32 (REVISI BANGET)

9.5K 405 1
                                    

Alkena mendesah lega karena sudah tiga hari yang lalu hingga saat ini, Alan tidak menampakkan batang hidungnya di hadapan Alkena. Berarti, rencana Alkena berhasil membuat Alan menjauh darinya. Hidupnya bebas tanpa Alan yang selalu merusuhi hidupnya lagi. Benar-benar bebas.

"Gue berhasil, Re. Hidup gue bakalan tentram terus tanpa adanya si benalu" ucap Alkena pada Rere.

Namun, di sisi hatinya lain merasakan kekosongan.

Rere sedikit tidak percaya dengan omongan Alkena.

Kak Alan menyerah? Nggak banget! Gue nggak percaya, kalo kak Alan nyerah semudah itu cuma gara-gara rencana receh Alkena....batin Rere.

"Re, kok Lo bengong sih?! Lo dengerin gue cerita kan?" Ucap Alkena yang mengejutkan Rere dari lamunannya.

Rere mengerucutkan bibirnya "iya, iya elah. Gue dengerin. Selamat atas keberhasilan Lo" ucap Rere malas. Tapi, tetap saja membuat Alkena tersenyum bahagia atas kemenangannya itu. Tapi, di sisi lain hati Alkena, ada hati yang merasakan kesepian saat Alan tidak mengusik gadis itu. Tapi itu semua tertutupi oleh sikap benci Alkena pada Alan. Entah kenapa Alkena membenci Alan. Tentu saja karena amnesianya itu.

Alkena masih menjalani pemulihan untuk mengembalikan ingatannya. Entah berapa lama lagi gadis itu hidup dengan penyakit amnesianya.

***

Alkena merasakan kebahagian yang luar biasa, sudah seminggu Alan tidak kunjung menampakkan batang hidungnya. Di sekolah, dia juga tidak melihat Alan sama sekali. Alkena sudah berasumsi jika Alan pindah sekolah jauh darinya. Itu berarti tidak ada penganggu lagi di hidupnya. Hingga berhari-hari Alkena menjalani kehidupannya seperti manusia normal biasa. Tapi, di kemudian hari yang terus beriringan waktu dan detik, Alan telah menampakkan batang hidungnya. Seperti saat ini, dia telah duduk di samping Alkena dengan senyuman yang menyebalkan bagi Alkena. Lagi dan LAGI bersama senyuman yang menyebalkan bagi Alkena. Tentu saja gadis itu menghela nafas kasar.

"Lo?!!" Pekik Alkena. Hampir saja ia tersedak pentol yang akan masuk kedalam mulut kecilnya disertai pelototan mata yang tajam.

Alan tersenyum manis, bahkan sangat manis. Sampai membuat seluruh penjuru kantin menikmati kemanisan yang terukir di senyuman Alan. Hanya melihatnya saja sudah terasa manis, apalagi mencobanya. Ehhh!!!!

"Kenapa? Kangen gue?" Ucap Alan disertai senyuman jahil. Alan sangat merindukan gadis yang berada di hadapannya saat ini.

Alkena melotot seraya bergidik ngeri "idiihh, ngapain gue kangen elo. Emang Lo siapa?" Ucap Alkena seraya melihat Alan dengan jijik. Seolah-olah Alan adalah ingus-nya orang gila yang harus di jauhi dan tentu saja menjijikkan. Hei! Alkena tidak boleh seperti itu!

Dan ucapan Alkena sedikit melukai Alan. Iya, hanya sedikit. Karena, Alan sudah terbiasa dengan mulut pedas Alkena sehingga membuatnya sudah sedikit kebal. Tapi, satu detik kemudian, tatapan mata Alan berubah menjadi dingin. Sedingin es kutub Utara dan Selatan. Memandangi Alkena dengan tajam, bahkan mampu membuat nyali Alkena menciut.

"Lo itu cewek gue! Apa salahnya gue memperhatikan lo?! Walaupun lo hilang ingatan, gue masih tetep sayang sama lo. Nggak bisa kah lo menerima kehadiran gue di sisi lo?" Ucap Alan dengan tegas. Nada bicaranya sedikit meninggi. Untuk memberi penegasan pada Alkena, jika gadis itu hanya miliknya. Dan hal ini telah menarik perhatian pengunjung kantin. Tentu saja para fans Alan sungguh penasaran dengan apa yang di lakukan oleh Alan saat ini.

Merasa gengsi, Alkena bangkit dari duduknya dan langsung menggebrak meja di hadapannya dengan keras. Dia tidak mempedulikan tatapan para fans Alan yang memandangnya tidak suka. Dia sudah tidak menganggap jika di dalam kantin banyak orang. Emosi Alkena kalut karena nada Alan yang sedikit meninggi. Dan Alkena hanya menganggap jika di dalam kantin hanya ada dirinya dan Alan. Bahkan, dia tidak memperdulikan Rere, sahabatnya, yang mencoba menenangkan emosi Alkena yang kalut itu.

"Cewek Lo?!!!" Bentak Alkena di hadapan Alan seraya menunjuk Alan dengan jari telunjuknya "kalo emang bener gue cewek Lo, kenapa gue malah berasa jijik ngeliat Lo, ha?!!! Seharusnya kan gue punya kilasan memori tentang kita walaupun itu cuma dikit. Kayak di novel yang sering gue baca!! Hell nooo!!!! Wake up dude! Jangan kebanyakan mimpi deh! Lo itu, cuma orang asing yang tiba-tiba dateng di kehidupan gue, lalu ganggu hidup gue. Ngerti nggak looo?!!!" Ucap Alkena berapi-api. Dan sungguh! Ini membuat seluruh isi kantin tercengang karena omongan kasar Alkena.

Alan menggeram pelan "lo hidup di dunia realitas, bukan di dunia pernovelan" ucap Alan tegas. Cowok itu masih berusaha sabar. Sebenci apapun Alkena padanya, dia masih mencintai gadis itu. Masih menyayanginya. Tidak mudah melepaskan Alkena begitu saja.

"Bacot lu! Denger ya! Mending Lo jangan ganggu gue!!! Gue nggak mau marah terus ama Lo, bikin tambah dosa aja" ucap Alkena ketus  seraya memalingkan wajahnya. Enggan menatap Alan.

Menyadari Alan belum beranjak dari tempatnya, Alkena kembali berujar ketus "kenapa Lo masih disini?!! Belum puas Lo permaluin gue di depan umum?!! Belum puas?! Iya?!! Pergi Lo!!! Cewek lo yang kayak rainbow cake kemarin ngelabrak gue, bikin image gue turun aja," Dan pada akhirnya nada itu naik satu oktaf.

Alan hanya menatap tajam Alkena. Yang membuat seluruh isi kantin yang melihat adegan Alan itu hanya bergidik ngeri. Takut Alan berbuat sesuatu di luar batas kemampuan seorang perempuan. Karena mereka sangat hafal dengan Alan. Tapi apakah Alan Setega itu pada Alkena?

Tapi ekspetasi tidak se-nyata realitas!!!

Ketika Alkena mengucapkan ingin pergi, Alan langsung mencekal pergelangan tangan Alkena sehingga gadis itu meronta minta di lepaskan. Tapi Alan menghiraukan rintangan Alkena. Seberapa kuat tenaga Alkena meronta itu hanya kecil bagi Allan. Tidak ber-efek apapun! Goyah pun tidak!!!

"Lepas, bego!!!" Teriak Alkena lantang seraya meronta seperti cacing kepanasan.

Alan segera menarik Alkena mendekat. Cowok itu harus menunduk penuh untuk melihat Alkena yang lebih pendek darinya. Dengan cekatan, dia menangkup kedua pipi gembul Alkena. Hingga membuat Alkena sulit bernafas, karena jarak Allan dan Alkena sangat dekat hingga dia bisa merasakan hembusan napas Alan yang beraroma mint dan Citrus. Nyali Alkena menciut! Tubuhnya tidak bisa digerakkan. Seolah-olah sudah terhipnotis oleh tatapan Alan. Tentu saja, seluruh penjuru kantin tercengang luar biasa. Semua cewek pengen di posisi Alkena. Tapi mengapa Alkena menolak posisi itu?

Alan mulai angkat bicara "udah ngomelnya?" Tanya Alan lembut. Lagi dan LAGI penjuru kantin tercengang kesekian kalinya. Mereka salah, mereka mengira jika Alan akan memukul Alkena, tapi Alan malah berkata dengan lembut. Semakin membuat cewek terpekik histeris di dalam hatinya. Dan Alkena, gadis itu tetep bungkam.

"Sama, gue juga sayang sama lo. Gue juga cinta sama lo. Gue juga rindu sama lo. Pokoknya serba lo, lo dan lo, gue kangen" ucap Alan lembut dan tanpa di duga-duga, Alan mencium ubun-ubun kepala Alkena. Alkena melotot, kakinya lemas. Semua penjuru kantin terpekik keras. Ingin rasanya gadis itu menenggelamkan kepalanya di laut saat ini juga.

Ayo Al, tendang cowok itu! Tendang kakinya, tendang tulang keringnya!!

Alkena ingin sekali membunuh Alan saat ini. Ingin sekali gadis itu mencincang-cincang Alan saat ini. Betapa malunya gadis itu di tengah-tengah umum. Alan sudah mempermalukan dirinya kesekian kalinya.

Tapi, kalimat itu hanya mampu di ucapkan dalam hati. Dia sudah mirip dengan patung. Hanya diam karena ciuman Alan yang cukup membuat nyali Alkena menciut.

To be continued.....

iG @meigasellaap biar langsung follow Yoo!!!

COUPLE GOALS (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang