Aku rindu sikapmu yang dulu. Sikap yang selalu membuat diriku melayang terbang ke angkasa --- Allan Delbert Wijaya.
***
"Aiihh, Lo kenapa ngikutin gue dari tadi, sih?!" Ucap Alkena garang pada cowok bertubuh atletis yang sedari tadi mengikutinya. Alkena sangat risih dengan cowok itu.
"Gue cuma mau pastiin, kalo lo pulang dengan selamat sentosa, adil, dan makmur," ucap Alan dengan nada yang cukup miris. Dia sangat merindukan gadisnya yang dulu. Sangat, sangat dan sangat. Namun, ada nanda candaan dalam kalimatnya.
Alkena hanya mengangkat satu alisnya.
Cowok gila! ..... Batinnya.
"Please deh, jangan ikutin gue lagi. Nanti emak lampir, eh ralat senior gila gebetan lo itu malah nge-labrak gue" ucap Alkena ketus dengan emosi yang menggebu-gebu karena Alan yang terus mengikutinya sampai perempatan jalan. Wah, gila aja tuh Alan!
Tatapan tajam Alan muncul kembali. Mata elang itu menilik manik mata Alkena yang terdalam, di sertai gigi gemerletuk dan rahang yang mengeras. Sifat itu muncul kembali.
"Bisa nggak, hargai usaha gue dikit aja?" Alan berucap ketus pada Alkena. Yang membuat Alkena sedikit merasa tertantang. Karena nada ketus Alan padanya.
"Usaha apa?! Lo yang deketin gue, tapi gue nggak suka sama Lo! Jadi gue minta tolong sama Lo, tolong jangan gangguin hidup gue"
Alan hanya menatapnya datar, tapi Alkena tampak tidak peduli.
"Gue suka gangguin idup lo," kata Alan mantap yang membuat Alkena langsung mendelik tajam ke arah Alan. Seolah-olah gadis itu akan membunuh Alan saat ini.
"Gue laporin ke pihak yang berwajib,"
Dengan santainya Alan menjawab, "laporin aja, bilang sama pak polisinya kalo lo cewek gue yang paling cantik," kata Alan sembari merangkul pundak Alkena. Alkena berusaha melepaskan tangan itu dari pundaknya, namun hasilnya nihil. Ia tidak sekuat Alan. Alhasil Alkena mencak-mencak sendiri dalam pelukan Alan.
"LO TUH PENGANGGU!" teriak Alkena dengan keras sembari berusaha melepaskan rangkulan tangan Alan. Alan yang terkejut lengah sehingga Alkena bisa melepaskan dari rangkulannya.
Dan ucapan Alkena itu mampu membuat hati Alan tersayat. Detak jantungnya seakan terhenti saat ini juga. Itu adalah ucapan telak dari gadisnya. Ingin saja Alan menendang tiang listrik saat ini juga. Tapi dia masih punya harga diri, ini masih di tempat umum. Tidak sepantasnya dia marah di tempat umum, bukan?
Tapi, Alan tidak akan pernah menyerah untuk meluluhkan hati Alkena yang berubah menjadi singa betina. Hanya karena Alkena mengindap amnesia, Alan tidak akan pernah melepaskan gadisnya itu.
Tiba-tiba Alan menarik pergelangan tangan Alkena untuk menuju tempat yang lebih sepi untuk membicarakan beberapa hal pada Alkena. Setidaknya sedikit membantu Alkena untuk mengingatnya kembali. Karena, sumpah demi apapun! Allan sangat merindukan sikap Alkena yang dulu. Sikap yang mampu membawanya terbang ke langit terakhir.
Tentu saja Alkena meronta karena tarikan Alan yang begitu tiba-tiba. Tapi apalah daya, kekuatannya lebih kecil dari pada Alan.
"Lo nggak ingat sama sekali sama, gue?" Ucap Alan kembali melembut. Entah kenapa terbangnya sifat ketusnya yang baru saja muncul.
Alkena menatap Alan dengan penuh kebencian "heh!!! Denger ya! Gue nggak kenal sama lo, kak! Sama-sekali-nggak-kenal!! Jadi stop! Untuk ganggu hidup gue!!" Ucap Alkena dengan emosi yang sudah siap untuk meledak saat ini juga.
Alan hanya menatap datar Alkena. Tuh kan! Muncul kembali sifatnya!
Raut muka Alan tidak terbaca sama sekali. Cowok itu hanya bisa diam. Hingga suara Alkena telah terdengar kembali di telinganya.
"Gue bisa nyakitin lo, kalo Lo masih gangguin gue. Gue bakal bunuh Lo, Sampek tujuh turunan. Lo nggak takut sama gue? Gue ini psycopat gila!!" Ancam Alkena yang terdengar lucu dan menakutkan.
Alan tidak bisa menahan tawanya. Cowok itu telah tertawa terpingkal-pingkal karena ucapan Alkena yang cukup menggelikan saat terdengar oleh telinganya. Bagaimana bisa, ancaman itu terdengar sangat lucu di telinga Alan.
Alkena merasakan bingung yang luar biasa, karena cowok di hadapannya saat ini tidak merasa terancam sama sekali. Apa perkataannya kurang mengejutkan? Oke! Dia akan mencoba yang lain. Matanya melirik kesana dan kesini. Mencari sesuatu yang dapat membuat Alan takut padanya.
Mata Alkena berbinar saat melihat tongkat kayu yang cukup besar. Lalu, gadis itu segera mengambilnya dan kembali ke hadapan Allan kembali.
Dengan sombong dia berkata "nih liat! Gue bawa kayu besar! Kalo elo nggak minggir Sekarang juga, gue bakal hantamin kayu ini ke kepala Lo! Cepet pergi!!!" Usir Alkena dengan nada garangnya.
Tapi Alan juga tidak bergerak sedikitpun dari posisinya. Mata elang itu menatap tajam Alkena LAGI. Tapi wajah tampan itu tidak terlihat jika sedang marah. Lalu, tatapannya kembali melembut.
Tiba-tiba dia membungkukkan badannya penuh, karena Alkena yang terlalu pendek darinya. Menjejarkan tingginya dengan Alkena. Wajahnya begitu dekat dengan gadis berbando putih itu. Hingga Alkena mampu merasakan deru nafas Alan yang membara. Nyali Alkena menciut. Dia memejamkan matanya. Seolah-olah dia pasrah akan perbuatan Alan selanjutnya kepadanya. Alkena menduga jika Alan akan.......menciumnya. Badannya sudah membeku, tidak dapat bergerak lagi. Seharusnya dia mendorong Alan menjauh bukan? Tapi seluruh badan Alkena lemas seketika. Detak jantungnya berdetak dengan kencang. Dia hanya bisa berdoa, semoga saja, Alan tidak mendengar degup jantungnya yang keras.
"Ayo pukul saya" ucap Alan yang berhasil membuat Alkena tersipu malu. Malu karena Alkena mengira jika Alan akan menciumnya. Tapi ternyata, ZONK! Alan tidak menciumnya! Dasar kepedean! Rasanya Alkena ingin menenggelamkan cowok ini sampai ke dasar laut.
Cowok itu malah menyuruh Alkena memukulnya. Ini sebuah penawaran yang manis, bukan?
Ayo Alkena hantam kepala cowok itu! Ayo pukul dia biar mampus! Biar nggak gangguin kamu terus! Ayo Al! Lo pasti bisa
Tapi.....
Tongkat kayu itu terjatuh seketika karena ketidaksadaran Alkena. Dia tidak bisa berpikir jernih.
Golok mana golok! Gorok leherku ya Allah!
Dia sangat malu sekali dengan Alan.
"Lo mengharapkan ciuman dari gue?" Ucap Alan yang dapat membaca raut wajah Alkena. Dan pertanyaan itu, mampu membuat Alkena blushing! Anjir! Ketangkep basah!
"Idihhhh, pede amat! Amat aja nggak pedes-pedes amat kok!!" Ucap Alkena menahan malu. Cepat-cepat gadis itu berlari meninggalkan Alan terlebih dahulu.
Kemana aja! Yang penting hilang dari hadapan Alan!
Alan hanya menggeleng melihat tingkah malu Alkena yang begitu menggemaskan. Ingin sekali dia mengacak rambut itu dengan gemas. Kebiasaannya dahulu. Dia juga rindu dengan kebiasaan saat mengacak rambut Alkena.
"Selain jadi cewek pembangkang, lo juga mengerikan seperti boneka Hello Kitty yang menggemaskan" ucap Alan setelah melihat punggung Alkena yang mulai hilang di belokan jalan. Cowok itu sempat terkikis geli melihat Alkena.
To be continued...........
Hoho! Komen yoooo!!!!! Beri semangat gue gengssss. JANGAN LUPA FOLLOW IG.
KALO NIAT IKUT GABUNG GRUP CERITA GUE. LINK WA ADA DI BIO INSTAGRAM YEEEEE. HAPPY READING 💛💚❤️🖤💙💙🧡
KAMU SEDANG MEMBACA
COUPLE GOALS (REVISI)
Teen Fiction"Jangan nangis di depan gue, gue malah nggak suka. Jangan diulang lagi ya." Nadanya melembut juga pandangannya yang melembut menatap Alkena yang menunduk dengan mati-matian menahan air mata yang hampir lolos itu. Tapi, gadis itu tampak bisa bernapas...