Part 23

51 5 0
                                    

Lyn menyisir helai demi helai rambutnya, memoles wajah imutnya dengan bedak berlogo bayi. Melapisi bibirnya dengan lipbalm agar tidak tampak pucat. Berkali-kali ia melihat tampilannya dikaca. Sudah perfect kah dia? Sepertinya Lyn masih ragu. Buktinya ia terus menerus memandang kaca yang hanya ada dia di dalamnya.

Tettt.... Tetttt

Wah suara klakson, pasti itu pacar gue. Batin Lyn bersorak.

Bergegas Lyn turun dan menilik siapa di luar sana. Takutnya itu bukan Dev.

"Elyn sarapan dulu, Nak! Bunda masak bubur ayam ini," seru Almira.

"Bun, itu di luar yang bunyiin klakson Dev kan?" tanya Lyn memastikan.

Almira mengerutkan dahi.

"Dev? Orang itu Abang kamu lagi ngecek-ngecek motor." tukas Almira.

Lyn menganga sebal, kemudian datang menemui Ray yang sudah membuatnya gugup seperti ini.

"Abang! Abang ngapain sih mainin klakson?! Bikin kaget Lyn tau gak, dikira tadi Dev." oceh Lyn pada Ray yang tengah sibuk memainkan motornya di pelataran rumah.

"Daripada mainin cewek," santai Dev yang membuat Lyn berdesis.

"Buruan sarapan, hari pertama daftar kuliah juga. Jangan telat, malu-maluin entar!"

"Iya adek jelek!"

Tak berselang lama seorang cowok dengan motor sportnya memakirkan diri di sebelah motor Ray.

"Nah tuh, pangeran lo udah nyampe. Ajak sarapan sekalian gih!" suruh Ray.

Dev melepas helm nya lalu mengibaskan rambutnya—kebiasaan para cowok. Lalu tersenyum menatap Lyn.

"Selamat pagi kekasih!" seru Dev.

"Pagi jugaa kekasih, yuk sarapan bareng. Bunda masak bubur ayam hari ini." Ajak Lyn pada Dev yang langsung disetujuinya.

"Alay," cibir Ray.

Dev berbisik tepat ditelinga Ray.
"Daripada jomblo!"

***

Selepas memarkirkan motornya pada parkiran sekolah Dev dan Lyn langsung menuju kelas mereka.

Dalam perjalanan Dev dan Lyn terus melempar candaan satu sama lain, membuat siapapun yang melihatnya merasa iri. Banyak adik-adik kelas sepuluh yang baru saja masuk memperhatikan dengan jeli sepasang kekasih itu.

Ada seorang gadis yang terus menatap Dev, terpana mungkin. Tapi Lyn tidak suka itu. Camkan!

"Dek! Ngeliatnya biasa aja, nanti matanya juling!" tegur Lyn yang membuat gadis itu mengedipkan matanya. Lalu dengan gugup berlalu melewatinya.

Dev terkekeh lalu mengacak-acak puncak kepala Lyn.

"Kenapa? Lain kali jangan ngeliatin yang begituan!" Oceh Lyn.

"Bukan aku yang ngeliatin," tampik Dev.

"Sama aja, pokoknya kalo berangkat sekolah enggak usah ganteng-ganteng! DILARANG KERAS!" ucap Lyn penuh penekanan yang membuat Dev semakin terkekeh.

"Kan emang ganteng, nggak salah kalo mereka terpana." Dev malah semakin menggoda Lyn.

"Ooh, sekarang kayak gitu? Enggak boleh pokoknya gantengnya cuma buat aku aja!" Lyn melotot semakin mendekatkan matanya.

CRUSH (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang