Masa lalunya

874 51 0
                                        

Kevin merebahkan tubuhnya di atas kasur. Begitu banyak yang ia pikirkan sehingga rasa letih itu begitu nampak.
Ia lalu merogoh saku celananya, dan mengeluarkan dompet kulit usangnya. Di bukanya dompet itu, sehingga terlihat foto antara ia dan Luna. Tapi pandangan Kevin tak tertuju pada foto antara ia dan Luna, melainkan foto yang ia selipkan di belakangnya.

Foto seorang wanita bergaun biru laut yang cukup cantik. Kevin meneteskan air mata ketika melihatnya.

"Maafkan aku, Mama ...."

*****

-Flash back-

Di sebuah sidang rapat perusahaan besar, para tetua, seorang Wanita muda dan seorang anak laki-laki kecil yang sedang di pangkuan wanita tadi sedang berkumpul. Beberapa dari mereka tampak terus berselisih paham. Terutama para lelaki tua yang memakai setelan jas rapi.

"Dia adalah keturunan Sanjaya, satu-satunya orang yang berhak mewarisi seluruh Sanjaya Corporation."

"Tapi dia lemah, dia bahkan memiliki jantung yang tidak normal!"

"Kami sudah mengusahakan tranplantasi jantung untuknya," kata si wanita sambil menggenggam erat tangan anak di pangkuannya.

"Omong kosong!"

"Oktavia! Kamu yang telah menyebabkan kesialan ini. Jika Vino tidak menikah denganmu, mungkin dia tidak perlu memiliki anak lemah sepertinya!"

"Tolong jangan berkata buruk tentang anakku dan almarhum suamiku."

"Itu benar! Untuk apa mengungkit hal yang telah lalu. Jika bukan karena jantungnya, anak ini bisa menjadi ancaman bagi kalian. Dia memiliki tingkat kecerdasan di atas rata-rata. Jika kelak dia sudah dewasa, dia pasti sanggup menjalankan perusahaan ini dibandingkan siapapun."

Si wanita yang bernama Oktavia itu, masih terus memeluk anaknya, seolah takut kehilangannya.

"Bagaimana jika operasinya kelak tidak berhasil?"

"Siapa yang akan menjadi penerus perusahaan ini? Bukankah hal itu lebih baik, jika kita urus sejak saat ini!"

"Untuk apa kamu mengkhawatirkan hal yang belum terjadi, perusahaan ini masih memiliki aku sebagai Paman dari Vino. Lagipula, disini ada istri sah dari Vino. Aku yakin dia akan sanggup menjalankan perusahaan ini."

Semua tampak terdiam, mereka terlihat meragukan ucapan laki-laki tadi. Dan Oktavia sendiri, sepertinya menyadari hal itu.

"Beri aku waktu tiga bulan! Ah ... tidak, satu bulan! Aku akan meningkatkan penjualan sebanyak 10 persen!"

"Perempuan gila. Menaikkan penjualan 5 persen saja sudah cukup sulit!"

"Kenapa? Apa Anda takut?" tanya Oktavia.

"Untuk apa aku takut? Baik ... dengan begitu, aku tidak perlu repot-repot menendangmu dari perusahaan ini."

Sang wanita tahu, ia telah bercakap besar. Tapi, hanya itu satu-satunya yang bisa ia gunakan, setidaknya demi anaknya, demi memperoleh pengakuan dari para tetua di sana.

"Mas Vino, tolong bantu aku. Bantu aku memegang perusahaanmu, demi anak kita ...." gumam wanita itu pelan.

Satu bulan berlalu, ternyata di bawah kepemimpinan Oktavia, perusahaan benar-benar sukses membuat penjualan meroket, bahkan hingga 12 persen. Dan itu cukup menyumpal mulut para pemegang saham dan juga para tetua, Setidaknya untuk tetap membiarkan peranan direktur tetap di pegang oleh Oktavia.

Meski begitu tetap saja sindiran terus terlontar setiap harinya. Bahkan meski paman dari Vino terus berusaha melindungi Oktavia. Dan ini tentu menumbuhkan kebencian pada diri Kevin ke orang-orang yang telah menyakiti hati ibunya.

My Possessive BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang