Part 22

81 13 5
                                    

Hari baru dimulai. Suasana dan situasi baru tercipta. Sepasang insan yang tengah dimabuk cinta berjalan berdampingan dengan senyum merekah. Dengan canda tawa yang tercipta begitu saja, sama seperti pasangan baru lainnya.

Lyn dan Dev berjalan bersama dengan saling menggenggam tangan menyusuri koridor sekolah. Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah libur panjang yang terasa berlalu begitu cepat.

Setelah pengumuman kenaikan kelas yang lalu, sekarang siswa-siswi yang tadinya kelas 10 naik ke kelas 11. Pembagian kelas tentunya akan di bagi hari ini.

"Hari ini pembagian kelasnya kan?" Dev membuka suara.

"Iya, kenapa?" Lyn membalas.

"Enggak, cuma berharap kita sekelas lagi." jawab Dev jujur.

"Segitu penginnya?" seru Lyn seraya terkekeh kecil.

"Emang kamu nggak kepengin?"

"Enggak," Lyn meledek Dev dengan menjulurkan lidahnya sekilas.

"Dih, kamu mah. Eh, ngomong-ngomong awal pertemuan kita lucu ya." Dev mengingat kejadian masa lalu seraya tersenyum geli.

"Aku gak sengaja nabrak kamu sampai jatuh, terus kamu marah-marah sama aku. Pertama kali tahu kita sekelas waktu itu, rasanya aneh banget. Setiap kali kamu ketemu aku pasti marah-marah, jujur sih pertama kali aku lihat kamu entah kenapa hati aku merasa beda aja. Mungkin itu yang namanya fall in love at first sight." lanjut Dev tersenyum.

"Kok malah jadi flashback sih," Lyn tertawa geli.

"Waktu itu, setiap aku ketemu kamu bawaannya pengin kesel aja. Soalnya kamu nyebelin sih, nabrak-nabrak orang. Tapi waktu pertama kali kita jalan bareng dan waktu pertama kali kamu nolongin aku saat aku pingsan, aku jadi tahu bahwa kamu itu orang yang baik." Lyn melanjutkan kalimatnya.

"Ciee," Dev berseru lalu memberi cubitan lembut pada pipi Lyn.

"Ih kamu mah, but the way kamu semalem nyanyi sendiri?" Ucap Lyn setelah mengelus pipinya yang tercubit.

"Enggak aku paduan suara sama Kevin," Jawab Dev nyeleneh.

Lyn mendengus.

"Oh jadi itu suara Kevin, wah Kevin hebat banget yaa. Jadi kagum," ledek Lyn dengan nada hiperbola.

"Kok jadi kagumnya sama Kevin sih, mana mungkin suara Kevin sebagus suara aku." Dev membalas dengan nada cemburu dibaliknya.

"Habisnya kamu ditanya malah jawabnya gitu. Enggak, aku kagumnya sama kamu sayang." Lyn berusaha membujuk Dev.

Sayang? Dev tidak salah dengar? Lyn memanggilnya dengan kalimat sedemikian?

Dev memicingkan matanya lalu tersenyum.

"Apa? Kamu ngomong apa?" Dev ingin meledek Lyn dengan kalimatnya. Ia mendekatkan telinganya pada Lyn.

"Enggak ada pengulangan kalimat," Lyn mengelak.

"Sayang, tadi sayang ngomong apa. Sayangku," Dev meledek Lyn yang sedang tersipu saat ini, pipinya semerah tomat matang saat ini.

Dev terkekeh geli dengan sikap Lyn yang malu-malu kucing, namun setelah itu mereka kembali bercanda bersama, tertawa bersama.

Ketika tengah asyik-asyiknya bercanda, tiba-tiba tiga orang menghampiri Lyn dan Dev.

"Ciah, pasangan baru romantis sekalii. Mandja," Seru Jingga yang berteriak tak jelas.

"Ciee, Elyn udah jadian nih ceritanya." sambung Bunga.

"Eh, kalian. Jadi pindah? Iya hehe," jawab Lyn.

CRUSH (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang