Cemburu? -16

157 17 27
                                    

Satu minggu berlalu semenjak pertemuan Devan dan Kyla. Hari ini adalah hari yang sangat ditunggu oleh semua murid Joyfull. Yaitu acara Pensi untuk pelepasan murid kelas XII.

Acara telah dimulai limabelas menit yang lalu. Si pembawa acara tengah berbicara di atas panggung untuk menghibur para murid yang duduk di depan panggung menjadi penonton. Beberapa murid lain ada yang tengah sibuk dengan bazar, ada yang sibuk berjualan, ada yang sibuk membeli, juga ada yang sibuk berjalan-jalan tak tentu arah.

Seperti sekarang Ariel tengah berjalan sendirian di tengah ramainya bazar sekolahnya. Gadis itu sengaja pergi sendirian, karena jika pergi bersama teman-temannya yang ada mereka hanya akan merusuh.

"Sendirian aja?" Tanya Devan tiba-tiba dari belakang Ariel. Sontak hal itu membuat Ariel refleks menoleh ke belakang. Entah karena posisi Devan yang berdiri terlalu dekat dengan Ariel, atau karena refleks Ariel yang terlalu keras hingga membuat wajah gadis itu terbentur pada dada bidang Devan.

"Eh? Sory," sontak Ariel segera memundurkan badannya agar tidak terlalu dekat dengan Devan. Karena itu sangatlah tidak sehat untuk jantungnya.

"Iya gapapa. Kak Ariel sendirian aja? Yang lain mana?" Tanya Devan kemudian berjalan beriringan dengan Ariel.

"Nggak tau, emang lagi pingin sendirian aja, sih. Kalo sama anak-anak malah bikin ribut," jawab Ariel.

"Iya juga sih. Araz kan rempong banget kayak emak-emak," Devan dan Ariel tertawa bersama mengingat tingkah laku Araz yang absurd.

Keduanya pun berjalan bersama mengelilingi bazar yang dipenuhi stand-stand dari setiap kelas yang menyediakan berbagai macam produk untuk dijual dan ada juga ada yang menyediakan jasa entah apapun itu.

"Mm.. kak, sini deh," Devan tiba-tiba menarik tangan Ariel yang tentu membuat gadis itu terkejut karena tiba-tiba ditarik.

"Mau kemana?" Tanya Ariel yang tidak mendapat jawaban dari Devan.

Laki-laki itu terus menarik tangan Ariel hingga sampai di salah satu stand yang menyediakan sebuah permainan. Permainan melempar bola kecil untuk bisa menjatuhkan tumpukan kaleng. Devan segera membeli beberapa bola untuk ia lemparkan pada kaleng-kaleng itu agar bisa mendapatkan hadiah.

"Kita taruhan, kalo kena semua hadiahnya buat Kak Ariel. Tapi kalo nggak kena dalam satu lemparan, hadiahnya buat dia," ujar Devan lalu menunjuk salah satu gadis penjaga stand yang ternyata adalah anak kelas XI IPS 3 seangkatan dengan Ariel. Sontak hal itu membuat anak penjaga stand yang ditunjuk Devan menjadi senang.

"Ok," ujar Ariel menyetujui taruhan Devan.

Di lemparan pertama Devan sengaja membelokkan lemparannya agar tidak tepat mengenai sasaran. Alhasil tidak ada satupun kaleng yang jatuh. Dan membuat beberapa orang yang melihat berseru kecewa.

Saat Devan memainkan permainan tersebut banyak sekali para murid yang menjadi penggemar Devan berkumpul mengerumuni laki-laki itu. Kerumunan yang banyak itu cukup untuk menarik perhatian Kyla yang tengah menjaga stand kelasnya yang tidak jauh dari sana.

"Kyl, itu ada apaan sih? Rame banget?" Tanya teman Kyla.

"Mana gw tau, kan dari tadi gw di sini sama loe," jawab Kyla pada temannya tersebut.

"Liat yuk?" Ajak teman teman Kyla tersebut menarik tangan gadis itu untuk menuju ke kerumunan.

Keduanya berjalan membelah kerumunan orang yang menutupi jalan untuk bisa sampai ke tengah. Di tengah sana ada Devan dan Ariel yang tengah tertawa bersama. Di detik berikutnya Devan memberikan sebuah boneka untuk Ariel.

"Nih, kak, hadiahnya," Devan memberikan boneka hadiah dari permainan yang dimenangkannya dengan sekali lemparan pada Ariel.

"Thanks," jawab Ariel menerima hadiah itu dengan tersipu malu.

"Kok tiba-tiba sesak, ya?" Tanya Kyla tanpa sadar karena merasakan sesak di hatinya.

"Apa Kyl? Lo sesak!? Lo asma?!" Seru teman Kyla yang berada di sampingnya cukup keras membuat beberapa orang menoleh pada mereka.

"Apaan sih? Siapa yang asma?!" Kesal Kyla pada temannya itu saat menyadari ia dipandangi oleh beberapa orang kemudian beranjak pergi meninggalkan kerumunan tersebut.

"Lha tadi dia sendiri yang bilang sesak?" Teman Kyla itu mengikuti Kyla yang kembali ke stand milik kelas mereka.

Ariel yang dari tadi mendengar dan melihat perdebatan Kyla dan temannya pun ikut menyusul keduanya. Karena akan sangat buruk bagi jantungnya jika terus berada sana dan melihat senyum manis Devan yang membuat diabetes.

"Dev, gw pergi dulu ya. Ada urusan bentar," pamit Ariel sebelum meninggalkan Devan

"Oke," jawab laki-laki itu mengangguk dan tersenyum yang langsung membuat semua siswi di sana mengidap asma.

"Kyl, Nan," sapa Ariel pada dua temannya begitu sampai di stand.

"Ye, si Ariel, pacaran mulu sama adek kelas. Siapa tuh namanya? Lupa gw?" Ujar Nanda begitu mengetahui Ariel yang datang.

"Devan," sahut Kyla dengan nada datarnya.

"Lha iya, itu. Eh, Kyl, Riel, tolong jagain standnya bentar ya, gw mau ke toilet dulu," ucap Nanda kemudian ngacir meninggalkan Ariel dan Kyla.

"Ada aja tuh anak, siapa juga yang pacaran?" Gumam Ariel melihat kepergian teman sekelasnya itu.

"Emang belum jadi?" Tanya Kyla tiba-tiba membuat Ariel menoleh dengan cepat.

"Apaan sih? Siapa juga yang jadi sama siapa?" Elak Ariel kemudian duduk di salah satu kursi yang tersedia di sana.

Sejenak keduanya hanya diam. Tidak ada yang membuka pembicaraan. Entah kenapa Kyla merasa cukup ilfeel jika bertemu dengan Ariel sekarang.

"Kyl? Lo sakit?" Tanya Ariel tiba-tiba karena melihat Kyla dari tadi hanya diam. Walau sebenarnya setiap hati juga seperti itu, tapi kali ini Ariel merasa ada yang aneh.

"Gak," jawab Kyla singkat. "Kok gw dingin sih ke Ariel? Gw kenapa coba?" Ujar Kyla dalam hati menyesali jawabannya pada Ariel yang terlalu singkat.

"Kalo loe sakit istirahat aja dulu, biar nanti perfomnya bisa bagus," Ujar Ariel lagi tidak menghiraukan jawaban dingin Kyla.

"Iya, gak usah bawel," jawab Kyla cukup panjang meski masih dengan nada ketusnya.

"Iya tapi masih di sini. Pergi sana, jalan-jalan! Biar gw yang jaga standnya sama Nanda," usir Ariel pada Kyla.

"Ck, cerewet lo. Tumben baik?" Kyla memaksakan tersenyum pada Ariel.

"Ye, tiap hari gw baik lagi. Udah sana!" Ariel mendorong Kyla agar pergi dari stand.

"Apa Kyla suka sama Devan? Kalo iya gw harus berjuang atau nyerah?" Batin Ariel memandang punggung belakang Kyla yang perlahan menghilang di tengah kerumunan.

...

"Kok gw tiba-tiba ilfeel sama Ariel, ya? Tapi dia kan gak ngapa-ngapain? Terus kenapa tadi waktu liat mereka rasanya sakit banget? Masa gw cemburu? Tapi kan gw bukan siapa-siapa? Masa..? Arrgghh! Bodo lah!" Gerutu Kyla dalam hati sambil berjalan-jalan mengelilingi bazar.

Tbc

Wadaw :v gimana nih? Makin pusing, ya?
Sabar aja, authornya juga lebih pusing ini.

Mungkin udah mau masuk konflik berikutnya ini. Sabar aja nungguin authornya yang suka ngaret :v


Happy reads😘

Mungkin? (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang