"yuhuuuu, ini pasti jadi liburan yang paling mengesankan" ucap Rere antusias.
Gadis itu segera masuk ke dalam mobil hitam milik Maura. Seperti yang direncanakan kemaren, mereka akan pergi ke Malang tepatnya di Jatim Park 2 atau tempat wisata yang ada di Malang.Perjalanan memakan waktu 2 jam. Di dalam mobil itu mereka bernyanyi riang untuk mengisi kebosanan di dalam mobil. Mereka ada enam orang yang mengikuti traveling singkat itu. Hanya sekedar meluruskan otak otak mereka yang mulai berkelok-kelok layaknya jalan naik ke gunung, yang mampu membuat otak mereka menjadi miring dan butuh asupan kesegaran.
***
Waktu terus berlalu hingga mereka tiba di salah satu tempat wisata di Banjarmasin. Bergegas mereka berenam segera mencari tempat untuk bersantai sebelum berenang di kolam yang berwarna biru terang itu. Sungguh warna air yang menggoda bagi manusia yang kepanasan.
Alkena segera berjalan dengan semangat menuju kamar mandi untuk mengganti pakaiannya dengan pakaian renang yang masih mempunyai batas kesopanan. Tentu saja dengan bando putih yang setia bertengger manis di kepala Alkena, tak lupa di padu dengan kucir kudanya.
Tak lama mereka sudah siap dengan pakaian renang mereka masing-masing. Hanya Alkena saja yang memakai bando putih di antara ke enam sahabatnya itu. Cewek itu memang suka mengenakan bando putih itu. Sepertinya Alkena sudah tidak bisa lepas dengan bando itu. Karena bagi Alkena bando itu sangat berarti untuknya. Salah satu bando pemberian kado ulang tahun kakaknya yang pertama. Namanya Alkuna. Namun, Alkuna sudah tiada lagi di dunia ini. Karena kecelakaan empat tahun yang lalu, mampu merenggut nyawa Alkuna. Alkena tidak mau melupakan Alkuna. Maka dari itu, ia selalu memakai bando putih itu. Ia merasa jika Alkuna akan tersenyum setiap hari di surga jika melihat bando pemberiannya selalu di pakai oleh Alkena. Yah, walaupun itu hanya persepsi Alkena.
Rere mencegah Alkena, "Eh, jangan yang di kolam sana. Itu dalem banget" ucap Rere pada Alkena. Alkena lebih pendek dari Rere.
"Mentang-mentang gue lebih pendek dari elo, sombong betul elo, Re" Alkena mengerucutkan bibirnya.
Setelahnya mereka segera berenang dengan suka, semangat. Seakan-akan ini adalah hari terakhir bahagia. Bukan! Ini adalah hari refreshing otak mereka dari pelajaran yang berbau ilmu pengetahuan. Agar otaknya tidak jebol. Kebanyakan anak jaman sekarang disuruh mengerjakan tugas 5 menit saja sudah berhak mendapatkan istirahat. Banyak mengeluh! Bermain air untuk ukuran mereka memang sangat menyenangkan, bukan seperti anak kecil. Namun, ada kebahagiaan tersendiri.
Alkena terus menciprati air ke wajah Rere yang di balas balik oleh teman Alkena itu. Panasnya matahari rupanya tidak menjadi masalah untuk mereka. Karena air lebih menarik ketimbang panas matahari. Mereka juga mencoba kolam renang anak kecil yang di lengkapi dengan ayunan, seluncuran beserta wadah besar diatas yang airnya akan tumpah jika penuh.
Mereka berenang dengan canda tawa yang mengasikkan. Lama waktu berjalan hingga tidak terasa waktu sudah sangat sore.
"Gue udah kedinginan" ucap Alkena lalu bergegas naik ke daratan. Meninggalkan temannya yang masih asik dengan permainan air kolam itu.
Tentu saja baju Alkena basah kuyup. Bibir gadis itu bergetar karena menahan dinginnya udara yang menembus baju basahnya.
Tapi tiba-tiba Alkena terpaku begitu saja. Langkahnya berhenti. Jantungnya berdetak dengan kencang. Suara bariton itu... Pergerakan Alkena sudah terkunci. Tubuhnya tidak bisa bergerak.
"Jangan pake baju putih kalo renang, gue nggak suka" iya! Suara itu telah membuat Alkena terpaku. Dia kenal betul dengan suara itu. Alan....
Alkena berbalik menghadap kekasihnya. Mengernyit bingung "kakak kenapa ada di sini? Katanya, ada urusan penting?" Tanya Alkena. Dia senang sekali saat Alan tiba-tiba di sini. Menjemputnya.
"Liat, baju lo nerawang gitu, jangan di lihatin ke orang lain. Ke gue aja kalo udah sah nanti" alih-alih menjawab pertanyaan Alkena, cowok itu malah berucap yang bisa membuat Alkena menjadi blushing karena perkataannya. Dan kalimat itu, di ucapkan Alan dengan sangat lembut dan nada keseriusan.
"Jangan di ulang, ya?" lanjutnya. Cowok itu mengeratkan jaket Levis nya pada Alkena. Bilang saja, Alan kini telah memeluk Alkena untuk melindungi tubuh gadis itu dari baju putih menerawang.
Sungguh! Alan tidak mau berbagi!
Alkena hanya mengangguk malu. Dia tidak berpikir sampai ke situ. Baju putih dengan celana legging putih.
Setelahnya, Alan mengantar Alkena menuju kamar mandi. Tak lupa dengan jaket yang terpasang rapat agar tidak melorot yang menutupi tubuh Alkena.
Alan menunggu di luar kamar mandi. Tidak mungkin dia ikut masuk, bukan?
Alan sengaja mengikuti gadisnya secara diam-diam. Dari mulai keberangkatan hingga sore ini. Cowok itu terus mengawasi Alkena dari kejauhan.
Karena sikap terlalu posesifnya, Alan tidak rela jika terjadi apa-apa pada gadisnya. Hingga dia harus mengikuti gadisnya itu. Alan sangat menyayangi Alkena dengan sepenuh hati. Karena satu alasan yang hanya dia dan Tuhan yang tahu.
Tak lama Alkena keluar dengan memakai pakaian hangat. Sweater tebal berwarna abu-abu milik Alan. Sengaja Alan membawakan sweater tebal itu untuk Alkena. Pasti gadisnya akan merasakan kedinginan setelah berenang. Gila! Cowok itu semakin manis saja.
"Cantik" satu kata lagi dari mulut Allan yang mampu membuat pipi Alkena bersemu merah.
"Ih, gombal Mulu dari tadi"
"Lhoo, kok ada Kak Alan?" Tanya Rere tiba-tiba. Ke empat temannya itu juga tidak kalah kagetnya saat melihat Alan yang secara misterius telah berada di sini.
"Dia belajar jadi...." Alkena berpikir dulu "penguntit! Kakak penguntit, ya?!!" Cibir Alkena.
"Bukan! Gue niatnya kesini mau nyari cewek baru," sahut Alan datar yang mampu membuat Alkena memelotot tajam ke arah Alan.
"Mampus lo Al. Cari aja yang baru, kak. Haha! Disini banyak yang seksi-seksi lho kak," goda Rere yang langsung di hadiahi tabokan di lengan oleh Alkena.
"Apa sih, Al?"
"Ngomong apa barusan, lo?!" Kata Alkena dengan jengkel.
Alan cuek. Lalu pergi meninggalkan mereka yang akan beradu mulut. Namun lima langkah saja ia kembali untuk mengambil pergelangan tangan Alkena untuk di tariknya berjalan entah kemana. Temannya hanya bisa melongo karena sifat Alan yang ketus itu.
Sama pacar sendiri aja, cuek. Apalagi sama temennya?
To be continued.....
Follow Ig. @meigasellaap
KAMU SEDANG MEMBACA
COUPLE GOALS (REVISI)
Novela Juvenil"Jangan nangis di depan gue, gue malah nggak suka. Jangan diulang lagi ya." Nadanya melembut juga pandangannya yang melembut menatap Alkena yang menunduk dengan mati-matian menahan air mata yang hampir lolos itu. Tapi, gadis itu tampak bisa bernapas...