Who's Chaessar? -19

146 21 4
                                    

Hari pertama liburan akhir semester. Pukul 6 pagi Devan telah bersiap dengan kaus olahraga yang dilapisi hoodie putih lalu celana training dan sepatu olahraga yang telah menempel pada tubuhnya. Hari ini laki-laki itu berencana untuk bermain basket bersama teman-temannya. Setelah mengikat tali sepatu, Devan segera meraih tas kecil di atas nakas lalu pergi keluar dari kamarnya.

"Ma, aku nanti aku mau keluar dulu," Devan menuju ruang makan untuk sarapan. Elaine terlihat sibuk di dapur dan di sana juga ada Okta dan Brielle yang tengah duduk di meja makan.

Brielle memang dititipkan oleh kedua orang tuanya untuk tinggal bersama keluarga Devan sampai lulus SMA. Itu juga karena Brielle yang memaksa untuk melanjutkan SMA di tempat Devan. Dua anak itu memang telah bersama sejak masih kecil. Jadi maklum saja mereka cukup sulit untuk dipisahkan.

"Mau kemana?" Tanya Elaine membuat Brielle melihat ke arah Devan penasaran, sedangkan Okta terlihat tidak tertarik dan masih fokus membaca koran paginya.

"Main basket sama Araz," jawab Devan singkat lalu duduk di salah satu kursi di sana.

"Sama anak tetangga juga?" Sahut Okta tiba-tiba membuat Devan menautkan kedua alisnya.

"Zara? Dia kan ikut sama Araz," jawab Devan.

"Kalo kakaknya?" Tanya Okta lagi.

"Ya mana Devan tau, Pah," jawab Devan lagi sedikit malas.

"Dia cantik tau," ujar Okta lirih tapi masih bisa didengar oleh semua orang di sana.

"Apa Pah?" Elaine menatap Okta tajam membuat laki-laki dua anak itu begidik ngeri. Sedangkan Devan memilih acuh.

"Bu-bukan gitu maksud Papah, Ma," jawab Okta sedikit bergetar.

"Awas aja kalo berani," Elaine masih menatap tajam Okta sembari memegang pisau di tangannya membuat Okta semakin merinding.

"Kak, aku boleh ikut gak? Bosen tau di rumah mulu," sahut Brielle tiba-tiba menghentikan adegan Okta dan Elaine.

"Boleh, siap-siap gih," jawab Devan masih dengan nada datarnya.

"Bener?" Tanya Brielle memastikan. Gadis itu tidak menyangka Devan akan langsung setuju seperti itu.

"Hm," jawab Devan. Brielle yang mendengarnya pun segera berlari ke arah kamarnya dan segera berganti pakaian.

Tidak lama kemudian Brielle berjalan menuruni tangga. Gadis itu tampak cantik dengan kaus biru yang dilapisi jaket berwarna pink tidak lupa memakai celana jeans hitam dan sepatu sneakers putih untuk melengkapi penampilannya.

"Yuk, Kak," Brielle menghampiri Devan yang kini tengah duduk berdua dengan Gracio di ruang santai. Entah sejak kapan kakak tertua itu pulang ke rumah.

"Udah? Yaudah, yuk," Devan berdiri dan meraih kunci motor yang ada di atas meja.

"Mau kemana?" Tanya Gracio yang penasaran.

"Jalan-jalan dong," jawab Brielle kemudian terkekeh kecil. Sedangkan Gracio hanya mendengus kesal. Apalagi saat Devan sama sekali tidak menjawab pertanyaannya.

...

Sedangkan di sebuah lapangan basket indoor Araz, Jinan, Fadly, dan Zee terlihat serius bermain basket di tengah lapangan. Lalu ada Eve dan Cindy yang duduk di tribun untuk melihat para laki-laki bermain. Devan baru saja memasuki area lapangan saat Araz melihatnya.

"Dev! Kemana aja lu baru dateng? Eh, itu siapa?" Seru Araz membuat semua orang melihat pada arah pandang Araz.

Devan masuk bersama Brielle yang membuat semua orang di sana terdiam. Siapa perempuan yang bersama Devan itu? Begitulah pikir mereka.

Mungkin? (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang