17. Saingan

25 2 0
                                    

"kak bangun woy, alarm Lo bunyi tuh" kata dara dan mengguncangkan kaki kakaknya sedangkan sava hanya menggeliat seperti cacing.

"Buruan ih. Mau disiram Lo sama ayah, berisik nih"

  Sava meraba ponselnya yang terus berbunyi lalu bangun dan segera bersiap untuk sekolah. Tak lama kemudian ponselnya berbunyi menandakan adanya panggilan.

"Iya daf?"

"Nanti kita berangkat bareng mau nggak?"

"Boleh"

"Yaudah siap siap gih, bentar lagi aku otw. See you"

"See you"

    Sava segera ke bawah untuk sarapan bersama.

"Morning" kata sava

"Morning"  sava segera duduk di samping dara yang melahap rotinya

     Tak lama kemudian sava dan dara berpamitan dan berangkat sekolah. Dara yang lebih memilih naik angkot sedangkan sava menunggu Dafa. Ia tersenyum simpul saat Dafa berhenti di hadapannya.

    Mereka melanjutkan perjalanan menuju sekolah.

"Kamu masuk kelas apa emang?" Tanya sava memecah keheningan diantara mereka

"Sekelas sama kamu"

"Maksudnya XI Mipa 2?" Tanya sava meyakinkan

"Iya. Seneng nggak?" Sava hanya mengangguk kaku karena entah kenapa perasaannya tidak enak saat Dafa sekelas dengannya.

    Apa ia harus senang atau malah sebal? Entahlah, tiba tiba ia takut kalo elang akan menjauh saat dia tau bahwa dirinya adalah pacar Dafa dan sekelas.

"Daf berhenti samping sini aja"
Dafa menuruti perintah sava lalu melihat ceweknya yang merapikan seragamnya.

"Ada apa?"

"Aku turun sini aja, gak enak jadi pusat perhatian" kata sava dan turun dari mobil pacarnya sedangkan Dafa hanya terkekeh melihat tingkah sava.

    Setelah sava sudah masuk gerbang sekolah, barulah Dafa melajukan mobilnya untuk menyusul. Sontak ia menjadi pusat perhatian karena mobilnya sangat asing bagi mereka.

    Ia segera menuju ke ruang kepala sekolah karena bel masuk telah berbunyi.

"Selamat pagi Bu"

"Pagi, oh anak baru yang kemarin?"

"Iya Bu"

"Mari saya antar untuk ke kelas baru kamu" Dafa mengangguk sebagai jawaban lalu membuntuti ibu kepala sekolah.

   Saat menuju kelas Dafa melihat lapangan yang ramai anak berolahraga, ia memicingkan mata memastikan siapa cowok yang tengah melihatnya sekarang. Dafa rasa ia kenal dengan cowok itu, tapi siapa?

Ah iya ingat sekarang. Elang temennya sava waktu itu di cafe lestari.

   Tak lama kemudian mereka sampai di depan kelas, Dafa masih membuntuti ibu kepala sekolah.

"Anak anak ini ada teman baru buat kalian, silahkan perkenalan. Tapi saya tinggal dulu, ada rapat" semuanya mengangguk sebagai jawaban

  Dafa tersenyum melihat sava yang salting ditempatnya. Cewek itu terlihat menggemaskan sekarang, ia pura pura sibuk membaca novel.

"Katanya mau kenalan?"
Dafa mengangguk sebagai jawaban, ia mencoba untuk seformal mungkin supaya terkesan serius.

"Perkenalkan nama saya Dafa Wardana, pindahan dari London"

Datang Dan PergiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang