43 • Minta Nomor

2.7K 485 97
                                    

Baiklah, kemarin itu sama sekali tidak ada kesempatan untuk membujuk Jennie. Hari ini, di hari keempat ini Jisoo tidak mau hal tersebut terulang lagi. Pokoknya dia harus bisa membujuk Jennie. Harapannya juga masih sama, semoga Jennie tidak sibuk seperti kemarin.

Jisoo tergesa-gesa menuju perpustakaan, dia pikir Jennie pasti ada disana. Tapi ternyata saat dia melewati koridor, dia berpapasan dengan Jennie. Jennie masih jauh ada di depannya dan sepertinya akan ke arah yang berlawanan dengannya. Namun entah kenapa saat pandangan mereka saling bertemu, Jennie memilih untuk putar balik dan menghindari Jisoo lagi.

"Jen, tunggu!" Jisoo yang menyadari hal itu langsung mengejarnya.

Karena sedari tadi Jisoo terus saja berlari, dan dia merupakan tipe orang yang tidak kuat berlari cepat akhirnya dia sedikit ketinggalan. Tapi dia terus mencoba mengejar Jennie, hingga pada akhirnya dia tersandung selang air yang digunakan untuk mengairi rerumputan samping kelas.

"Aduhh!" Jisoo jatuh gara-gara selang air sialan itu.

Mendengar itu Jennie yang tadinya masih mencoba untuk berlari, kini mulai berhenti. Dia berbalik dan mendapati Jisoo yang terjatuh. Sebenarnya Jennie bingung mau menolong ataukah melanjutkan larinya saja. Tapi pada akhirnya dia merasa iba juga dengan Jisoo, bagaimana pun juga Jisoo bisa jatuh karena mengejar dia. Jennie jadi sedikit merasa bersalah.

"Kau tidak apa-apa?" tanyanya sembari berjongkok memastikan keadaan Jisoo.

"Sakit.." lirih Jisoo.

"Siku mu berdarah." ucap Jennie memberitahu pelan.

"Aw," Jisoo meringis saat dia merasakan perih ketika sikunya disentuh oleh Jennie.

"Maaf. Ayo, biar ku obati." katanya tetap dingin.

👣👣👣

Ceklek..

Jennie membuka pintunya dan masuk, diikuti oleh Jisoo yang mengekor di belakangnya.

"Duduk disitu!" dingin Jennie menunjuk ranjang yang dimaksud.

Jennie lalu mengambil obat-obatan yang diperlukan. Jisoo disuruh menunggu dan duduk di ranjang. Tapi masalahnya ranjangnya terlalu tinggi, dia tidak bisa naik ke atasnya. Apalagi sikunya sedang sakit, tidak ada yang bisa ia gunakan sebagai tumpuan.

"Kenapa masih berdiri dan diam saja? Kau tidak dengar tadi aku menyuruh apa?" ketusnya menatap Jisoo tajam.

"Eum, tidak bisa naik.. 👉👈" katanya sembari memanyunkan bibirnya.

"Jangan sok lucu. Sini!" Jennie mendekat dan mengangkat tubuh Jisoo, membantunya untuk bisa duduk di ranjang yang cukup tinggi itu.

Jennie mengangkat tubuh Jisoo sembari menatapnya. Jisoo pun sama, dan pandangan mereka saling bertemu. Mereka menatap satu sama lain dengan jarak wajah keduanya yang benar-benar dekat.

Kedua tangan Jisoo mengalung di leher Jennie, sementara itu Jennie mencoba mengangkat tubuh Jisoo. Keadaan memang hening, dan mata abu-abu Jennie kembali membuat Jisoo seolah terhipnotis. Kornea itu membuat Jisoo teringat lagi pada sosok Jen Agary, vampirnya di masa lalu.

Jen, aku sangat merindukanmu!

Tak ada angin dan tak ada hujan, perlahan Jisoo sedikit menciptakan pergerakan. Karena keadaan wajah mereka yang begitu dekat itu, Jisoo dengan sengaja berusaha untuk lebih mendekatkan lagi. Entahlah, tapi Jisoo sepertinya ingin mencium Jennie.

Buktinya saja Jisoo terus mencoba mendekatkan bibir cantiknya itu dengan bibir Jennie. Makin lama Jisoo juga makin memiringkan kepalanya, dan tatapan matanya pun tertuju pada bibir Jennie. Sementara itu Jennie sendiri kurang tahu dengan semua ini, dia hanya memilih untuk diam dan seolah penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. Tapi seketika itu juga...

Who Are You? ─ jensoo ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang