35

10.6K 440 11
                                    

Semenjak kejadian tawuran tiga hari yang lalu, Alan tidak pernah muncul kembali di hadapan Alkena. Entah kemana. Hal ini sudah menjadi kebiasaan Alan ketika Alkena belum terkena amnesia dadakan. Sebenernya siapa Alan itu? Tidak ada yang tahu kecuali Allah dan Alan.

Semenjak kejadian tawuran itulah, Alkena juga takut terjadi apa-apa dengan Alan. Karena Alan tidak mengunjunginya sama sekali. Biasanya jam istirahat seperti ini Alan akan datang mengganggunya di kantin seperti biasa.

Rupanya gadis itu melupakan rasa bencinya terhadap Alan. Karena kondisi Alkena yang semakin membaik. Sedikit demi sedikit kilasan masa lalu Alkena mulai mengalir dengan baik. Terlihat dari tingkah lakunya yang sedikit demi sedikit berubah.

Tapi Alkena terkadang juga tenang saat mengingat jika kemaren Alan tidak masuk sekolah beberapa hari. Iya, terkadang keinginan seperti itu muncul dibenak Alkena. Keinginan tidak melihat Alan.

Paling dia suka bolos sekolah. Kemaren juga sempet ilang gitu,kan? Bodo! Kenapa gue peduli banget sama dia? Tapi ini udah tiga hari dia bolos sekolah. Apa kak Alan mati ya?? Ya Allah ngaco banget sih guee

Dan lamunan Alkena di buyarkan oleh Rere "Al, sebelah elo" ucap Rere pelan. Spontan membuat Alkena menoleh ke samping. Detik kemudian, Alkena berjingkat kaget saat tahu siapa yang duduk di sebelahnya itu "eh Kolor ijo, genderuwoo!!" Pekik Alkena terkejut seraya memegangi dadanya, takut jika jantungnya akan berlari keluar.

Alan hanya terkekeh geli "mikirin gue ya? Keliatan kok dari raut wajahnya yang mudah di tebak gitu" ucap Alan santai seraya melihat Alkena yang mengernyit karena perkataanya.

Alkena memutar bola matanya malas "ihhh, Ge-er amat sih jadi orang. Amat aja nggak Ge-er banget kok" ucap Alkena ketus. Lebih tepatnya, untuk menutupi rasa malunya karena ketangkep basah di hadapan Alan. Tentu saja Alkena malu.

"Gue suka lo kalo lagi cemberut gitu, kayak ada manis-manisnya gitu" dan perkataan Allan itu mampu membuat Alkena tersenyum kecil.

"Kemarin lo udah manggil make sebutan aku-kamu, gue seneng dengernya, dan sekarang make lo-gue lagi," kata Alan lagi.

"Dan lo--" katanya sembari menujuk Alkena sebelum melanjutkan perkataannya, "manis banget sekarang,"

Sementara Rere, dia sadar jika dirinya menjadi obat nyamuk. Dia berinisiatif untuk pergi meninggalkan Alan dan Alkena.

"Suka gombal ya, Abang gojek?" Tanya Alkena seraya menahan tawanya agar tidak pecah.

Alan pura-pura cemberut "kok Abang gojek sih? Seharusnya itu, pangeran berkuda besi" ralat Alan.

"Kuda besi? Dimana-mana pangeran itu berkuda hewan, bukan besi"

"Gue pangeran jaman now, dan lo milik gue" ucap Alan tidak menyambung di kalimat keduanya "tetep stay di hati ini ya. Kalo lo pergi, hati ini akan kesepian. Karena separuh jiwa gue udah ter tanam di hati lo" lanjut Alan.

"Ihhh geliiiiiiii" ucap Alkena seraya bergidik ngeri dengan menahan tawanya karena perkataan Alan yang cukup menggelikan itu. Seperti ada kupu-kupu yang berterbangan di perut Alkena.

Tiba-tiba Alkena mengubah topik pembicaraannya "gue nggak bakal marah lagi sama Lo" ucapnya santai dengan tangan yang mengaduk-aduk es jeruknya.

Tentu saja Alan terheran-heran karena perkataan itu. Singa betina yang garang berubah menjadi kelinci yang lembut dan juga manis seperti seringaian bulu angsa yang sangat lembut.

"Lo dengerin gue ngomong nggak? Gue nggak bakal marah lagi sama Lo. Gue bakal coba buka hati buat elo" ucap Alkena dengan malas dan ketus karena Alan tidak menanggapi perkataannya.

Alan tertegun sedetik lalu tersenyum lebar "lo...lo serius? Nggak ngimpi kan gue?" Ucap Alan pada Alkena. Lalu, cowok itu menepuk pipinya sendiri. Ini mimpi atau tidak. Sakit! Brati ini bukan mimpi.

Dan Alkena hanya mengangguk.

"Ka-kalau gitu harus kita rayakan ini" ucap Alan tergagap diselingi hati yang cukup gembira karena perkataan Alkena. Hatinya sudah tumbuh bunga yang bermekaran. Lalu, cowok itu segera bangkit dari duduknya dan berteriak lantang pada pengunjung kantin "KHUSUS HARI INI, SEMUA YANG BAYAR MAKANAN KALIAN GUE. TERSERAH KALIAN MAU AMBIL APA AJA. GUE BAKAL BAYAR SEMUA. KALO PERLU GUE BELI SE-KANTINNYA JUGA" dan teriakan itu mampu membuat pengunjung kantin heran sebelum Allan melanjutkan perkataannya "KARENA HARI INI, ALKENA UDAH MAU BUKA HATI BUAT GUE SETELAH MASA AMNESIANYA" lanjut Alan mantap. Pengunjung kantin ingin berteriak gemuruh, ketika mendengar nama Alkena disebutkan teriakan gemuruh itu di simpan rapat-rapat. Tentu saja mereka tidak suka jika Alan bersatu kembali dengan Alkena. Peluang untuk mendapatkan Alan jadi makin sempit bahkan sudah hangus musnah.

Dan Alkena hanya mampu menarik-narik baju Alan agar cowok itu menghentikan aksi gilanya. Ini membuat Alkena malu untuk kedua kalinya.

Alan tahu kode itu, lalu tangan kekar Alan menepuk-nepuk puncak kepala Alkena yang dihiasi bando putih "one fine day, baby. Makasih udah mau inget masa lalu kita lagi" ucap Alan lembut.

"Ih lebayyy!" Ucapan Alkena meninggi tapi tidak di Sertai emosi yang melingkupi dirinya. Dia tidak marah.....

Ketika teringat suatu hal, senyuman Alan memudar. Langsung saja dia menarik Alkena untuk berdiri dan di bawanya menjauh dari keramaian. Hingga langkah kaki Alan yang lebar telah membuat Alkena bersusah payah untuk menyamakan langkahnya dengan Alan. Sampai mereka tiba di taman belakang sekolah yang kebetulan dekat dengan kantin.

"Ih lepas, kak! Apaan sih?!" Gumam Alkena jengkel karena Allan yang main tarik paksa dirinya.

"Gue mau tanya, kenapa lo tiba-tiba bilang gitu?" Nada bicara Alan tegas dan menyiratkan keseriusan.

"Gue kasian sama Lo, lo terus ngejar gue. Udah itu aja kok" ucap Alkena santai "karena mungkin, gue udah jatuh cinta juga sama Lo atau sedikit demi sedikit ingatan gue kembali," dan kalimat terakhir itu diucapkan dengan menunduk malu.

"Jatuh cinta? Lo serius? Jadi lo jatuh cinta yang kedua kalinya sama gue?

Alkena hanya mengangguk malu.

"Jangan salah mengartikan rasa perhatian dan cinta, Al. Karena dua kata yang berbeda itu sangat mirip jika di bandingkan artinya. Bahkan lo mencintai gue karena lo kasihan dengan gue? Itu salah Al, gue ingin di cintai lo dengan hati, bukan dengan rasa kasian. Jika lo belum tahu apa arti cinta sesungguhnya, mending lo jangan bilang cinta dulu deh. Takutnya nanti lo nyesel lho Al. Gue bakal nunggu sampai lo bener-bener cinta sama gue seiring jalannya waktu. Dan cinta itu bukan dibalas dengan rasa kasihan, gue ingin hati lo milik gue seutuhnya, Al. Bukan paksaan dan dan semacamnya" ucap Alan tegas.

Dan benar apa kata Alan, dia juga tidak tahu, mengapa dia mengatakan hal itu. Tapi hatinya berteriak jika kata IYA adalah pilihan yang cocok dari nasihat Alan yang panjang kali lebar itu.

Alkena mengangguk mantap "nggak!!! Gue emang cinta sama Lo" ucap Alkena mantap yang membuat Alan tertegun sedetik lalu digantikan oleh senyuman hangat.

"Gue pegang omongan lo ini" ucap Alan dengan senyuman yang terus mengembang.

Alkena menaikan satu alisnya "siapa takut?" Ucap Alkena sombong.

Dan dua anak manusia itu telah bersatu kembali walaupun Alkena yang sedang bersusah payah berjuang untuk memulihkan ingatannya kembali.

To be continued.....

Minta pendapat soal cerita ini dong?? Biar semangat nulis lagi akuuuuuu.

KOMEN YANG PANJANG YOOOO

COUPLE GOALS (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang