Ternyata -3

558 36 0
                                    


Motor Devan memasuki pekarangan sekolah. Devan menghentikan motornya saat berada di parkiran motor. Manusia di belakang Devan turun setelah Devan mematikan mesin motor.

"Ini," manusia itu mengembalikan helm milik Devan kepada pemiliknya.
"Makasih," tambahnya saat Devan menerima helm itu dari tangannya.

"Tunggu," Devan menghentikan manusia tadi yang telah beranjak pergi.

"Kenapa?"

"Kalo boleh nanya, anak kelas apa? " Devan to the poin tanpa basa basi.

"Ariel. Kelas 11 IPA 1," manusia tadi mengenalkan dirinya yang bernama Ariel dengan mengulurkan tangannya pada Devan.

"Eh, kakak kelas dong? Gw Devan kelas 10 IPA 2," Devan menerima uluran tangan manusia bernama Ariel itu. Kemudian memberikan senyuman terbaiknya kepada Ariel yang membuat hati gadis itu seakan duhembus angin yang berdesir pelan.

"Yaudah gw duluan," Ariel membalas senyum milik Devan. Kemudian pergi mendahului Devan yang masih duduk di atas jok motornya.

Teng teng teng teng

Suara bel membuat Devan segera turun dari jok motornya dan segera berlari menuju kelasnya.

....

Sedangkan di dalam kelas, Kyla sedang mendengarkan musik lewat earphone yang dikenakannya di telinganya. Dia mematikan ponselnya saat mendengar suara bel masuk. Hari ini dia tidak lagi terlambat. Kemarin dia terlambat karena ulah Araz yang menjahilinya.

Flashback on

Pagi itu Kyla masih tertidur pulas di kamarnya. Jam beker milik Kyla masih menunjukan pukul 4.30 pagi.

Berbeda dengan kegiatan yang ada di ruang makan. Sang mama masih mengomel karena anak sulungnya itu tidak juga segera bangun, padahal jam dinding telah menunjukkan pukul 6.00. Juga Araz yang telah berangkat lebih pagi karena mengatakan ia ada piket di kelas.

"Kak! Bangun atuh! Udah jam enam ini!" Teriak sang mama dari ruang makan.

Kyla sempat membuka mata lalu melihat jam bekernya. "Masih pagi mama udah teriak- teriak," Gumam Kyla masih setengah sadar.

Sampai akhirnya sang mama menghampirinya dan langsung membuka selimut Kyla.

"Kak! Ini udah pagi, kamu ga sekolah?" Ucap sang mama saat Kyla telah tersadar.

"Jam berapa sih ma?"

"Udah setengah tujuh ini," ucap mamanya lagi.

"APA?! Kok mama ga bangunin aku, sih?" Kyla segera bergegas memasuki kamar mandi dan segera mandi.

"Kamu udah mama teriakin dari tadi ngga bangun-bang.. lho, kak," ucapan mamanya terpotong karena lebih tertarik dengan sesuatu yaitu jam beker milik Kyla yang masih menunjukkan pukul 5.00 padahal ini sudah pukul setengah tujuh pagi.

"Kenapa, ma?" Ucap Kyla sambil menghampiri mamanya setelah selesai mandi.

"Jam beker kamu rusak?"

"Eh? Engga. Kemarin baik-baik aja."

"Nih liat masih jam lima."

"Ini pasti.." Kyla terlihat geram mengingat kemarin malam Araz masuk ke kamarnya tanpa alasan yang jelas.

"Dasar adik kamu itu," mamanya terkekeh mendengar penuturan Kyla.

"Kok malah diketawain, sih?" Cemberut Kyla yang terlihat kesal karena mamanya.

Mungkin? (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang