Ponsel sava berdering menandakan adanya panggilan. Tetapi ia enggan untuk mengangkatnya karena sava masih mengantuk.
Selang beberapa menit ponselnya berbunyi kembali membuatnya harus mengangkatnya.
"Heh!! Kebo bangun!" Sava mengerjit mendengar ucapan seseorang diteleponnya, ia berusaha mengumpulkan tenaganya dan melihat siapa yang menelponya pagi pagi.
"Apaan"
"Buruan prepare ke Bandung, 15 menit" sava membelalakkan matanya melihat ponselnya seolah olah itu wajah kakaknya.
Sava memutuskan untuk segera bersiap dan menghampiri kakaknya yang menunggunya di mobil. Sebenarnya ia juga kesal dengan kakaknya karena seenak jidatnya mengajaknya ke Bandung secara dadakan, rasanya pengen kotak tuh kepala.
"20 menit, telat 5 menit push up 25 kali"
Sava berdecak sebal "gue gak ikut wajib militer" dan duduk dibelakang membuat Dika berdecak sebal melihat adiknya.
"Duduk depan. Gue bukan supir Lo" sava mendengus sebal karena kakaknya buang buang waktu karena hal sepele seperti ini, yang penting kan ke Bandung.
Setelah sava pindah duduk, barulah Dika mulai menjalankan mobilnya.
Diperjalanan sava hanya diam, sesekali melihat kakaknya yang fokus menyetir dan jalanan yang ramai.
Tak lama kemudian ponsel sava berbunyi menandakan adanya panggilan video.
"Iya daf?" Kata sava dan meletakkan ponselnya di dashboard mobil.
"Loh kamu mau kemana?" Tanyanya karena melihat sava sudah didalam mobil dengan kakaknya.
"Ke Bandung sama bang Dika, sorry ya gak bilang bilang" Dafa mengangguk memahami sifat sava yang gak pernah berubah dari dulu yang selalu tertutup dengan orang lain sebelum kita yang bertanya.
"Pulang kapan?"
" Paling besok udah pulang" kata Dika dan dibalas anggukan oleh Dafa.
"Ada apa?" Tanya sava memecah keheningan dan dibalas gelengan oleh Dafa.
Tak lama kemudian mobil Dika berhenti di depan mini market dan menyuruh sava adiknya untuk membeli minum sedangkan sava sendiri berdecak sebal karena ia harus memutuskan video callnya dengan Dafa.
Setelah membeli air sava segera masuk mobil dan melanjutkan perjalanan jauhnya.
***
"Bang Lo yakin gak mau temenin gue?" Tanya sava yang melihat kakaknya sudah rapi malam ini.
"Kan gue ada reuni sama temen temen gue" sava berdecak sebal mendengar ucapan Dika.
"Tau gini gue ajak si Dafa, biar kagak keliatan jomblo" Dika yang membenarkan rambutnya terkekeh mendengar ucapan adiknya yang kesal sekarang.
"Lo kan cantik, banyak yang suka disini. Ajak aja salah satu" sava menggeleng cepat pasalnya ia tidak bisa lama lama dekat cowok dengan alasan jantungnya yang sulit dikontrol karena takut.
"Sendiri ajalah" kata sava dan pergi meninggalkan Dika.
***
Sava menghembuskan nafas panjang saat tiba didepan acara resepsi Andre. Entahlah nyalinya berubah ciut sekarang. Ia mencoba mengatur napasnya supaya normal kembali pasalnya ia kesini sendirian. Sebenarnya ia ingin bareng dengan alin tetapi sahabatnya itu sudah berangkat duluan kata orang tuanya tadi.
Sava segera melangkah, tetapi langkahnya terhenti saat teman teman cowoknya datang.
"Sav lo datang?" Sava mengangguk sebagai jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
Datang Dan Pergi
أدب المراهقينAku tidak tau tentang dirimu, tetapi takdir telah mempertemukan kita tanpa sengaja sehingga aku mengenalmu lebih jauh, lebih dari apa yang aku bayangkan dan itu semua membuatku berharap lebih padamu. Tetapi disaat aku nyaman kamu malah pergi seenakn...