Sinar mentari menembus tirai kamar sava, membuatnya menggeliat seperti cacing. Ia memutuskan untuk segera mandi, entahlah padahal ini hari libur dan harusnya ia masih menikmati tidurnya tetapi hari ini ia sangat semangat mengawali hari.
Setelah selesai, sava memutuskan untuk ke bawah mencari sarapan. Saat menuruni tangga sava melihat ruang tamunya yang ramai.
'mungkin tamunya bapak negara' batin sava dan segera ke dapur.
Saat mau membuka kulkas sava cukup kaget karena bahunya dipukul seseorang membuat ia balik badan untuk melihat siapa yang memukulnya.
"Sorry, mukulnya terlalu keras" kata dara yang terkekeh sedangkan sava mengusap usap bahunya.
"Apa?" Tanya sava
"Ada kakak gemes" sava menaikkan sebelah alisnya melihat adiknya sedangkan dara berdecak sebal karena kakaknya tidak bisa menebak orang yang dimaksudnya.
"Kak elang"
"Hah! Ngapain?" Dara mengangkat kedua bahunya lalu pergi meninggalkan sava yang berada di dapur.
Sava segera ke ruang tamu untuk mengecek kebenaran karena ia takut dara yang asal ngomong. Dan ternyata benar, elang sedang duduk ditemani ayah dan bundanya. Ia tidak ingin mengganggu obrolan mereka, akhirnya sava memutuskan untuk bersembunyi dibelakang tembok. Sava heran juga karena tumben sekali ayahnya mau menyempatkan waktu untuk mengobrol dengan elang yang notabenenya orang gak penting bahkan orang asing.
"Maafin sava ya elang kalo sifatnya terlalu pendiem" kata indah
"Ah enggak Tante, sava kalo sama saya gak pendiem kok. Dia orangnya to the point malahan"
"Serius?" Tanya indra dan dibalas anggukan oleh elang.
"Wah jangan jangan sava suka lagi sama kamu"kata indra
"Iya soalnya sava kalo ngomong sama orang singkat banget, kalo penting doang malahan. Berarti kamu itu penting bagi dia" kata indah
Mendengar percakapan 3 manusia ini membuat sava mengusap dadanya.
'kenapa ibu negara pakai bilang gitu sih. Bikin gue malu' batin sava
" Yaudah saya jemput sava dulu ya" kata indah dan saat itu sava berbalik badan dan menabrak indah.
"Loh kak disini sejak kapan?" Sava hanya melihat bundanya datar.
"Bunda sama ayah ngapain bilang kayak tadi didepan elang sih" kata sava saat sudah duduk diruang tamu sedangkan lainnya terkekeh mendengar ucapan sava termasuk elang.
"Kenapa ? Bener kan?" Kata Indra yang melihat sava berdecak sebal
"Sava malu sama elaaang gimana sih"
"Lah ini ada elang, kamu bilang kayak barusan nggak malu? Dia denger loh" kata indah dan dibalas gelengan oleh sava.
Setelah lama berbincang mereka memutuskan untuk pergi.
"Jogging kuy" ajak elang sedangkan sava melihat kedua orang tuanya yang mengangguk memperbolehkan.
"Udah siang"
"Masih jam 6 say" kata elang dan melihat arlojinya sedangkan sava bergidik ngeri mendengar ucapan elang yang menurutnya alay.
"Lo kesini jam berapa? Belum mandi kan" tebak sava
"Enak aja udahlah, nih bau mint" kata elang dan mencium kaosnya sedangkan indah dan Indra menjadi penonton setia drama anaknya.
"Om Tante nanti mau ajak sava nonton, boleh?" Tanya elang dan dibalas anggukan oleh keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Datang Dan Pergi
Dla nastolatkówAku tidak tau tentang dirimu, tetapi takdir telah mempertemukan kita tanpa sengaja sehingga aku mengenalmu lebih jauh, lebih dari apa yang aku bayangkan dan itu semua membuatku berharap lebih padamu. Tetapi disaat aku nyaman kamu malah pergi seenakn...