28 • Gantung?

3K 462 63
                                    

Hola!
Gue ada ff baru judulnya "Tante! ; jensoo" udah bisa mulai dibaca karena di publish nya udah dari kemarin-kemarin. 😋
So, jangan nge-bahas tante Jichu di ff yang ini, dan jangan nge-bahas vampir Jenjen di ff yang itu.
Okay? 😂

👣👣👣

Suasana di rumah sakit masih sama seperti biasanya. Rose masih setia menunggui Jisoo yang tak kunjung sadar. Dia sudah lelah. Lelah terus-terusan menangis.

Bahkan rasanya air matanya seolah sudah habis karena keseringan menangisi Jisoo. Lama-lama dia terbiasa juga, terbiasa dengan Jisoo yang hanya diam tanpa menanggapinya saat ia bercerita.

"Jisoo.." lirihnya.

"Aku merindukanmu.." lanjutnya.

"Permisi.." ada seseorang yang masuk ke ruang rawat Jisoo.

"Oh, dokter. Apa kau akan memeriksanya?" tanya Rose dengan matanya yang berbinar.

"Iya, aku akan mengecek sebentar." balas orang tersebut yang diketahui adalah dokter yang menangani Jisoo.

Dokter tersebut mendekat ke arah Jisoo. Memeriksa dengan hanya melihat Jisoo saja, tanpa melakukan hal lainnya.

"Sudah." katanya pada Rose.

"Apa? Kenapa cepat sekali? Bahkan kau tidak menyentuhnya." Rose sedikit heran.

"Iya, tapi aku sudah tahu kondisinya." ujar Dokter tersebut lalu beranjak akan pergi.

"Tunggu, dok. Apa aku boleh tahu kapan dia akan sadar?" tanya Rose sebelum Dokter itu benar-benar pergi.

"Secepatnya." singkatnya lalu keluar dan menutup pintunya.

"Secepatnya? Ah yang benar saja! Dasar dokter gila." gumam Rose yang sudah kesal.

👣👣👣

[ MASA LALU ]

Pagi datang lagi. Tak terasa Jisoo telah melewati malam tanpa gangguan sama sekali. Dia juga tidak merasa kedinginan, padahal semalam kan musimnya Raviola Vampire. Kenapa dia bisa tidak kedinginan?

"Nghh, selimut siapa ini?" Jisoo heran karena tiba-tiba ada selimut yang menyelimuti tubuhnya.

"Ah bukan, ini mantel Jen." tambahnya lagi setelah menyadari bahwa itu bukan selimut.

"Tapi...dimana Jen? Apa dia tidak menemaniku tidur semalam?" Jisoo kebingungan karena hanya dia yang ada didalam rumah pohon itu.

Jisoo bangkit dan mencoba untuk bangun. Dia menyibakkan mantel Jen yang tadinya sebagai selimut itu, dan mencoba melihat keluar jendela.

"Jen?" panggilnya pada seseorang yang tengah terduduk sambil menatap kosong abu bekas api unggun semalam.

"Hei," tolehnya pada Jisoo yang berada diatas.

"Kau sudah bangun?" tanyanya.

Jisoo tidak menjawab. Dia segera turun. Ada banyak sekali pertanyaan yang ingin ia tanyakan pada Jen.

"Hati-hati, jangan buru-buru begitu.." tegur Jen yang melihat Jisoo menuruni tangga secara cepat.

"Ini, mantelmu." Jisoo memberikan mantel Jen kembali.

"Terimakasih." singkat Jen yang hanya sekilas memandang Jisoo, lalu kembali menatap abu bekas api unggun.

"Tidak, aku yang harusnya berterima kasih padamu. Terimakasih ya." katanya pada Jen, dan Jen hanya membalas dengan senyuman saja.

Who Are You? ─ jensoo ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang