"Jadi kapan bisa di mulai?" Tanya elang memecah keheningan diantara mereka"Terserah"
"Besok?" Sava mengangguk sebagai jawaban.
"Pokoknya setelah kamu belajar bareng sava nilai kamu biologi harus baguss" kata Bu Anis, elang mengangguk lalu pamit untuk kembali ke kelas, begitu juga dengan sava yang kembali ke bangkunya dengan mendengus
"Ada apa sav?" Tanya Tari"Kepooo, udah kerjain tugas Lo"
Tari memonyongkan bibirnya mendengar ucapan sava, padahal ia kan ingin tau ada apa dengannya.***
Bel pulang telah berbunyi, semua siswa berhamburan keluar kelas.
Sore ini sava ingin pulang lebih santai karena ia akan berjalan kaki, jadi ia tidak perlu susah susah mengantri di parkiran sekolah untuk mengambil motor"Sav gue duluan ya" kata tari
"Udah dijemput?"
Tari menggeleng sebagai jawaban "bareng sama putra"
Sava mengangguk sebagai respon"dijemput disini"
"Enggak, di tunggu gerbang"
"Yaudah bareng aja" tari mengangguk sebagai jawaban.
Akhirnya mereka berjalan beriringan menuju gerbang, dan tak disangka di sebelah putra ada elang juga. Selamat melambaikan tangan pada tari lalu berjalan di trotoar"Yuk tar kita pulang" ajak putra
Tari mengangguk tanda ia setuju.
Kini giliran elang yang mengajak sava pulang, tetapi ia masih ragu bagaimana mengucapkannya. Tetapi sava sudah berjalan meninggalkannya barusan."Sav tunggu"
Mendengar itu sava berhenti lalu melihat elang yang berjalan kearahnya.
"Gue anterin ya?"
Sava menggeleng "kagak usah"
"Gue maksa dan gak boleh di tolak"
"Rumah gue Deket, so gak perlu repot-repot"
"Gue anterin, gak ngerepotin juga" kata elang lalu menggenggam tangan sava. Tetapi sava melepaskannya, sehingga mereka berjalan bersisian. Membuat beberapa siswa yang melihat hal itu, memberikan tatapan tak suka pada sava. Seakan akan tindakan sava salah besar
"Mending Lo pulang sana"kata sava
"Nggak. Kenapa sih?"
Sava berdecak sebal karena elang pura pura tidak tau hal itu.
"Fans Lo liatin gue terus, gue nggak suka"
"Yaudah gak usah dilihat and for your information gue bukan artis jadi gue nggak punya fans"
"Lo sengaja banget ya bikin gue famous"
Elang tak merespon dan terus berjalan, sedangkan sava berdecak sebal karena ucapannya tak mendapat respon membuat Elang terkekeh melihat sava yang kini mengerucutkan bibirnya, entah kenapa elang menyukai hal itu.
"Udah kali gak usah di monyongin bibirnya, minta di cium?"
Sava melotot mendengar ucapan elang, dan ia memukul bahu elang.
"Jaga mulut Lo"
"Ok sorry, habisnya Lo ngegemesin pengen cium kan jadinya terus dibungkus bawa pulang"
Sava berdecak sebal mendengar jawaban elang, sedangkan elang mengusap rambut sava supaya cewek itu lebih tenang
"Sav kamu datang bulan ya?" Sava melotot melihat elang
KAMU SEDANG MEMBACA
Datang Dan Pergi
Novela JuvenilAku tidak tau tentang dirimu, tetapi takdir telah mempertemukan kita tanpa sengaja sehingga aku mengenalmu lebih jauh, lebih dari apa yang aku bayangkan dan itu semua membuatku berharap lebih padamu. Tetapi disaat aku nyaman kamu malah pergi seenakn...