da yang kangen sama Allan, belum nih????
Kesalahan terbesarku ialah, dengan mudahnya aku memberikan hatiku untukmu. Lalu, dengan mudahnya juga, engkau melepaskan ku. Seperti menyingkirkan benda kecil.
--- Alkena Meisella.***
"Berani pacaran ya harus berani menanggung resiko. Resiko apa? Ya sakit hati" ucap Bunda.
"Tapi Bun, kak Alan lama ninggalin aku. Hatiku sakit banget, Bun. Dan nggak jelas perginya kemana. Teman-temannya juga nggak tau bunda," curhat Alkena pada bundanya. Bundanya hanya tersenyum sembari mengelus puncak kepala Alkena. Bundanya kembali mengingat masa-masa mudanya. Teringat masa muda menjadi senyum-senyum sendiri. Hal itu membuat Alkena menatap bingung bundanya.
"Kok bunda senyum-senyum sendiri, sih?" Kata Alkena sembari mendongakkan kepalanya.
"Kemarin kamu kan habis dapet kejutan dari Alan di panggung, banyak yang klepek klepek tuh," goda bundanya.
"Apa sih bunda, nih. Senyum terus lho,"
"Ya bunda keinget sama masa muda bunda dulu. Bunda pernah kok mengalami sakit hati, ketika bunda masih labil. Ya sama persis kayak kamu."
"Terus tindakan bunda, apa?"
"Ya bunda cukup diam aja, mungkin sakitnya cuma dua hari aja, selanjutnya udah biasa. Wajar aja si kalo anak muda pacaran terus sakit hati," kata bundanya dengan lembut.
"Tapi bunda, sakit hati itu nggak enak," rengek Alkena lagi.
"Sebenarnya, bunda juga nggak suka waktu denger kamu jadian sama Alan. Karena kamu masih sekolah, tapi karena kamu udah dewasa, bunda nge-biarin itu semua. Semua ini ada pesan tersiratnya, Al" ucap Bunda seraya mencomot jajanan cokelat buatannya.
Hari ini, Alkena memilih untuk tidak masuk sekolah karena badannya sedikit tidak enak, pemicu salah satunya, pikirannya tidak konsen. Percuma sekolah jika dirinya tidak bisa menghilangkan Alan dari pikirannya.Alkena mengernyit "pesan tersirat?"
Sebenarnya bunda Alkena tidak mau jika putri satu-satunya mengenal tentang cinta. Apalagi cinta dari seseorang yang tidak di kenal. Seperti Alan dengan Alkena.
"Iya, jadi kesimpulannya, kamu jangan percaya lagi sama omongan cowok yang lagi modusin kamu. Masa dia bilang cinta tanpa tahu identitas kamu? Bahkan itu pertama kali ketemu. Kamu sadar tidak, tiba-tiba ada cinta yang tumbuh gitu? Nggak masuk akal, Al" ya mungkin sudut pandang orang tua akan berbeda dengan anak jika mengenai masalah cinta.
"Tapi Bun--"
"Pokoknya bunda pengen yang terbaik buat kamu, jangan mengenal cinta kalo kamu merasa sakit begini. Bunda nggak tega liatnya. Resiko pacaran juga sakit hati. Mending dengerin pesan bunda aja. Apalagi Alan itu belum mengenal kamu. Masa dia tiba-tiba jadikan kamu pacarnya," nada Bunda naik satu oktaf. Orang tua mana yang mau anaknya di sakiti oleh orang lain.
"Dan satu lagi, kalo pacaran pas udah lulus sekolah aja" lanjut Bunda lalu bangkit dari duduknya dan keluar dari kamar Alkena.
.Lalu air matanya keluar begitu saja.
Dengan menangis sesenggukan, Alkena meraih ponselnya. Dia mencoba menghubungi Alan kembali. Tapi tetaplah operator yang menjawab panggilan Alkena.
Memang bener apa kata bunda. Kalo nggak mau sakit hati mending nggak usah mengenal cinta.....gumam Alkena di dalam hati.
Jempol kecilnya memencet aplikasi pesan WA Alan dengannya. Dengan air mata yang berderai, ia membaca memory pesannya dengan Alan.
Manu Rios-nya Alkena
G p
KAMU SEDANG MEMBACA
COUPLE GOALS (REVISI)
Teen Fiction"Jangan nangis di depan gue, gue malah nggak suka. Jangan diulang lagi ya." Nadanya melembut juga pandangannya yang melembut menatap Alkena yang menunduk dengan mati-matian menahan air mata yang hampir lolos itu. Tapi, gadis itu tampak bisa bernapas...