan seseorang akhir-akhir ini. Aku sibuk mencari pekerjaan dan aku menaruh harapan besar pada Delico's."
"Kita akan mendapatkan kabar baik Liona."
Isabela beranjak.
"Terimakasih sudah menjadikanku teman Isabela. Aku berasal dari tempat yang jauh. Dan aku selalu merasa sendiri di Napoli."
"Kita sama. Aku sendiri di tempat ini. Ini tahun pertamaku dan kuharap kita bisa berteman baik."
"Tentu Isabela. Aku masih tak percaya ini akan menjadi kamarku."
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR, SILENCE (SUDAH TERBIT)
Romance21++ Yang belum cukup umur, silahkan kembali lagi lain waktu. Saat jantungmu adalah bukan milikmu. Dan jantung itu membawa hatimu pada kekasihnya semasa jantung itu masih berada di raga pemiliknya dulu. Saat seorang gadis harus terombang-ambing di a...