10. cafe lestari

47 4 0
                                        

      Bel istirahat berbunyi membuat semua orang berhamburan keluar kelas, termasuk sava yang baru saja keluar dari laboratorium.

     Sava melihat kantin yang begitu ramai membuatnya malas untuk kesana, ia memutuskan untuk ke kelas saja sedangkan tari memilih untuk ke kantin karena ia akan makan dengan putra. Sebenarnya sava juga ingin ke kantin tapi ia malas antri dan juga ia pasti akan bertemu dengan elang yang membuatnya sekuot jantung saja.

"Sava yakin nggak mau ikut? Atau mau nitip sesuatu gitu?" Tanya tari dan dibalas gelengan kepala oleh sava.

     Setelah melihat tari keluar sava memutuskan untuk membaca novel saja hingga menunggu bel.

Kantin

      Tari mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan putra yang berada dipojok kantin, ia langsung saja menghampirinya

"Hay putra" kata tari dan memilih duduk di depan putra.

"Hay tari, aku udah pesenin makanan buat kamu. Jadi tinggal nunggu aja" tari mengangguk sebagai jawaban.

     Mereka sama sama melihat kantin yang begitu ramai hingga pandangan mereka jatuh kepada elang yang duduk disamping putra sambil memainkan ponselnya.

"Oh iya sava kemana? Masih sakit jidatnya?" Tanya putra mewakili elang, sedangkan elang sendiri hanya menaikkan sebelah alisnya menunggu penjelasan Tari.

"Hmm di kelas, tadi diajak kesini nggak mau"

"Kenapa nggak mau?"

"Kantinnya rame banget, dia nggak suka keramaian" jelas tari dan dibalas anggukan oleh putra sedangkan elang meninggalkan mereka untuk membeli makanan.

"Lang mau kemana?" Tanya putra dan tidak direspon oleh elang sama sekali.

"Elang mau ngapain? Kan masih ada makanannya dia" kata tari yang melihat kepergian elang.

"Aku sih yakin dia beli buat sava" tari menaikkan sebelah alisnya dan melihat putra yang sedang menikmati makannya.

"Seyakin itu?" Putra mengangguk sebagai jawaban.

"Kamu tau, elang itu tipikal orang yang dingin gak peduli sama sekitarnya bahkan sama temennya sendiri, dia bakal kasih perhatian ke orang orang tertentu aja seperti keluarga nya, orang yang dia sukai aja. Selebihnya itu pasti dia jadi anak pendiem banget" jelas putra

"Segitu dinginnya ya tuh anak?"

"Iya, bahkan aku aja yang sepupunya kadang masih dicuekin. Aku bisa ambil kesimpulan kayak gitu karena aku dari dulu bareng terus sama elang. Dari bayi malahan, dan aku liat dia itu diem banget kalo ditanya kadang dijawab kalo penting, kalo gak penting ya gak direspon sama sekali. Tapi saat aku liat dia sama sava itu beda banget, maksudnya dia keliatan banyak ngomongnya, mau berkorban juga. Waktu itu kita pernah liatkan dia berangkat bareng sava naik onthel kan, nah itu salah satu yang bikin aku kaget. Padahal elang kalo aku ajak sepedaan dia selalu nolak, apalagi buat boncengin seseorang katanya berat"

Ruang kelas

    Saat sava tengah membaca novel, ia menyadari kalau seseorang telah masuk ke kelasnya. Tetapi ia tidak merespon dan melanjutkan membaca hingga elang yang memukul mejanya ringan, sava hanya melihat dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Nih makan" kata elang dan menyodorkan roti dan susu.

"Thanks" kata sava tetapi ia masih fokus kepada bukunya sedangkan elang berdecak sebal melihat sava yang lebih mementingkan bukunya.

"Nanti belajar lagi kuy, pulang sekolah" setelah mendengar ucapan elang, sava mulai menutup novelnya dan melihat elang.

'gue kan nanti pulang dijemput sama Dafa, dohh lagian kenapa sih nih anak pake ngajakin belajar bareng segala' batin sava.

Datang Dan PergiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang