___
|A|
|B|
|A|
|N|
|G|
|K|
|U|
Andai aku bisa sebahagia cute girl pas tahu kalau diluar itu hujan deras. Sambil menyanyikan lagu kemerdekaan dia yang bisa buat abangnya semangat ke sekolah. Tapi di sini siapa yang mau kusemangati, hah? Laki-laki dengan mata elang itu.
Ya, alhasil cuma bisa semangati diri sendiri.
Jadi ceritanya, nih, masih beres-beres dikamar sambil berkoar-koar buat takbiran.
"Hei si Nopal. Jangan menyerah. Ayuh sekolah. Kerna hujan aja. Bawa payungnya. Pakai sweaternya. Plastikin tasnya. Jangan lupa doa. Shalalalala hiya hiya kontet."
Nyanyi lagu gini saja sudah berjaya membuat naluri, batin, jiwa, serta ragaku bahagia, cuy. Apalagi pas tau kalau ini hari senin. Berarti tidak perlu mengadakan upacara bendera, dong. Memang bobrok, akutuh. Tidak mengabdi kepada negara sendiri. Yuhuuuu!
Adegan ini tidak untuk ditiru ya pemirsa di rumah.
Tapi gimana caranya pergi ke sekolah? Masa harus menunggu sinyal angkot sambil kehujanan. Kan, lucu. Tidak mungkin juga bawa payung, nanti di angkot malah repot. Jas hujan juga tidak punya. Jiwa miskinku keluar.
Aku ini sebenarnya tokoh utama tidak sih? Kok miskin banget, njir!
Setelah merasa utuh menjadi manusia atau makhluk sosial dengan sempurna. Secepat Tom menemukan Jerry, aku langsung turun dari kamar menuju akhirat.
Ya enggak, lah.
Kebetulan banget ada papa yang lagi sarapan sambil membaca koran si ruang makan. Papa baru pulang tadi malam. Katanya ada rapat di luar kota. Yang pasti bukan di kota tempat biasa dia berkelana. Jadi dia menyempatkan mampir untuk melihat keadaan kami.
Sayang banget mama harus menginap di rumah sakit. Tapi katanya hari ini bakal pulang lebih cepat. Sore mungkin. Tapi sama saja. Kedua orang tuaku ini tidak bisa bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Brothe[r] | END
Historia Corta"Punya abang, tapi serasa nggak punya." Disertai kuotes-kuotes nggak nyambung. Merupakan revisi ketiga. Belum tamat. 12-Agustus-2018 - 18-Agustus-2020