39 • Come Back Home [feat. Rose]

2.8K 463 64
                                    

Tidak terasa, ini sudah seminggu sejak Jisoo mengalami keanehan hingga pada akhirnya dinyatakan koma tanpa sebab yang dapat dijelaskan. Walau begitu, Rose selalu menemaninya di rumah sakit. Rose belum pernah beranjak dan meninggalkan Jisoo sama sekali. Dia tetap setia menemani Jisoo di ICU.

Setiap harinya selalu sama, selama seminggu ini pemandangan yang Rose lihat selalu membuat dadanya sesak. Berbagai alat medis menempel pada tubuh Jisoo agar Jisoo masih bisa bertahan hidup. Bila kita kembali mengingat kala itu, Jisoo memang mengalami keanehan.

Jisoo selalu mendapat kiriman mimpi buruk yang sama. Itu terjadi setiap malam pada saat dia tidur. Ketika dia bangun, dia selalu mimisan. Tapi kala itu berbeda, Jisoo tiba-tiba saja mengeluarkan darah yang banyak dari hidungnya, dia tidak bisa bangun dan dinyatakan koma begitu saja.

"Jisoo, kau tahu, aku sudah seminggu disini menemanimu." ucap Rose pada Jisoo yang masih tak sadarkan diri itu.

"Aku benar-benar merasa kehilanganmu. Seminggu tanpamu, sangatlah menyiksa bagiku." akunya.

Rose menggenggam tangan lemas Jisoo, dilihatnya infus yang masih terpasang pada tangan sahabatnya itu. Rose tau, ia tak dapat berbuat banyak. Hanya menunggu, mungkin itu saja yang bisa ia lakukan. Dia menghela nafas kasarnya.

"Seharusnya semuanya tidak begini. Aku benar-benar menolak ini terjadi. Ini semua terlalu aneh, dan bodohnya kenapa ini harus terjadi padamu, Jisoo." perlahan emosinya mulai muncul.

"Mungkin kau tidak tahu bila dalam seminggu penuh ini aku selalu disini untuk menunggumu, bahkan aku sama sekali tidak pulang." air mata yang ada di matanya itu penuh dan serasa tak terbendung.

"Kau tahu, ini masa cuti kita kan? Apa kau masih ingat bila kita sudah merencanakan waktu untuk pulang bersama ke kampung halaman kita? Kita janji untuk pulang bersama, Jisoo. Tapi kau justru ada disini... terbaring di tempat ini menghabiskan waktu cutimu." sekarang air mata itu sudah jatuh bertubi-tubi.

"Tapi tak apa. Jangan pernah sedih, karena aku selalu berada disini untukmu. Menunggumu hingga kau bangun.." katanya yang semakin melemah.

Rose tak kuasa menahan air matanya serta isakan tangisnya itu. Mungkin sebelumnya memamg ia hanya menangis pelan, namun sekarang berbeda. Ini memang sedikit emosional. Air matanya itu jatuh dan tak sengaja membasahi punggung tangan Jisoo. Dan seketika hal aneh pun terjadi..

Tangan Jisoo sedikit bergerak. Apa Jisoo bereaksi karena air mata Rose? Entahlah.

"Jisoo?" Rose seketika mengusap air matanya kasar.

"J-Jisoo? Apa kau akan sadar?" Rose berbinar merasakan pergerakan tangan Jisoo yang sedang digenggamnya itu.

Rose yakin, dia tidak salah sangka. Itu tadi benar adanya. Jemari Jisoo sedikit bergerak, Rose benar-benar merasakannya. Dia berbinar sekarang, dia sedikit lega. Setidaknya ada setitik harapan bahwa Jisoo akan tersadar.

"Jisoo? Jisoo, bangun. Ini aku, Rose, sahabatmu." lagi-lagi air matanya terjatuh lagi, dia mengelus tangan Jisoo pelan.

"Nggh.." eluhan itu terdengar sangat lirih dari mulut Jisoo.

"Jisoo! Kau sadar?!" Rose benar-benar tak percaya.

"Dokter! Dokter! Jisoo sadar, dok! DOKTER!!!" teriaknya yang tergesa.

Tak lama seorang suster pun datang, ada dokter juga di belakangnya. Dia segera memeriksa keadaan Jisoo, dan Rose hanya bisa diam dan melihat itu. Dia selalu berharap yang terbaik untuk Jisoo.

"Apa kau sudah sadar?" tanya dokter pada Jisoo setelah mengecek semuanya.

"Nghh, dimana aku?" itulah kalimat pertama yang Jisoo katakan setelah beberapa kali mengerjapkan matanya.

Who Are You? ─ jensoo ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang