Sinar mentari menembus tirai milik sava membuatnya menggeliat seperti cacing. Entahlah pagi ini ia merasa malas bangun padahal ia tau harus berangkat sekolah.
"Sava" sava melihat disampingnya sudah ada bundanya yang berkacak pinggang.
"Lihat kasur kamu? Darah semua"
Sava bergegas bangun dan membereskan tempat tidurnya sedangkan indah hanya menggelengkan kepalanya. Sava segera ke toilet untuk bersih bersih.
"Ma?" Kata sava saat melihat bundanya masih dikamarnya.
"Hmm"
"Sumbangan pembalut dong, stok aku habis" indah terkekeh melihat anaknya yang masih dikamar mandi dengan melihatkan kepalanya saja.
"Bentar" kata indah dan bergegas ke kamarnya sedangkan sava menunggunya di dalam kamar mandi sambil bersenandung kecil, walaupun ia tau itu pamali.
Tak lama kemudian indah membawakan pembalut dan bergegas menyiapkan sarapannya sedangkan sava bersiap dan menyusul bundanya untuk segera sarapan.
"Kak ditungguin di depan" sava hanya menaikkan sebelah alisnya melihat dara yang terkekeh, sava tak menggubris ia segera duduk dan sarapan.
Tak lama kemudian ponselnya berbunyi menandakan adanya panggilan.
"Iya?"
"Aku ada didepan rumah"
"Eh? Udah sembuh? Bentar ya"
"Iya santai aja aku tungguin"
Sava mematikan ponselnya dan segera menghabiskan sarapannya sedangkan Indra hanya menaikkan sebelah alisnya melihat sava yang buru buru.
"Pa aku berangkat duluan ya" pamit sava dan tak lama kemudian diikuti Dara.
Saat mereka keluar dari rumah, mereka melihat elang dan Dafa yang berada di samping kendaraan masing masing. Sava melihat dara sebentar lalu menghampiri Dafa.
"Kak anterin aku aja yuk, kak sava udah sama bang Dafa" jelas Dara dan dibalas anggukan oleh elang. Sedangkan sava hanya diam melihat adiknya yang bersiap naik ke motornya elang.
Kok sakit ya liatnya batin sava lalu mengajak Dafa supaya segera berangkat daripada harus melihat elang main drama lagi seperti kemarin.
Dara terkekeh melihat sava dan elang. Sava kakaknya yang sok datar dan mengajak Dafa berangkat sedangkan Elang ingin melihat kepergian sava tetapi gengsi dan memilih melihat taman rumahnya. Kadang cinta selucu ini ya?
"Bang, kenapa?" Tanya dara dan dibalas gelengan oleh elang.
"Dara tadi bercanda kok, kalo bang elang mau berangkat, berangkat aja duluan"
"Lo ga jadi minta anter?" Dara terkekeh dan menggeleng.
Tak lama kemudian kedua orang tua sava keluar sedangkan elang mengeluarkan barang dari dalam tasnya dan memberikannya ke indah, membuat wanita itu menaikkan sebelah alisnya melihat elang.
"Heh!!! Ini istri saya, kasih apa kamu?" Tanya Indra membuat elang menelan salivanya sendiri.
"Iya om saya tau, ini buat sava anak om bukan buat Tante" jelas elang
Indah terkekeh melihat suaminya yang cemburu gara gara remaja labil seperti elang padahal ia tau kalo laki laki ini menyukai anaknya. Setelah mengetahui isi kresek tersebut, indah menaikkan sebelah alisnya melihat Elang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Datang Dan Pergi
Teen FictionAku tidak tau tentang dirimu, tetapi takdir telah mempertemukan kita tanpa sengaja sehingga aku mengenalmu lebih jauh, lebih dari apa yang aku bayangkan dan itu semua membuatku berharap lebih padamu. Tetapi disaat aku nyaman kamu malah pergi seenakn...