4 (REVISI BANGET)

20.7K 956 4
                                    

Cuaca hari ini cukup cerah untuk Alvin dan Fino membolos. Yups! Kedua cowok itu akan membolos pada saat jam mata pelajaran matematika berlangsung. Otak mereka sudah melambai-lambai tidak kuat untuk menghafal rumus-rumus matematika. Bukan begitu cara mainnya. Mereka hanya malas berpikir, malas belajar dan tidak bersahabat dengan pelajaran hitung menghitung. Sudah sering kali mereka membolos di belakang gudang sekolah. Hingga tempat itu kini menjadi momok bagi siswa yang membolos. Tidak semua, hanya para senior saja. Tempat itu tidak dijangkau oleh para guru, jadi memudahkan bagi siswa yang membolos.

Seperti saat ini Alvin dan Fino sedang mencari cara untuk keluar dari kelas matematikanya ini.

Alvin mengangkat tangannya untuk izin ke toilet. Namun sahutan guru matematika itu yang tidak bersahabat.

"Halah! Kamu ini cuma mau alasan saja untuk pergi ke toilet, padahal mau bolos jam pelajaran saya, kan?! Tidak boleh! Khusus kamu tidak boleh!" Gertak guru matematika itu dengan garang.

"Brati kalo saya yang izin ke toilet boleh ya, bu?" Timpal Fino kemudian yang langsung mendapat pelototan tajam dari gurunya.

"Fin," panggil Alvin pelan, lebih tepatnya berbisik.

"Apa, njing?" timpal Fino.

"Gimana? Kita kagak bisa keluar nih,"

"Cari cara lain bego,"

Gurunya kembali berteriak karena melihat gerak gerik Alvin dan Fino yang mengobrol pelan.

"Buset! Ini guru apa makhluk gaib, sih? Tau aja!" Kata Fino pelan. Entah kenapa remaja seperti Alvin dan Fino semangat belajarnya tidak ada sama sekali. Di pikirannya hanya bermain game. Seolah-olah pelajaran itu tidak penting bagi mereka. Sekolah hanya mereka gunakan untuk mencari keramaian, bukan tempat untuk menuntut ilmu. Tak hanya Fino dan Alvin, sebagian remaja lainnya juga mengalami hal kemalasan seperti itu. Mungkin karena perkembangan jaman yang semakin pesat, dan teknologi juga semakin canggih, contohnya saja smartphone. Remaja jaman sekarang lebih suka bermain HP ketimbang belajar. Apalagi maraknya sosial media yang semakin menarik perhatian remaja-remaja saat ini. Ditambahnya game online yang semakin ramai di mainkan oleh remaja saat ini. Sebenarnya boleh saja bermain HP, tapi tetap saja ada batasnya.

"Kalian berdua maju kedepan!" Seru guru matematika itu.

Sebelum maju ke depan, Alvin dan Fino saling mendorong. Hingga membuat guru matematika itu kembali berteriak dengan lantang. Akhirnya mereka maju kedepan.

"Kalian ini mau jadi, apa?!" Pertanyaan guru matematika itu menggema seantero kelas.

"Mau jadi orang sukses bu," kata Fino

"Mau jadi orang kuli bangunan bu," kata Alvin bersamaan.

Sontak jawaban Alvin yang membuat guru matematika itu melotot tajam ke Alvin.

"Pantes suka bolos di jam mata pelajaran saya, jadi kuli bangunan itu bukan cita-cita. Dan kamu Fino--" telunjuk guru itu sembari mengarah ke Fino, "kalo memang ingin menjadi orang sukses, seharusnya kamu perbanyak belajar. Ndak malah bolos terus terusan. Setelah pulang sekolah, kalian berdua ke ruangan saya!" Perintah guru itu yang garang tidak bisa di tolak oleh keduanya. Mereka hanya mengumpat dalam hati.

Fino saja yang otaknya sedikit waras ketimbang Alvin.

Sudah sering kali juga mereka bolak balik ruang BK tetapi tidak mempunyai rasa kapok. Ini sudah menjadi hal biasa. Membolos sekolah, bahkan merokok pun hal biasa. Ini kebiasaan buruk bagi remaja seusia mereka. Pergaulan yang bebas kini semakin marak. Hal-hal yang dulunya buruk sekarang menjadi biasa saja. Perlu adanya tindakan yang lebih tegas lagi. Remaja seusia mereka juga perlu masukan motivasi agar bisa memfilter mana yang baik dan buruk.

COUPLE GOALS (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang