24 • Sungai (pt. 2)

3.3K 466 36
                                    

Jisoo dan Jen sudah sampai di sungai yang waktu lalu pernah mereka kunjungi. Jisoo melihat ke sekitar dan matanya menangkap sesuatu yang menarik perhatiannya.

"Jen, ada rumah pohon!" tunjuknya pada Jen yang masih sedikit tertinggal dibelakang.

"Iya, aku tahu." datarnya sambil tersenyum.

"Kau tahu? Apa maksudnya?" Jisoo menaikkan sebelah alisnya.

"Semalam aku yang membuatnya. Nantinya kita akan tinggal disitu bersama." lanjutnya lalu mendekat ke arah Jisoo.

"Bagaimana mungkin kau membuatnya hanya dalam semalam? Kau juga kan bilang bahwa kau terus memelukku selama aku tidur?" Jisoo semakin bingung saja.

"Iya, sebenarnya waktu itu aku meninggalkanmu sendirian. Tapi hanya sebentar saja, dan aku membuat rumah pohon ini lalu kembali menemanimu lagi." jelasnya pada Jisoo.

"Kau tahu, aku ini vampir, sebenarnya aku bisa melakukan apapun dengan cepat." sambungnya kemudian.

"Wow, hebat sekali kau." kagumnya lalu tersenyum manis pada Jen.

Ah, senyum itu.
Bisakah aku melihatnya lebih lama lagi?

"Bolehkah aku masuk ke dalam?" tanyanya polos.

"Tentu saja, itu kan rumah kita." kata Jen lalu tersenyum, dan Jisoo bergegas untuk naik ke rumah pohon itu.

Jisoo menaiki satu per satu tangga dari kayu itu, lalu beberapa langkah lagi dia sampai di puncaknya.

Dia masuk ke dalam rumah pohonnya sebentar, lalu mendongakkan kepalanya keluar untuk melihat Jen di bawah sana dari sebuah jendela sederhana.

"Jen, naiklah." suruhnya sambil mengisyaratkan Jen untuk segera naik ke rumah pohon.

"Baik, tunggu sebentar." Jen menurutinya.

Setelah berhasil naik, Jen segera masuk ke dalam dan mendapati Jisoo tersenyum kegirangan.

"Kau kenapa sepertinya senang sekali begitu?" tanyanya yang terheran dengan gadis manusia itu.

"Tentu aku senang, akhirnya kita punya rumah juga." jawabnya sambil memandang langit-langit rumah pohonnya.

"Iya, kita sudah punya rumah. Apa itu artinya sebentar lagi kita akan punya anak?" goda Jen dengan sengaja.

Jisoo menoleh. Dia mendelik tajam ke arah Jen.

"Hei, jaga mulutmu, vampir mesum!" Jisoo menampar pelan pipi gembul Jen.

"Kalau dipikir-pikir, disini kita bisa melakukan apapun tanpa ketahuan oleh siapapun. Iya kan Jisoo?" godanya lagi, kali ini dengan seringai nakalnya.

"Tidak." jawabnya cepat.

"Kau jangan macam-macam padaku, ya! Jangan pernah menyentuhku lagi saat kita tidur nanti, awas kau!" wanti Jisoo lalu keluar dari rumah pohon dan menuruni tangga.

"Percuma saja. Saat kau tidur, apa kau tahu aku melakukan apa saja padamu? Tidak tahu kan." Jen terkekeh santai dan memandangi Jisoo dari jendela rumah pohon.

Jisoo hanya diam dan tidak meladeni apa yang dikatakan vampir mesum yang masih berada di atas sana. Dia pikir, lebih baik dia segera mencuci mukanya saja agar lebih segar.

Jisoo berjalan hingga ke tepi sungai dan membuka jaketnya, membiarkan bra hitamnya terlihat dengan jelas karena tank top putih yang terawang itu. Dia lalu berjongkok dan mulai membasuh wajahnya.

Ah, aku suka ini.

Jen memperhatikan apapun yang dilakukan Jisoo dari jendela rumah pohon. Menurutnya, sayang jika dilewatkan.

Who Are You? ─ jensoo ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang