Yang di atas itu trailernya Cherry ya. Sekedar mengingat saja...
*
Tangan Isabela terulur menyeka bagian dada Mateo yang terluka dengan antiseptik. Luka sekecil itu nyatanya akan membuat siapapun menahan perih tak terkira, seperti halnya yang terjadi pada Mateo. Wajahnya mengernyit tak suka menahan sakit.
"Well...mawar selalu sebanding dengan keindahan yang diberikannya. Durinya siap memberikan rasa sakit yang tak pernah terbayang oleh seseorang."
Isabela berujar dalam sambil sedikit menekan luka di dada Mateo.
"Seperti wanita..."
Isabela tertegun. Dia mendongak dan menemukan mata Mateo yang entah mengapa menyiratkan sebuah kemarahan yang bertumpuk begitu lama. Membekas bahkan terlihat tanpa Mateo mengekspresikannya.
"Entah mengapa aku setuju dengan perkataan mu."
Isabela membenahi kotak obat.
"Kau? Setuju dengan perkataan ku? Apa sebagai wanita kau tidak merasa kesal ada yang menuduh kaum kalian seperti itu?"
Isabela menghela napasnya.
"Tidak semua sebuah ketidaksetujuan harus diluapkan tanpa sebuah pemikiran terlebih dahulu bukan? Begini maksudku...aku setuju bahwa wanita sanggup melakukan hal seperti itu. Yang perlu digaris bawahi adalah wanita yang seperti apa? Lalu apa kasus yang menyertainya hingga harus membuatnya menyakiti?"
Isabela menatap Mateo yang termenung.
"Terimakasih sudah membantuku mengantar mawar itu Mateo. Pekerja ku belum semuanya masuk, jadi agak sedikit repot di sini. Bagaimana? Apa masih sakit?"
"Tidak."
Isabela mengangguk dan beranjak menuju meja kerjanya lalu meletakkan kotak obat di laci. Dengan ujung matanya dia melirik Mateo yang sibuk memakai bajunya sambil berjalan keluar. Isabela menegakkan tubuhnya dan menghela napas pelan. Kepalanya lalu menggeleng.
"Rasa sakit bahkan membuatnya menjadi pria yang sulit untuk sekedar mengucapkan rasa terimakasih."
Isabela kembali sibuk membenahi beberapa kardus bunga yang baru datang. Dia memindahkan bunga-bunga itu ke dalam bejana-bejana besar berisi air.
"Kenapa harus bersusah payah seperti ini? Kau bahkan tinggal menjentikkan jarimu dan semua akan datang padamu."
Mateo meletakkan kardus kedua dengan hati-hati.
"Karena aku bukan gadis seperti itu. Yang kau bicarakan itu adalah sesuatu selalu nampak di permukaan kehidupan para wanita di keluargaku. Tapi, kami tidak seperti itu. Atau, setidaknya, Ibuku tidak pernah mendidik ku untuk menjadi seperti itu. Ada banyak kegunaan jemari dibanding sekedar untuk dijentikkan."
Mateo menatap Isabela begitu lama. Merasa heran. Isabela jelas lain dari Antonia...
Mateo menggeleng dan hendak berbalik. Namun langkahnya terhenti saat tangan Isabela menggamit lengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR, SILENCE (SUDAH TERBIT)
Romance21++ Yang belum cukup umur, silahkan kembali lagi lain waktu. Saat jantungmu adalah bukan milikmu. Dan jantung itu membawa hatimu pada kekasihnya semasa jantung itu masih berada di raga pemiliknya dulu. Saat seorang gadis harus terombang-ambing di a...