sisi kelam Kevin

867 48 0
                                    

Luna dan Kevin berjalan di sepanjang pesisir pantai, menikmati moment sunset yang sebentar lagi tiba.

"Kevin, bagaimana kamu bisa ada di sini? Tidak mungkin pak Reynaldi memintamu untuk datang."

"Kamu tahu?"

"Tentu saja, aku sangat mengenal dirimu. Apa kamu sengaja cuti demi datang kemari?"

"Ya. Aku tidak tenang membiarkanmu berdua saja dengan Evan."

Luna tersenyum mendengarnya, "Sebenarnya aku juga tidak suka, pergi berdua dengan Evan. Tapi sejauh ini, ia baik dan tidak berbuat macam-macam padaku. Harusnya kamu tidak perlu mengkhawatirkan diriku. Kamu pasti sudah menguras tabunganmu cukup banyak."

"Tidak apa-apa, aku bisa mengumpulkannya lagi nanti."

Luna pun bergelayut manja di lengan Kevin. Dan Kevin membalasnya dengan usapan lembut di kepala Luna.

"Kenapa ya hubungan kita selalu terpaut masalah keuangan? Padahal baik aku dan kamu sama-sama tidak mempedulikan hal itu."

"Kenapa juga kamu harus mencintai laki-laki miskin sepertiku? Aku tidak punya cara lain selain membahagiakanmu."

"Jika aku menyukai pria lain selain dirimu, apa kamu rela?"

"Tentu."

"Ish ... tega sekali. Harusnya kamu berkata tidak, Kevin!"

"Sejauh itu yang terbaik bagimu, aku akan berusaha merelakanmu, Luna. Aku tidak berhak mengontrol kebahagiaanmu. Maka dari itu, meski hatiku sakit, meski batinku tak bisa menerimanya, aku tetap akan melakukannya untukmu."

Luna menghentikan langkahnya. Ia menggenggam tangan Kevin, dengan kepala tertunduk. Sebulir air bening terlihat disudut matanya.

"Luna ... ada apa?"

"Aku mencintaimu, Kevin. Sangat -- sangat mencintaimu. Jangan pernah meninggalkan aku, ya?"

Kevin tersenyum mendengar ucapan Luna. Dihapusnya air mata yang mulai menetes di pipi Luna. Di angkatnya dagu Luna dan ia pun mencium bibirnya lembut.

*****

Untuk kesekian kalinya Evan kembali mengamuk. Ia membuang barang-barang yang ada di hadapannya. Bahkan ketika ada salah satu staf Resort yang menemuinya, Evan dengan sadis memarahinya.

"Kamu pikir itu bagus? Cepat buat lagi yang baru!!"
"Kamu pikir Mr. Chen akan terkesan? Dasar bodoh!"
"Niat kerja ga sih? Cepat buat ulang!"
"Lama sekali kerja kalian. Kalian anggap kalian itu profesional? Dasar sampah!"

Dan masih banyak lagi yang lainnya. Ia seolah mengungkapkan kekesalannya atas Luna, pada orang-orang di sekitarnya.

"Sial! Jika begini terus, Aku bisa gila," runtuk Evan
"Apa? Dan bagaimana lagi caraku untuk bisa mendapatkanmu, Luna ...." gumam Evan pelan.

Tiba-tiba handphonenya berdering. Evan pun menerima panggilan itu.

"Ada kabar apa Leo? ......... Dasar bodoh begitu saja tidak becus! ......... Aku akan membayarmu lima kali lipat, jadi cepat cari informasi mengenai si berengsek itu!" kata Evan yang kemudian memutus sambungan telepon itu.

*****

Luna dan Kevin berjalan melewati banyak kedai makanan di pinggir jalan. Banyak kedai seafood yang dijajakan di sana. Luna memperhatikan Lobster segar yang di jual salah foodcourt. Ini mengingatkannya akan bos Killernya itu.

"Kamu mau, Luna?" tanya Kevin

"Ah ... tidak, itu pasti mahal. Kita makan nasi goreng saja, Vin."

My Possessive BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang