38 • On The Way

2.8K 482 104
                                    

"Tidak, bukan begitu, Jisoo!" katanya cepat.

Dalam sekejap, perubahan dia menjadi vampir tadi sirna. Jen yang menyeramkan dengan mata merahnya serta taring tajamnya itu sudah berubah lagi menjadi sedia kala. Semua yang membuatnya terlihat seram itu sekejap menghilang. Itu tidak lain karena dia tersadar bahwa dia telah membuat manusia di depannya menjadi ketakutan. Jen jadi tidak tega.

"Jisoo, hei... lihat aku." dia mengangkat dagu Jisoo dengan lembut agar menatapnya.

"Jangan sentuh aku, Jen. Kau berbahaya untukku.." katanya pelan sembari menepis tangan Jen.

"Hei..tidak.. aku tidak berbahaya. Aku tidak mungkin akan menyakitimu." tuturnya lembut.

"Tapi tadi kau berubah menjadi--" belum selesai Jisoo bicara.

"Ssttt...sekarang kan sudah tidak lagi." Jen mengarahkan telunjuknya di bibir Jisoo.

"Lihat aku, aku vampir yang manis dan lucu." lanjutnya dengan bangga.

"Tadi kau membuatku takut.." katanya yang masih sedikit menangis.

"Maafkan aku...aku kelepasan." jujurnya.

"Kemarilah.." Jen membuka lengan untuk mulai memeluk Jisoo.

Jisoo menurut dan memeluk Jen dengan sangat erat. Walau suhu tubuh vampir selalu dingin, tapi entah kenapa menurut Jisoo vampir yang satu ini berbeda. Pelukan yang Jen berikan terasa begitu hangat baginya. Itu membuat Jisoo nyaman untuk terus berada dalam dekapannya.

"Jen.." lirihnya di dalam pelukan itu.

"Iya?"

"Antar aku ke gerbang masa depan ya?" pintanya.

deg.

Jisoo mengatakan kalimat keramat itu lagi. Dia tidak tahu bagaimana efeknya pada Jen jika dia mengatakan kalimat itu. Yang ada di kepalanya saat ini hanya satu. Kembali pulang. Itu saja.

"Jen?" Jisoo mendongak menatap Jen.

"Eum, i-iya.." dia tidak tahu harus mengatakan apa lagi selain itu.

"Terimakasih." singkatnya yang menyembunyikan senyuman.

Ah, bagaimana ini?!
Jisoo akan pulang dan meninggalkan aku.

"Sebaiknya kau tidur sekarang. Ini kan sudah malam. Aku akan menjagamu selagi kau tidur." tuturnya sembari melepas pelukan itu dan mengelus rambut Jisoo dengan lembut.

"Iya. Ayo kita ke atas." ajak Jisoo.

Mereka berdua lalu beranjak menyusuri tangga kayu dan memasuki rumah pohon.

👣👣👣

Entahlah. Ini hanya perasaannya saja atau memang sungguhan, Jen merasa bahwa malam begitu cepat berlalu. Pagi terlalu cepat tiba, membuat Jisoo bangun dengan semangat dan kembali mengingatkan sesuatu pada Jen.

"Kau jadi mengantarku kan, Jen?" tanyanya sembari bergelayut manja di lengan kiri Jen.

"Hmm, iya." singkat Jen.

"Yeay!" Jisoo loncat-loncat kecil karena kegirangan.

"Jisoo, mandilah terlebih dahulu." suruh Jen yang diam-diam merencanakan sesuatu di kepalanya.

"Ya sudah, kau carikan aku buah selagi aku mandi ya!" balasnya.

"Tidak, aku tunggu disini dulu." katanya.

"Kalau begitu aku tidak mau mandi!" pekiknya.

"Kenapa begitu?" Jen menautkan alisnya.

"Nanti kau pasti akan menontonku saat aku tak memakai apapun." ternyata Jisoo tahu maksud Jen.

Who Are You? ─ jensoo ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang