"Jing, gue suka sama lo!" tutur Kevin.
Jingga menatap Kevin dengan tatapan tak peduli.
"Bodo amat." tukasnya santai.
"Kok lo gitu, kagak ngehargain gue?" balas Kevin dengan raut sok sedih.
"Karena gue gak bego kayak lo! Gue tau lo mau nge-Prank gue!"
"Ish, Jing, Jing, lo tuh... TAU AJA!HAHAHAHAHHA."
Lyn, Dev, Rafael, dan Jingga kompak bergidik melihat Kevin yang sudah seperti orang kurang waras.
"Bukan temen gue!" kemudian mereka berempat pun langsung beranjak dan meninggalkan Kevin sendiri.
"WOIIIIII MALAH KABUR! SINI LO TEMENIN GUE KETAWAAA!!" teriak Kevin yang membuat para manusia seisi kantin bergidik dan menertawakannya.
***
Hari-hari telah berlalu, banyak kejadian-kejadian yang haru sampai menyenangkan telah terlewati. Namun, tampaknya hanya kabar bahagia yang datang kepada sepasang kekasih ini, siapa lagi jika bukan Devano Arga Alvaro dengan Edelyn Celmira Nathalie. Semakin hari mereka tampak semakin akrab dan lengket bak perangko yang menempel diatas kertas.
Minggu pagi ini Lyn tampak sibuk menyiram tanaman pada halaman rumahnya seraya bersenandung kecil.
"Edelyn, Bunda kamu ada enggak?" tanya seorang wanita paruh baya yang ternyata adalah tetangga Lyn.
"Eh Tante, Bunda ada kok di dalam. Ada perlu apa Tan?" tanya Lyn.
"Ini loh, kamu tau Fara anaknya tante 'kan? Dia itu lulus TK dan alhamdulillah dapat ranking satu di sekolahnya. Tante mau ngadain syukuran malam ini, jadi Tante mau minta tolong sama Bunda kamu." jawab tetangga Lyn.
Lyn baru tahu selama hidupnya kalau ada anak lulus TK langsung diadakan syukuran.
"Oh gitu, bentar ya Tan aku panggilin Bunda dulu."
Kemudian Lyn mematikan keran lalu masuk ke dalam rumah untuk memanggil Bundanya. Tak butuh waktu lama untuknya, Lyn kembali bersama Almira.
"Eh Jeng ada apa nih tumben-tumbenan main ke sini." sapa Almira pada tetangganya.
"Ini, Jeng ak—"
"Sebentar jeng, Elyn itu kue yang diatas meja makan tolong kamu antar ke rumah Dev ya, sekalian titip salam sama Mamanya." pinta Almira pada Lyn.
Wah, kebetulan sekali bagi Lyn. Ini saatnya untuk menghabiskan hari minggunya bersama Dev.
Ia pun langsung masuk dan bersiap-siap untuk bertemu sang kekasih.
***
Sesampainya di rumah Dev, Lyn pun melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam. Di teras rumah Dev ia melihat sebuah mobil yang sama sekali belum pernah ia lihat selama menjalin hubungan dengan Dev. Apakah mungkin itu adalah mobil Dev yang baru atau mobil itu adalah milik Papa Dev? Entahlah Lyn tidak tahu dan tak terlalu peduli.
Lyn melanjutkan langkahnya dan masuk ke dalam rumah Dev. Lyn terkejut ketika dirinya berada selangkah di depan pintu. Tatapannya terpaku pada pemandangan yang tak biasa ia lihat. Pemandangan yang membuat hatinya bergemuruh, hampir runtuh. Tak biasanya Devano berada dalam dekapan wanita lain. Dev kini tengah berada dalam pelukan hangat seorang gadis yang Lyn tak tahu dan entah darimana asalnya. Biasanya Dev tak pernah mau dekat-dekat dengan gadis lain bahkan teman perempuannya di sekolah. Walaupun mereka adalah sahabat Lyn sekaligus. Setetes butiran bening hampir saja jatuh membasahi pipi Lyn, namun berhasil ia tahan dengan sebuah senyuman yang terukir diwajahnya. Toh, masih belum ada penjelasan dari Dev secara langsung. Positif thinking saja mungkin gadis itu adalah kakak, sepupu Dev atau malah sebaliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRUSH (HIATUS)
Teen Fiction[Warning! Cerita ini tidak didasari atas cerita lain. Dihimbau untuk tidak berhenti membaca sebelum sepenuhnya membaca. (Biasakan membaca author note)] "Kau tahu menantimu adalah hal terindah yang pernah kulakukan. Dan kamu adalah apa yang selalu ak...