Sava sempat berpikir 'mungkin ayah dan bunda takut kalau aku merasa dikucilkan dan dianak tirikan karena aku tidak pernah minta apapun darinya bahkan untuk membeli keperluanku pribadi'
Saat ia sedang asik bernostalgia tiba tiba kamarnya terbuka menampilkan bundanya yang baru pulang kerja karena masih memakai jas putihnya."Lihat apaan sih kak?"
Sava menggeleng dan tersenyum ke bundanya.
"Lagi nostalgia pasti?" Tebak bundanya, dan sava hanya mengangguk melihat atap kamarnya.
"Kapan dihias"
"Nanti dulu"
"Kalau udah nikah" sava mengangguk dan menyunggingkan bibir mendengar ucapan bundanya, sedangkan bundanya berdecak sebal
"Ih kelamaan kak, besok libur kan? Kenapa gak besok?"
"Besok aku ngajar temen aku"
"Ngajar? Jadi guru sekarang ? Katanya mau jadi ahli bedah"
"Ngajar biologi doang Bun, lagian aku bukan guru tapi siswa"
"Ngajar dirumah?" Sava mengangkat kedua bahu pertanda kalau ia tidak tau.
"Cewek apa cowok?"
"Cowok"
"Udah gak deg degan kalo deket sama cowok?"
"Doain aja nggak"
"Amiiin, kalau jantung kamu copot gimana?"
"Ya diambil bawa ke rumah sakit biar dipasangin dokter" indah terkekeh mendengar ucapan putrinya.
Tak terasa hari sudah petang, kini sava berdiri menikmati angin malam di balkon kamarnya sambil melihat bintang yang menghiasi langit.
Hal itu sering dilakukannya karena sangat menenangkan hati dan menjadi mood booster selama ini.
Tak lama kemudian ponsel nya berbunyi."Besok gue jemput" sava menaikkan sebelah alisnya, untuk apa elang besok menjemputnya?
"Ngapain?"
"Belajar biologi, lupa?"
"Oh"
hanya itu yang sava ketik terakhir kalinya karena ia tidak ingin diganggu saat melihat bintang di langit, tetapi elang masih saja mengirimi chat yang gak penting."Lagi ngapain?"
"Lihat bintang
DAN LO GANGGU AKTIVITAS GUE ELANG RADITHYA WARDANA DAYLON""Sorry😞" sava tidak membalas ia hanya read pesan elang. Akhirnya ia memutuskan merebahkan diri di balkon dengan telapak tangan sebagai bantalan supaya lebih enak melihat langit dan bintang
Tak lama kemudian ponsel sava berbunyi, ia langsung mengangkat tanpa melihat siapa yang menelpon.
"Night sava" sontak sava membuka matanya lebar lebar melihat ponsel nya untuk memastikan siapa yang menelpon.
"Ngapain Lo nelpon gue ?"
"Sorry deh kalo gue ganggu tadi, tapi sekarang nggak kan"
"Tetep aja ganggu"
"Sekarang gue telepon, jadi mata Lo bisa fokus lihat bintang di langit dan gue nggak ganggu"
"Serah lo, tujuan Lo apa nelpon"
"Kangen aja, gak boleh?" Sava menggeleng kuat dan melihat ponselnya seakan akan itu adalah elang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Datang Dan Pergi
Teen FictionAku tidak tau tentang dirimu, tetapi takdir telah mempertemukan kita tanpa sengaja sehingga aku mengenalmu lebih jauh, lebih dari apa yang aku bayangkan dan itu semua membuatku berharap lebih padamu. Tetapi disaat aku nyaman kamu malah pergi seenakn...