Hari yang mereka tunggu-tunggu telah tiba. Stand masing-masing kelas sudah terisi dengan barang yang akan dijual. Mulai dari berbagai makanan ringan maupun makanan kuliner dan barang-barang lain yang mempunyai nilai jual. Stand itu juga di nilai kerapiannya. Jika paling rapi akan mendapatkan penghargaan dari sekolah. Agar lebih menumbuhkan semangat mereka.
Panggung sudah berdiri tegak di tengah lapangan dengan konsep biasa namun elegan.
Suasana menjadi terlihat ramai. Menunggu satu setengah jam lagi untuk memulai acara tersebut. Halaman sekolah itu sudah di penuhi dengan bendera-bendera warna warni yang berdiri berjejer rapi di pinggiran lapangan. Spanduk sangat besar bertuliskan selamat ulang tahun sekolah telah terpasang diatas panggung.
Sementara itu diruangan OSIS, Alkena dengan bando putih dan rambut digerai ia terlihat cantik. Alkena menggunakan baju batik dipadu rok span berwarna hitam. Memang seluruh panitia wajib menggunakan pakaian sedikit formal seperti baju batik. Saat ini Alkena sedang duduk diruang OSIS. Dengan kaca di depannya, gadis itu mengoleskan sedikit lip balm ke bibir merah ranumnya. Sangat manis sekali jika ia tersenyum. Sedikit menyisir rambut indahnya yang lurus, gadis itu sembari menoleh ke arah ponselnya yang tiba-tiba menyala, menandakan ada sebuah notifikasi masuk. Namun, gadis itu hanya cemberut ketika mengetahui jika itu dari salah satu operator. Dan bukan dari Alan!
Kemana si kamu, kak? Kayak di telan bumi aja!
Hanya kalimat itu saja yang terngiang-ngiang dibenak Alkena. Kadang hatinya juga merasa miris. Kabar hilangnya Alan ini sudah menyebar seantero sekolah, menambahkan ke ilfeelan Alkena. Desas desus negatif mulai terdengar. Alkena tidak menyukainya! Apa seperti ini jika pacaran dengan bintang sekolah seperti Alan.
"Woy! Udah belum?" Tiba-tiba Rere mengejutkan Alkena hingga gadis itu terpekik dalam lamunanya. Alkena menggeram.
"Santuy dong Al," kata Rere dengan santai yang dibalas dengusan kesal oleh Alkena.
"Gue punya berita baik," kata Rere sebelum melanjutkan perkataannya, "anak-anak pengamen itu udah siap, mereka udah didandani sama panita kostum kita. Gue seneng aja liatnya, Al. Ide lo emang bagus banget. Gue suka banget. Semoga ini menjadi amal jariyah bagi kita semua," kata Rere dengan tulus.
Hilanglah rasa kesal Alkena. Gadis itu malah tersenyum manis karena perkataan Rere, "iya gue juga suka,"
"Yaudah yok kita cabut aja,"
Alkena mengangguk dan membereskan peralatan make up nya. Gadis itu berjalan keluar dengan elegan. Sepanjang koridor menuju lapangan kearah panggung. Gadis itu berjalan di samping Rere.
"Panas banget euy," kata Rere sembari berjalan.
"Nggak boleh ngeluh Re," kata Alkena.
"Eh Al yang jaga tiket masuk di depan, siapa?"
"Si Agus sama Jono," jawab Alkena.
"Loh kok mereka sih?"
Alkena menoleh, "emang kenapa sama, mereka?"
"Ya gapapa si, hee,"
"Dasar gaje!" Rutuk Alkena lalu meninggalkan Rere yang meneriakinya. Pasalnya Alkena berjalan cepat.
*
Suasana semakin riuh ketika waktu mulai bertambah jam. Sedikit demi sedikit tamu undangan mulai berdatangan. Sudah terlihat dari sekolah itu yang mulai menyempit karena di penuhi manusia. Beberapa orang telah mampir ke stand-stand yang berjejer rapi di pinggiran. Ada yang membeli maupun hanya sekedar melihat-lihat. Sepertinya acara ini akan sukses karena hasil kerja keras mereka.
Acara ini mengundang salah satu artis papan atas untuk lebih menarik perhatian tamu undangan. Yang akan di susul oleh pentas seni dari masing-masing kelas untuk mengisi acara ulang tahun sekolah sekaligus acara kegiatan sosial. Anak-anak yang mengamen di jalan akan membawakan lagu-lagu terbaik mereka. Karena acara ini di tujukan untuk acara kegiatan sosial, maka uang hasil donasi akan mereka beri kepada anak-anak pengamen itu. Mereka begitu senang, selain itu, mereka juga mendapatkan pengalaman baru dan keberanian untuk menampilkan suara bagusnya di atas panggung. Insya Allah semoga saja bermanfaat untuk mereka di kemudian hari.
Acara akan segera di mulai, salah satu host telah memberikan sambutan kepada tamu undangan. Acara ini juga di hadiri beberapa kepala perusahaan yang bersedia mendonasikan untuk kegiatan sosial ini. Penampilan acara yang pertama penampilan salah satu artis papan atas, yaitu Raisa.
Sedangkan di bawah panggung pojok, Alkena tersenyum melihat anak-anak pengamen itu senang sekali mendapat pengalaman baru seperti ini. Betapa antusiasnya semangat mereka. Alkena menyukai jiwa-jiwa semangat itu. Kemudian, mata Alkena berpindah menatap depan, dimana para penonton menikmati lagu yang dibawakan oleh Raisa. Tamu undangan sangat banyak, anggota OSIS sangat bersyukur untuk itu.
Walaupun seramai ini, namun hati Alkena merasa kosong. Ada separuh jiwanya yang hilang. Mungkin ini terlalu lebay. Namun, ini yang dirasakan gadis itu.
Pernahkah hatimu merasakan kosong karena seseorang ketika kamu berdiri ditengah-tengah, keramaian?
Alkena menatap nyalang gerumbulan manusia yang sedang bersenang-senang menikmati lantunan lagu yang dibawakan oleh Raisa.
"Al, ikut gue yok," seru Rere di sampingnya. Alkena mengangguk patuh dan mengikutinya.
Gadis itu juga berusaha menyibukkan diri agar nama Alan tidak lagi menganggu pemikirannya. Seharusnya Alkena merasa senang karena program usulannya kali ini telah berhasil. Namun, tetap saja. Pencetus idenya ini juga karena Alan. Support systemnya. Alkena berusaha menyibukkan diri membantu panitia lainnya.
Waktu semakin berjalan, suasana menjadi makin riuh. Penonton juga ikut bernyanyi untuk menambahkan kesenangan mereka. Hal yang seperti ini bisa menghilangkan penat. Sebut saja kebersamaan.
Stand stand yang berjejer rapi sudah terlihat sedikit barang dagangannya. Terlihat jika laris manis. Alhamdulillah. Mereka sangat bersyukur jika acara ini sukses.
Anak-anak pengamen jalanan juga menampilkan sebuah lagu yang mampu membuat hati para penonton ikut sedih. Karena terlalu menghayati, anak-anak yang berbakat itu telah mampu membawa penonton untuk ikut menyelami lagu sedih itu. Penonton memberikan Apresiasi tinggi bagi anak-anak itu yang membuat semangat anak-anak itu lagi dan lagi. Mereka telah berhasil membuat penonton yang tadinya tertawa karena lagu sebelumnya yang dibawakan lagu gembira.
Hingga tampilan anak-anak itu selesai, terdengar suara bariton yang berdehem melalu mic. Semua menoleh kepanggung, melihat siapa yang datang.
Siapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
COUPLE GOALS (REVISI)
Teen Fiction"Jangan nangis di depan gue, gue malah nggak suka. Jangan diulang lagi ya." Nadanya melembut juga pandangannya yang melembut menatap Alkena yang menunduk dengan mati-matian menahan air mata yang hampir lolos itu. Tapi, gadis itu tampak bisa bernapas...