18 • Mata Merah & Taring

3K 481 24
                                    

"Jisoo, ayo cepat!" katanya sambil tetap menggandeng tangan Jisoo.

"Jen, apa kau yakin kita akan pergi malam ini juga?" tanya Jisoo yang masih mengikuti apapun yang dilakukan Jen.

"Aku yakin. Aku sudah perhitungkan semuanya." ucapnya mantap.

"Lalu kita akan pergi kemana?" Jisoo ragu dengan rencana Jen ini, dia tidak yakin bahwa Jen berhasil dengan rencananya.

"Kita akan bersembunyi dulu dari mereka." balasnya.

"Bersembunyi katamu? Kau ini bodoh atau bagaimana?" nada bicara Jisoo sangat menunjukkan bahwa ia sedang kesal.

"Mereka itu masih berada di kawasan hutan ini. Bagaimana mungkin kita bisa bersembunyi, hah?" dengusnya lalu melepaskan genggaman Jen dengan kasar.

Jen berhenti. Dia menghentikan langkahnya. Dia kaget Jisoo melepas genggamannya dengan sangat kasar tadi. Dia lalu menatap Jisoo. Menatap dengan tatapan heran.

"Jisoo, pasukan Lim jauh berjalan ke selatan. Aku juga sudah memecah pasukanku dan menyuruh mereka semua berpencar menjauh dari kita!" dia berbicara serius dengan nada tingginya didepan anak manusia itu.

"Apa kau tahu, aku bahkan berusaha keras untuk melindungi mu. Dan ini adalah usahaku! Tolong hargai aku!!" bentaknya dengan keras.

Seketika matanya menjadi merah menyala. Taringnya juga tiba-tiba muncul ditengah barisan giginya. Jen geram dan berubah menjadi sosok seperti itu saat ini. Itu membuat Jisoo kaget dan sangat ketakutan.

deg..

"Jen.." suara Jisoo bergetar, sepertinya dia mulai menangis sekarang.

Oh, tidak! Aku kelepasan.

"Jisoo, maafkan aku.." secepat kilat mata merah dan gigi taringnya itu menghilang.

Semua itu berubah normal dalam sekejap. Jen tidak lagi menyeramkan dan membuat Jisoo takut. Jen khawatir sekarang, dia lah yang sudah membuat Jisoo menangis.

Jen menyesal sudah membentak Jisoo dan membuatnya takut. Dia tidak seharusnya berubah seperti tadi didepan Jisoo.

Jisoo yang takut masih menundukkan kepalanya sambil menangis. Isakannya mulai terdengar.

"Hei, sudah jangan menangis.." tangan kanan Jen meraih dagu Jisoo dan membuatnya mendongak menatap dirinya.

"Kau jahat sekali.." katanya sambil memukul-mukul lemah bahu Jen.

"Tidak, tidak begitu. Aku--" Jen masih terus menatap Jisoo yang sibuk mengusap air matanya.

"Kau sudah membentakku tadi, dan kau....kau vampir yang menyeramkan." katanya ditengah isakan tangisnya.

"Tidak, aku tidak menyeramkan. Aku lucu dan menggemaskan. Kau lihat?" hiburnya pada Jisoo sambil menunjukkan gummy smile andalannya.

Tapi Jisoo tidak mau melihat. Dia kembali menundukkan kepalanya.

Walau Jen sudah beberapa kali menarik dagunya dengan lembut untuk menyuruh Jisoo menatapnya, tapi Jisoo terus saja kembali menunduk.

Sepertinya Jisoo trauma dengan taring tajam milik Jen tadi. Dia juga benci dengan mata merah yang tiba-tiba menyala dan membuatnya takut. Jisoo lebih menyukai mata abu-abu Jen, itu sangat meneduhkan baginya.

"Jika aku sedang kesal atau marah, aku akan seperti tadi. Mataku berubah menjadi merah dan muncul taring di antara barisan gigiku," jelas Jen mengelus kepala Jisoo dengan lembut.

"Maafkan aku bila aku sudah membuatmu takut. Aku janji tidak akan membuatmu takut lagi." kali ini dia sudah tidak memaksakan Jisoo untuk menatapnya.

Who Are You? ─ jensoo ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang