Setelah sampai didepan toko, sava segera masuk dan mencari keperluannya.
"Ada yang bisa saya bantu?" Kata penjaga toko
"Baju couple"
"Mari ikut saya" sava mengikuti penjaga toko untuk mencari baju couple.
Saat sudah berada ditempat, sava cukup bingung karena ada banyak sekali mulai dari kaos, dress, kutu baru, kebaya, dll. Akhirnya sava memutuskan untuk menelpon ayahnya.
"Bapak negara mau couple Yang gimana? Dress sama jas, kebaya sama beskap, kaos atau kutu baru?"
"Bagusan yang mana?"
"Bagus semua lah, orang lagi dijual"
"Dress sama jas gimana?" Sava melihat beberapa dress di toko itu, dan memainkan imajinasinya bagaimana kalo orang tuanya memakai.
"Jangan deng. Kutu baru aja yak, kalo dress kayak anak muda nanti"
"Ya udahlah terserah" kata Indra dan mematikan telpon secara sepihak.
Sava segera memesan kutu baru, dan segera pergi dari toko dan berniat untuk segera ke parkiran tetapi ia bertemu dengan seseorang.
"Morning sava"
"Morning Dafa"
"Sendirian?" Sava mengangguk sebagai jawaban.
"Tumben Lo belanja banyak di mall"
"titipan ayah" Dafa mengangguk sebagai jawaban.
Suasana menjadi hening beberapa saat karena mereka merasa canggung satu sama lain. Sava sendiri malas untuk mencari topik pembicaraan, sedangkan Dafa terus memutar otaknya mencari topik pembicaraan. Akhirnya mereka memutuskan untuk makan disalah satu resto di mall.
"Lo sendiri kapan datang ke Indonesia?"
"Kemarin malam"
"Nggak capek pagi pagi udah di mall"
"Lo taulah gue orangnya gampang bosen, jadi ya gue jalan jalan kesini" sava mengangguk sebagai jawaban, karena ia sendiri tipikal orang gampang bosen.
"Lo sendiri tumben mau ke mall pagi pagi, sendirian lagi"
"Suruh bokap tadi, minta temenin dara tapi anaknya udah ilang gitu aja"
"Pacar Lo" sava menggeleng cepat
"Kagak ada yang mau sama gue, galak" Dafa terkekeh mendengar jawaban sava.
"Kata siapa? Gue mau kok"
"Itukan dulu"
"Sekarang juga masih mau lah" sava terdiam mendengar ucapan Dafa, mencoba mencerna baik baik.
'apa maksudnya nih orang?' batin sava."Jadi Kamu mau balikan nggak sama aku" kata Dafa.
Mendengar ucapan dafa, sava jadi bingung sendiri. Harus ia terima atau ditolak aja, sava sempat kepikiran sama elang karena ia telah menaruh harapannya. Tetapi ia juga melihat elang bareng sama Bianca pagi ini, jadi sava pikir elang sama Bianca telah berpacaran. Sava melihat Dafa yang berada didepannya dan memegang tangannya kelihatan sekali sedang menunggu jawabannya. Sava kembali mengedarkan pandangannya, mau menerimanya atau tidak. Ia sendiri masih mempunyai rasa dengan Dafa, tetapi ia juga memikirkan elang. Sava mengangguk lalu sebagai jawaban, ia sendiri masih bimbang sedangkan Dafa tersenyum senang melihat sava akhirnya ia bisa kembali dengan sava.
Tetapi tak lama kemudian ponsel sava berbunyi."Kenapa yah?"
"Kamu kerumah sakit aja nanti siang, kadonya dikasih di disini, nanti dara juga kesini" kata ayahnya dan mematikan ponselnya secara sepihak sedangkan sava berdecak sebal karena ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Datang Dan Pergi
Teen FictionAku tidak tau tentang dirimu, tetapi takdir telah mempertemukan kita tanpa sengaja sehingga aku mengenalmu lebih jauh, lebih dari apa yang aku bayangkan dan itu semua membuatku berharap lebih padamu. Tetapi disaat aku nyaman kamu malah pergi seenakn...