4 • Panah

4.9K 643 82
                                    

Cukup jauh dia berjalan, tidak ada suatu hal yang aneh. Jisoo berjalan tanpa menyeret sepatunya. Sebisa mungkin dia tidak menciptakan suara apapun.

Namun disini benar-benar gelap. Angin malam semakin berhembus liar. Rambut hitamnya yang sebahu itu mudah sekali diterpa angin, sehingga angin dapat dengan mudah berhembus melewati lehernya dan membuatnya bergidik merinding.

Jujur saja dia kedinginan. Itu mungkin karena dia hanya memakai tank top berwarna putih terawang, yang mungkin pada saat siang hari bra hitamnya akan terlihat jelas karena saking tipisnya tank top yang ia kenakan.

Untungnya saja rasa dinginnya masih bisa ternetralisir karena jaket parka berwarna mocca yang dia pakai. Dan dia juga memakai jeans hitam serta sneakers berwarna putih.

Mengapa dia bisa berpakaian seperti itu? Entahlah. Dia sendiri juga tidak tahu. Ini benar-benar aneh dan tidak dapat dijelaskan dengan akal sehat.

Jisoo tetap melanjutkan perjalanannya meski dia sangat kedinginan. Namun tiba-tiba ada sesuatu yang membuat dia kaget dan refleks berteriak.

"Aaaaaaaa!" jeritan nyaring khas cewek tulen begitu jelas terdengar.

Nafasnya mulai naik-turun tak teratur. Jantungnya berdegup kencang sambil memperhatikan benda yang baru saja lewat tepat didepan matanya dan hampir mencelakainya.

Beruntung anak panah itu tidak sampai mengenai pelipis matanya. Anak panah tadi hanya melewatinya dan sekarang tertancap di batang pohon tepat di samping ia berdiri. Jisoo benar-benar cemas. Dia tahu dia dalam bahaya.

Sesaat setelah Jisoo berteriak, ada suara misterius dari balik semak-semak. Suara seakan ada orang yang berlari menuju tempatnya berdiri.

Oh siapa itu?!

Jisoo tidak bisa melihat dengan jelas. Obor yang ia bawa hanya bisa menerangi disekitar tempat ia berdiri. Namun sepertinya di semak belukar sana terdapat bayangan hitam yang cepat sekali berpindah.

Bayangan hitam itu berpindah dari semak satu ke semak yang lain. Jelas itu membuat suara gesekan timbul dari semak-semak. Jisoo semakin takut dibuatnya.

"Aku harus segera pergi dari sini." gumamnya.

Belum sempat dia melangkahkan kakinya untuk pergi, seseorang sudah berada di hadapannya sedang berdiri dan mencengkeram kedua bahunya.

"Aaaaaaaaa!!!" teriaknya jauh lebih nyaring dari yang tadi.

Jisoo kaget bukan main. Seseorang yang bertubuh sedikit lebih tinggi darinya (sedikit ya) tiba-tiba berada dihadapannya. Dia sedang menatap Jisoo lekat-lekat.

Rambutnya panjang dan berwarna kecoklatan. Matanya mirip seperti kucing. Apa kalian pikir itu imut? Mungkin tidak. Buktinya saja Jisoo takut.

Yang membuat Jisoo takut adalah sorot matanya yang tajam dengan kornea mata yang berwarna merah menyala. Dia juga memiliki taring diantara barisan giginya. Sebenarnya siapa dia?

"Siapa kau? Lepaskan aku!" Jisoo saat ini memejamkan matanya takut sambil tetap berusaha melepaskan diri.

"Toloooongg!!" teriak Jisoo berlanjut.

Namun seseorang tersebut segera membungkam mulut Jisoo dengan tangan kanannya. Sementara itu tangan kirinya tetap memegangi bahu Jisoo.

"Ssttt, diamlah!" akhirnya dia mengatakan sesuatu juga.

"Hhmmpph," Jisoo membuka matanya, tapi dia tidak bisa mengeluarkan kata-kata apapun.

Orang tersebut mendorong Jisoo pelan hingga punggungnya menabrak pohon. Dia belum melepas bungkaman tangannya dari mulut Jisoo.

"Kau diam dulu, baru aku akan melepaskanmu." katanya lagi.

"Hmmph," Jisoo mengangguk paham.

"Tapi kau harus janji, kau tidak boleh lari." suruhnya.

"Hmmph," Jisoo mengangguk lagi.

"Jika kau lari, akan ku cium kau!" kata orang itu masih dengan sorot matanya yang tajam.

"Hmmph," dia tetap mengangguk, supaya ia cepat terbebaskan.

"Baiklah." kata orang misterius itu, lalu melepas bungkamannya di mulut Jisoo.

Nafas Jisoo terengah-engah. Dia sedikit mendongak menatap orang aneh dihadapannya dengan tatapan heran. Namun orang itu justru sebaliknya.

Dia tersenyum. Senyumnya sangat lucu. Dia menunjukkan gummy smile yang sepertinya membuat siapapun akan luluh.

"Maafkan aku bila aku sudah membuatmu kaget." katanya.

Sorot matanya tak lagi tajam. Kornea matanya tak lagi berwarna merah, tapi kini berubah menjadi warna abu.

"Anak panah tadi milikku. Aku tidak sengaja melepas busurnya dan hampir mengenaimu." lanjutnya.

Dan tunggu, dimana taring yang tadi? Taringnya menghilang. Berganti rentetan gigi yang terjajar rapi. Dia cantik.

"Siapa kau?" tanya Jisoo dengan tetap mendongak menatap orang itu. Nafasnya masih memburu. Jisoo memang sedikit takut.

"Aku Jen Agary." singkatnya balik menatap gadis manusia yang ada dihadapannya.


"Jen Agary? Namamu aneh sekali?!" Jisoo mengernyit heran.

"Kau sendiri siapa?" tanya Jen.

"Aku Jisoo." jawabnya datar.

"Kau darimana?" Jen bertanya lagi.

"Dari...tunggu, ini dimana?" Jisoo justru balik tanya.

"Maksudmu?" sambil mengernyit bingung.

"Aku sedang berada dimana?" ulangnya.

"Kau di Luxureon." jawab Jen.

"Luxureon?" katanya memastikan.

"Iya."

"Luxureon itu merek parfum, brand baju, atau nama hotel?" Jisoo merasa asing dengan kata 'Luxureon'.

"Luxureon itu nama negeri ini." dinginnya.

"Nama negeri? Memangnya ada ya Negeri Luxureon?" pembicaraan ini mulai tak terarah.

"Kau ini siapa sih?" tanya Jen sedikit menyelidik.

"Huh, harusnya aku yang tanya begitu. Kau ini yang siapa?!" Jisoo mulai kesal.

"Aku kan sudah bilang, aku Jen Agary." Jen sedikit meninggikan nada bicaranya.

"Aku kan juga sudah bilang, aku Jisoo." Jisoo juga ikut meninggikan nada bicaranya.

"Lalu kau sedang apa di sini?" tanya Jen terus.

"Kau sendiri sedang apa disini?" Jisoo lagi-lagi bertanya balik.

"Hei, aku sedang bertanya padamu!" Jen mulai kesal dengan gadis cantik yang baru ia temui.

Jisoo terlihat tidak terima dibentak seperti itu. Dia juga merasa hanya buang-buang waktu saja karena pembicaraan ini. Dia harus segera pulang.

"Sudahlah, aku tidak ada waktu untuk berbicara pada orang aneh seperti kau!" kata Jisoo dan mulai beranjak pergi. Namun dia segera tersadar.

"Hei, mana obor ku?" dia baru sadar bahwa tadi obornya jatuh dan padam.

"Aish, bagaimana aku bisa pulang jika begini?" dia berdiri membelakangi Jen, dia tidak tahu harus berbuat apa sekarang.

Yang paling membuatnya khawatir adalah nilainya. Dia harus memperbaiki nilai ujian akhirnya yang buruk itu.

Tapi sementara itu, Jen yang ada dibelakangnya, menatap punggung Jisoo dengan sejuta pertanyaan di kepalanya.

Siapa dia? Aku mencium bau yang berbeda saat berada didekatnya. - Jen Agary.

👣👣👣

Tuh udah ketemu tuh mereka. Selanjutnya apa ya?
Next? Jangan lupa vote nya buat jenchu.

#flaw

Who Are You? ─ jensoo ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang