"Nama yang depan disebut genus yang belakang disebut spesies""Cara kasih namanya gimana? Terserah kita?"
Sava menggeleng "nggak boleh sembarangan, sistem penamaannya menggunakan 2 suku kata yang disebut binomial nomenklatur"
"Ngomong ngomong soal taksonomi, Lo tau nama bapak taksonomi nggak?" Elang menggeleng sambil mencari di bukunya
"Namanya Carolus linnaus"
"Kok Lo tau banget sih, bener semua lagi"
"Di buku ada, makannya kalo punya buku dibaca jangan dianggurin" elang mengangguk menyetujui perkataan sava tetapi tetap saja jika biologi elang minus sekali
Tak lama kemudian mereka berhenti belajar dan memilih makan, karena perut elang barusan berbunyi membuat sava geli sendiri saat mendengarnya.
"Cieee tumben Lo senyum, manis lagi"
"Kenapa? Gak suka?" Tanya sava
"Suka lah, cantik gitu masak gue tolak sih"
"Udah makan, jangan baperin anak orang" kata sava
Mereka makan dalam keadaan hening hingga mereka selesai makan, lalu mereka melanjutkan belajar kembali dan kini sava melihat buku elang yang tak dipungkiri tulisannya memang bagus sedangkan elang masih melanjutkan makannya.
"Kalo nulis nama latin jangan ngawur" elang hanya menaikkan sebelah alisnya, karena ia tidak tau salahnya dimana perasaan tadi nulisnya sama aja
"Nih benerin" kata sava dan menyerahkan buku elang
"Salah dimananya sih sav?"
"Kalo nulis nama latin itu dicetak miring kalo ditulis tangan digaris bawahi terpisah, terdiri dari 2 kata doang terus itu kenapa jadi 3 kata, cepet benerin" elang mengangguk dan membenarkan tulisannya.
Entah kenapa ia senang sekali saat sava mengomel padanya karena cewek itu jarang sekali menunjukkan perhatiannya dan untuk saat ini elang merasa dispesialkan olehnya, yah walaupun ia yang disalahkan.
"Untuk klasifikasi sampai itu aja dulu, yang secara umum aja. Nanti kita lanjut dibab virus"
"Ngapain bahas virus sih"
"Kenapa?" Tanya sava dan melihat elang yang bergidik ngeri
"Geli gue "
"I know, gue juga geli sih awalnya tapi makin kesini biasa aja" elang menaikkan sebelah alisnya dan mendengarkan penjelasan sava kembali
"Gue kan tadi udah bilang kalo belajar itu jangan monoton banget biar gak stress, so enjoy your life. Lagian kalo kita enjoy pasti cepet masuk otak dan cepet pinter deh"
"Lo bawel ya ternyata, tapi gapapa gue suka" kata elang dan melihat sava intens sedangkan sava berusaha menyembunyikan rona pipinya.
"Lo tuh hobi banget baperin anak orang ya?"
"Gue baperin Lo doang kali, lagian gue kan udah bilang bakal tanggung jawab" sava hanya menggeleng sebagai respon.
"Dooohhh pipi gue anget gara gara Lo pasti" kata sava dan menutupi wajahnya karena malu, sedangkan elang terkekeh geli melihat tingkah sava dan melepas tangan sava dari wajahnya
"Lucu banget sih Lo, gimana gue nggak makin sayang" kata elang dan mengacak rambut sava
"Mending Lo jangan sayang gue deh, gue orangnya jahat, kejam juga" kata sava, kini elang bukan hanya terkekeh lagi melainkan tertawa keras dan mengacak acak rambut sava sehingga beberapa pengunjung memperhatikannya terus elang bodo amat yang penting ia seneng
KAMU SEDANG MEMBACA
Datang Dan Pergi
Fiksi RemajaAku tidak tau tentang dirimu, tetapi takdir telah mempertemukan kita tanpa sengaja sehingga aku mengenalmu lebih jauh, lebih dari apa yang aku bayangkan dan itu semua membuatku berharap lebih padamu. Tetapi disaat aku nyaman kamu malah pergi seenakn...