Secret Admirer -13

154 19 0
                                    

Ariel baru saja memasuki kelasnya saat ia mendapati sebuket bunga mawar merah berada di atas mejanya. Di buket bunga tersebut terselip sebuah kertas berwarna biru muda. Di sana sama sekali tidak tertulis dengan jelas siapa pengirimnya. Hanya ada beberapa huruf yaitu G.L. Ariel mengambil bunga itu dan menaruhnya di dalam kolong mejanya. Tapi saat ingin menarik kembali tangannya, ia merasa menyenggol sesuatu di dalam sana. Di tariknya benda itu keluar. Sebuah coklat dengan sebuah tempelan kertas yang sama seperti sebelumnya. Tapi kali ini bukan tulisan G.L, melainkan kata-kata penyemangat. "Semangat pensinya!" Hanya itu yang tertulis.

"Busett! Sepi amat ni kelas!" Teriak Cindy yang baru saja memasuki kelas dan langsung menuju bangkunya.

"Heh, semut! Dateng itu salam kek, main teriak aja kayak di hutan," balas Ariel kesal karena terkejut dengan teriakan Cindy.

"Heheh, eh apaan tuh?" Cindy menunjuk bunga dan coklat yang belum disimpan oleh Ariel.

"Gak tau deh, tiba-tiba ada di meja gw," jawab Ariel seadanya. Cindy hanya mengangguk mendengarnya lalu meletakkan tas di atas bangkunya.

"Menurut lo ini dari siapa?" Tanya Ariel pada Cindy yang sekarang nampaknya tengah memproses pertanyaannya.

"Mungkin lo punya secret admirer?" Itu bukan suara Cindy, apalagi Ariel. Itu Kyla yang entah sejak kapan sudah duduk di bangkunya.

"Jerapah pendek!" Kaget Cindy latah. "Heh! Dateng bilang-bilang kek!" kesalnya pada Kyla.

"Astaga, Kyl! Kirain setan! Sama aja kayak Cindy!" geram Ariel pada Kyla karena sukses membuatnya terkejut dua kali hari ini.

"Cie punya secret admirer," goda Kyla tidak menghiraukan dumelan kedua temannya.

"Coba liat suratnya," Kyla meminta surat yang dipegang Ariel.

"G.L?" Gumam Cindy ikut membaca surat yang dibawa Kyla.

"Kayak gak asing," sekarang giliran Kyla yang bergumam. Sedangkan Ariel hanya menatap dua sahabat barunya bingung.

"Kalian tau?" Tanya Ariel penasaran.

Kyla tampak berpikir sejenak kemudian menatap Cindy yang kini juga tengah menatapnya. Keduanya bertatapan membuat Ariel geram sendiri.

"Enggak," ucap Kyla dan Cindy bersamaan membuat Ariel memasang muka masam.

Dari siapa semua itu? G.L? Ariel terus memikirkan hal itu hingga bel masuk berbunyi. Untung saja saat ia menemukan barang-barang tadi kelasnya masih sepi karena ia datang terlalu pagi. Jadi tidak terlalu banyak yang tahu tentang hal ini. Lebih tepatnya hanya Kyla dan Cindy yang tahu.

...

Saat istirahat pertama Kyla tidak bergabung dengan teman-temannya di kantin. Ia memilih pergi ke perpustakaan karena ada buku yang ingin dipinjamnya.

Satu menit berlalu. Kyla masih berusaha meraih sebuah buku novel yang berada di bagian tertinggi rak buku. Dengan tinggi seadanya, Kyla berusaha menjinjit dan melompat-lompat agar bisa mengambil buku tersebut. Namun na'as. Kaki Kyla terpeleset saat melompat. Hal itu membuat tubuhnya tidak seimbang dan akhirnya...

Kyla memejamkan matanya bersiap melakukan pendaratan darurat di lantai perpustakaan. Tapi sedetik sebelum pantat dan punggung Kyla mencium lantai, seseorang datang dan menahan tubuh Kyla agar tidak jatuh.

"Ini pakek efek slow motion apa gw yang terbang? Kok gak jatuh-jatuh? Atau jangan-jangan lantainya yang jadi empuk?" Batin Kyla masih memejamkan matanya.

Devan, ya. Laki-laki itulah yang menahan tubuh Kyla agar tidak bercumbu dengan lantai yang dingin. Devan menahan tubuh Kyla sambil menatap wajah gadis itu aneh. Karena hampir 25 detik berlalu Kyla masih belum membuka matanya.

Mungkin? (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang