Sebelumnya aku mau mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa!
.
.
.Selamat datang di keluarga Hani.
"Abang."
Puasa-puasa gini enaknya ngerjain anak orang, bro. Yah, walau gue sendiri lagi nggak puasa.
"H?"
Cakep. Si pea'nud bersedia sepenuh raga dan jiwa jadi korban secara bodoh di tangan orang yang tolol pula.
"Mau nggak Hani ajari do'a yang berkah dan bagus dalam menjalankan ibadah puasa?"
Setan berbisik.
"Emang apa." Bwah! Mudah banget ditipunya. Yang di rumah juga bisa praktekin secara langsung maupun siaran live di instagram atau facebook, ya!
"Ikutin Hani, ya. Bismillahirohman- nirohim." Dan dengan begonya bang Angga meng-copy paste apa yang kukatakan.
"Allohumma."
"Allohumma."
"Lakasumtu."
"Lakasum- tunggu-tunggu. Ini bukannya do'a buka puasa, ya! Lo mau batalin puasa gua ya, bangs-"
"Et, tahan. Kudu sabar. Ingat, ini abang sedang menjalankan ibadah puasa. Senyumin aja, sini."
"--sa kita ternyata sama ya, dek? Nyesel gua dulu ngebet banget pengen punya adek, kalau ternyata begini jenisnya."
"Bwahahahaha!"
Perkenalkan, namaku Hani. Manusia yang pernah diawetkan semasa kecilnya karena pihak keluarga tidak tahan lagi menghadapiku. Nggak, lah! Yeu, serius amat.
Aku punya satu abang yang terbilang noda dalam kehidupanku sehari-hari. Namanya Ferlangga. Orangnya nggak bisa diputihin maupun dihilangi pakai byclean.
Entah takdir apa yang membawaku kemari, tapi yang terpenting bisa dilahirin di bumi dari pada di planet pluto.
Bersabarlah bagi kalian yang sedang menjalankan ibadah puasa. Aseq. Apalagi yang telat sahur. Aseq. Memang banyak sekali rintangan- rintangan selama puasa ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Brothe[r] | END
Short Story"Punya abang, tapi serasa nggak punya." Disertai kuotes-kuotes nggak nyambung. Merupakan revisi ketiga. Belum tamat. 12-Agustus-2018 - 18-Agustus-2020