25 • Gara-Gara Air

3.2K 476 35
                                    

"Jisoo..apa kau marah?" Jen mulai cemas.

"Tentu saja, bodoh! Kau sudah tidak sopan padaku! Kau sudah..." Jisoo menggantung kalimatnya.

"...meremas asetku!" akhirnya kalimat itu keluar juga.

"Tapi kan...kau sendiri yang menyuruhku." Jen berusaha mengelak.

"Kau sendiri kan tadi yang menyuruhku untuk melakukan hal yang aku ingin?" Jen memastikan.

"I-Iya, tapi aku tidak tahu bahwa yang kau inginkan adalah seperti itu tadi." balas Jisoo lalu berbalik membelakangi Jen.

Jisoo memakai jaketnya lagi, dia takut jika vampir mesum itu akan kembali meremas asetnya. Lebih baik dia amankan dulu.

"Baiklah, aku minta maaf." buka Jen tiba-tiba.

Bagaimana pun juga Jen tidak ingin melihat Jisoo marah, dia tidak ingin diusir Jisoo lagi seperti waktu lalu.

"Jisoo...kenapa kau diam saja?" tanyanya yang sama sekali tidak dipedulikan oleh Jisoo.

Jisoo masih diam. Dia mengabaikan Jen yang sudah membuatnya malu itu. Bahkan rona merah di wajahnya belum juga padam karena ulah nakal Jen yang spontan tadi.

"Apa remasanku tidak enak?" tanya Jen yang sedikit terkekeh.

"Aish, Jen! Sudahlah, bisa tidak kau jangan membahas itu lagi." geramnya.

Jisoo sudah berani menatap Jen sekarang. Dia berbalik untuk menatap Jen dengan kedua tangan yang sudah disilangkan didepan dadanya.

"Kenapa? Apa remasanku membuatmu sakit?" Jen justru terus menerus menggoda Jisoo.

"Arrghh, kau ini!" Jisoo dengan cepat menyiratkan air sungai yang dekat dengan tempat ia berdiri itu.

Cipratan air itu tepat membasahi sebagian wajah Jen. Dia tidak sempat untuk menghindar. Seketika itu pula tiba-tiba sesuatu terjadi.

"Ahh," Jen jatuh dan sepertinya kesakitan.

"Jen? Kau kenapa?" Jisoo yang cemas karena Jen tiba-tiba terkulai lemas, langsung coba mendekatinya.

"Jisoo...aku tidak boleh terkena air." jelasnya yang masih meringis kesakitan.

"Oh, benarkah? Kenapa kau tidak bilang dari awal." Jisoo langsung panik sepanik-paniknya.

"K-Kau t-tidak bertanya dari awal." katanya yang semakin lemah.

"Lalu aku harus bagaimana? Aku ingin membawamu ke rumah sakit, tapi kan disini tidak ada rumah sakit." Jisoo benar-benar sudah panik.

Jen mulai kesulitan bernafas sekarang. Nafasnya terengah-engah. Dia terkulai ditanah. Kepalanya berada di paha Jisoo. Memang butuh sesuatu yang empuk untuk menahan kepalanya.

"Jen, kenapa kau seperti ini sih? Apa kau akan mati?" katanya yang melihat Jen kesulitan bernafas.

Jen tidak membalas. Dia hanya terus mencoba bernafas, menghirup udara sebisanya. Pandangannya kosong, dan dia terlihat sangat tersiksa.

"Jen, jangan begini. Jangan tinggalkan aku!" Jisoo mengguncang tubuh Jen berkali-kali.

"J-Jisoo.." lirihnya yang masih mencoba untuk terus bernafas.

"Iya?"

"B-Boleh aku minta tolong?" Jen menatap Jisoo.

"Tentu, apapun untukmu." angguk Jisoo.

"B-Biarkan aku....m-menghisap darahmu."

👣👣👣

Lim sudah mengatur beberapa rencana untuk menangkap Jisoo. Dia tidak terlalu buru-buru. Dia benar-benar memikirkannya begitu matang dan rapi. Lim yakin ini akan berhasil.

Who Are You? ─ jensoo ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang