Badai

1.1K 108 26
                                    

Di Indie, alpha, beta, dan omega tidak dibedakan dalam hal mempertahankan kedaulatan dan harga diri daratan. Peraturan baru yang menyaring pasukan berdasarkan kemampuan bertarung tidak akan menghentikan seorang omega dengan kekuatan menjanjikan masuk ke dalam divisi khusus. Meski secara hukum omega sudah diakui, tetap saja, norma masyarakat mengharuskan omega tetap menunduk tiap kali bertatap muka dengan publik.

Toni adalah salah satu omega yang beruntung. Dia berhasil menjebol uji kelayakan pasukan khusus dan sekarang menjadi salah satu omega yang dipercaya oleh kedaulatan daratan untuk menghadapi setiap ancaman yang mendekat. Di dalam divisi khusus ada satu omega lain, Kevin namanya.

Berbeda dengan Toni, Kevin mendapatkan rekan yang setia menemaninya ke manapun ketika diberi misi. Jadi ada kalanya Toni ingin berbangga diri dia menjadi satu-satunya omega yang mendapatkan misi solo, pun ada kalanya dia sedikit cemas kepada setiap misi yang dibebankan kepadanya karena dia omega, dan setiap menjalankan misi selalu sendiri.

Ancaman yang mengintai daratan Indie adalah serbuan alpha atau kawanan lain yang ingin menguasai daratan. Sudah lama daratan tempatnya tinggal membentuk sebuah kedaulatan yang mengharuskan setiap generasi terbaiknya menjadi ujung tombak untuk menjaga kedaulatan daratan tercinta.

Perang terakhir sudah berlalu dalam waktu yang cukup lama. Terakhir kali Toni ikut serta menjaga daratan membuatnya harus istirahat total di dalam sarangnya dan bangga dengan peringkat tiga sebagai pembunuh musuh terbanyak. Terluka begitu, Toni masih bisa tersenyum karena alphanya tercinta ternyata menyabet peringkat pertama sebagai pembunuh paling mematikan. Orang tercintanya berhasil mengharumkan nama daratan, juga berhasil membuat daratan mereka aman hingga dia bisa membesarkan dua anaknya yang lahir beberapa bulan lalu.

Toni pikir daratan akan aman untuk beberapa waktu sampai kedua anaknya siap ditinggal olehnya mengemban tugas. Sayang, mimpi buruk itu datang kembali. Toni sudah diperingatkan Jo sebelumnya, namun dia bersikeras bahwa perang tidak akan terjadi dan dia percaya penuh kepada Jo semuanya akan baik-baik saja. Alphanya adalah yang terbaik di daratan, dia yakin Jo bisa melindungi keluarga kecil mereka, juga daratan mereka tercinta.

Pagi itu dingin sekali. Toni sampai harus mendekap kedua anaknya agar tidak kedinginan. Rengekan kecil dari dua anaknya berhasil dia redam. Dia mengatakan semuanya akan baik-baik saja, namun jauh dalam hatinya cemas memikirkan nasib Jo di medan laga.

Petir menggelegar.

Suaranya mengagetkan kedua anak Toni. Toni tau siapa yang bisa membuat petir sedahsyat itu. Alpha, beta, dan omega memiliki elemen sendiri yang bisa didapat dari lahir maupun dari kerja keras belajar. Petir milik Jo adalah hal pertama yang membuat seorang Toni jatuh cinta. Sulit diakui memang, Toni tidak pernah lupa bagaimana seorang Jonathan menangkap petir di atas bukit ketika diam-diam dia memergoki latihan rahasianya.

"Dia adalah hercules," ucap Toni ketika beberapa rekan divisi menanyakan seperti apa Jo di matanya. Jo memang mirip Hercules dari karisma, kekuatan, dan apapun itu yang mampu menyihir mata Anthony Ginting untuk jatuh cinta berkali-kali.

Dan yang paling menghangatkan hati Toni adalah ketika mengingat bagaimana petir dari tangan Jo berhasil menyelamatkan daratan mereka tercinta. Saat ini pun dia kembali menitikan air mata terharu mengingat jasa sang alpha tercinta yang begitu harum.

Petir menggelegar.

Toni masih ingat betul apa yang Jo katakan sebelum gelap malam menyembunyikan wujud sang terkasih. "Aku akan kembali pagi ini. Hanya patroli biasa, kurasa. Seperti katamu, perang tidak akan terjadi." Kata-katanya menggantung di udara sebelum Jo menghela napas. Dia tersenyum kepada Toni untuk menenangkannya sekali lagi. "Semuanya akan baik-baik saja."

Hingga matahari membuat Toni menjernihkan matanya pun dingin masih mendekapnya. Dia mencari di mana hangat dekapan yang sudah dijanjikan sang alpha semalam. Pikirannya mengingatkan Toni untuk tetap tenang, apalagi ketika melihat damai di wajah kedua anaknya yang tertidur pulas meski petir semalam sempat membuat Toni gemetar karena khawatir.

Instingnya secara alami mengendus aroma Jo yang Toni harap dapat diciumnya entah dari radius berapa. Ikatan yang selama ini mereka bangun membuatnya percaya sepenuh jiwa dan raga bahwa mereka terikat bukan hanya dalam buku nikah. Matanya dengan sendirinya basah. Udara di sekitarnya tiba tiba terasa sesak, Hidungnya perlahan menjadi berair bersamaan dengan pipinya yang mulai basah. Tidak, tadi dia sempat mencium aroma Jo meski samar. Toni hampir yakin Jo sedang dalam perjalanan ke gubuk mereka yang nyaman.

Namun samar-samar aroma Jo mulai menghilang. Sama seperti ketika aroma kopi yang tiap pagi diseduhnya untuk Jo mulai mendingin hingga aromanya pudar. Toni menutup mulutnya sendiri. Dia meringkuk, mendekap kedua anaknya semakin erat, mencari sisa kehangatan sang alpha yang pagi ini tidak hadir di antara mereka. Melihat bagaimana kedua anaknya tersenyum dalam tidur menyambut kehangatanya membuat Toni tidak tega mengatakan kebenaran yang terjadi.

Nak, maafkan Papamu. Ayahmu telah tiada.

A/N : Hola, jika ada yang membingungkan dari cerita ini bisa ditulis di kotak komentar. Saya akan mempertimbangkan apakah itu bisa ditulis dalam cerita atau cukup dibuat semacam glosarium di akhir chapter berikutnya. Ayo, majukan kapal Jojo/Ginting heuheu!

Indie - Jojo/Ginting [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang