Girls time. Setidaknya kalimat itu yang menggambarkan kebersamaan keenam gadis yang kini tengah hang out bersama di sebuah mall ternama. Ya, mereka adalah Clara, Lyn, Vannia, Naya, Bunga, dan Jingga.
"Eh beneran nih kita mau nonton ini?" tanya Naya memastikan saat sahabatnya memilih film bergenre horor di bioskop.
"Iya, beneran dong! Sekali-kali lah kita nonton cewenya Kevin. Hahaha." timpal Lyn.
"Eh ati-ati lo kalo ngomong Lyn, nanti didatengin gimana hayo." Jingga menakut-nakuti Lyn.
"Amit-amit."
Lyn mengetuk pelan pelipisnya dengan kepalan tangannya lalu gerakan itu ia lakukan pula terhadap lututnya, ia lakukan secara bergantian dan diulangi beberapa kali, hingga menimbulkan gelak tawa orang-orang disampingnya.
'Pintu teater dua telah dibuka.'
"Ssst! Sudah-sudah. Itu pintunya udah dibuka. Kuy masuk duluan kita." Clara menyudahi obrolan dengan mengajak para sahabatnya untuk masuk ke dalam.
***
"Hahaha, seru filmnya. Si Vannia cemen nih masa megangin tangan gue terus. Payah ah!" seru Bunga meledek Vannia.
"Gue kan gak suka film horor!" timpal Vannia.
"Kalian lapar gak?" tanya Jingga.
"Laparrr." seru Clara, Vannia, Bunga, Lyn dan Naya kompak menyuarakan isi perut mereka.
"Makan yuk!" lanjut Jingga yang langsung mendapatkan persetujuan dari para sahabatnya.
"Mau makan dimana?" tanya Naya.
"Gimana kalau kita makan di restoran Jepang yang di lantai empat itu lohh. Udah lama nih gak makan sushi." usul Jingga.
Kelimanya pun setuju dan melanjutkan langkah kaki mereka menuju tempat tujuan.
***
Sesampainya mereka di restoran Jepang yang mereka inginkan, mereka pun mencari tempat duduk yang tepat dan strategis, setelahnya mereka berenam pun memesan menu makanan yang ingin mereka makan.
Layaknya para remaja pada umumnya, tak afdol rasanya jika belum menangkap gambar mereka. Ya, selfie group adalah kegiatan wajib yang harus dilaksanakan ketika hang out.
Clara yang memiliki postur tubuh paling tinggi dan memiliki tangan yang panjang pun mengambil alih posisi dan berada di posisi paling depan untuk mengambil gambar.
Cekrek. Cekrek.
"Sekarang ganti gaya dong!" pinta Bunga.
Mereka pun mengganti gaya mereka sekenanya.
"Muka jelek dong muka jelek," timpal Naya.
Mereka pun melakukannya lagi.
"Lagi-lagi-lagii." tambah Lyn.
Hampir Clara mengambil gambar, ia tersadar akan sesuatu. Sesuatu yang sedikit mengganjal pastinya.
"Eh, eh, eh. Sebentar deh! Lyn itu bukannya pacar lo ya? Itu Dev kan? Yang di belakang pojok kanan itu? Kok sama cewek lain gak sama lo sih?" tanya Clara sambil menunjukkan posisi dimana Dev duduk pada layar ponsel yang masih berada di kamera.
Lyn menoleh, memastikan jika cowok tersebut memang benar-benar Dev. Dan benar saja itu adalah Dev! Sedang apa dia? Mengapa dia bersama gadis lain? Astaga! Ternyata gadis itu adalah Renata!
Semuanya pun ikut menoleh lalu memastikan keadaan Lyn kalau dia baik-baik saja. Mereka pun duduk dsn mengakhiri selfie group mereka.
"Iya itu Dev. Dia bareng sama sahabat lamanya. Renata namanya." jawab Lyn dengan raut wajah masam.
"Sahabatnya? Gak salah? Itu kok si Renata-renata itu centil banget sih?! Nyuapin Dev dengan cara begitu. Maksa banget!" protes Naya.
"Lo gak mau nyamperin mereka Lyn?" tanya Vannia.
"Enggak lah, gak usah. Kalau gue nyamperin takut jadi tambah masalah. Ribet." Lyn menggelengkan kepalanya pelan.
Clara merangkul bahu Lyn lalu mengusapnya pelan.
"Cerita. Ada apa sebenarnya."
Dalam situasi apapun memang Clara lah yang paling bisa membaca raut wajah para sahabatnya, entah itu senang, sedih, gelisah, cemas, khawatir. Clara lah yang memiliki sifat lebih dewasa dari yang lainnya. Sifat dan sikapnya yang cenderung keibuan membuat Lyn merasa nyaman. Begitupun dengan Naya, Vanni, Jingga dan Bunga.
Lyn menghembuskan napasnya pelan.
"Gini, gue kemarin waktu hari minggu ke rumah Dev dan saat gue sampai di depan rumahnya kok ada mobil yang sama sekali belum pernah gue lihat. Disitu gue pikir kalau mobil itu adalah mobil papanya Dev atau mobil barunya Dev. Tapi, waktu gue masuk ke dalam rumahnya, Dev malah sedang pelukan sama dia."
Lyn mulai menceritakan semua yang terjadi, mulai dari awal hingga akhir ia bertemu Renata kemarin.
"Menurut kalian, salah gak sih kalau gue merasa cemburu, kesal dan marah?" tanya Lyn meminta pendapat kepada para sahabatnya.
Belum sempat salah satu dari lima sahabatnya menjawab, pesanan yang mereka pesan datang. Setelahnya satu persatu dari mereka berlima pun memberikan tanggapan.
"Kalau menurut gue sih wajar aja kalau lo cemburu, marah, dan kesal. Karena untuk ukurannya orang yang baru ketemu, omongan Renata itu sih sudah masuk dalam kategori kasar." Vannia menanggapinya lebih dulu.
"Betul banget. Dan yang gak gue sangka itu sikap Dev yang seakan ngebela Sahabatnya dan malah memojokan lo." sahut Renata.
"Gini Lyn, gue mau ngasih nasehat sama lo. Semua yang namanya hubungan pasti gak akan selalu berjalan mulus dan pasti ada rasa pahitnya. Gak akan selamanya manis. Itu pasti! Dan di situasi seperi ini, lo jangan mudah gegabah dan tersulut emosi. Kontrol diri lo. Kalau perasaan cemburu ya pasti namanya juga pacar kan. Tapi coba deh, lo sabar dulu. Pelan-pelan kita cari tahu kenapa Renata waktu pertama kali ketemu lo kesannya nggak ngenakin banget. Dan kuncinya adalah lo harus tetap percaya sama Dev dan selalu jaga kepercayaan kalian. Karena gue yakin. Dev itu sayang banget sama lo."
Nasehat Clara yang panjang lebar mampu menenangkan Lyn.
"Setuju! Kita bakal bantuin lo kok. Tenang aja. Kita kan best friend forever!" Jingga ikut merangkul Lyn. Dan diikuti oleh Bunga, Naya, dan Vannia.
Lyn merasa sangat beruntung. Di situasi apapun sahabatnya selalu ada dan siap sedia menemaninya. Itulah persahabatan tulus dan saling menyayangi.
"Gue bersyukuru Tuhan kasih kalian untuk jadi sahabat terbaik gue." Lirih Lyn.
🌟🌟🌟
Alhamdulillah!!! Akhirnya aku bisa update lagiii. Stay tune terus yaaa🤗🤗🤗🤗
Tetap semangat dan jangan pernah menyerahhhh💖💖💖💖
Selamat membaca dan menunggu part selanjutnya ya chingu!
Bye bye!
❤
KAMU SEDANG MEMBACA
CRUSH (HIATUS)
Teen Fiction[Warning! Cerita ini tidak didasari atas cerita lain. Dihimbau untuk tidak berhenti membaca sebelum sepenuhnya membaca. (Biasakan membaca author note)] "Kau tahu menantimu adalah hal terindah yang pernah kulakukan. Dan kamu adalah apa yang selalu ak...