Luna menikmati desiran angin laut yang menerpa lembut wajahnya. Pantai Bunaken memang selalu indah.
Tak lama dua lengan kokoh menggapai pinggangnya dan memeluknya erat. Luna tersenyum. Seakan tak ingin dilepaskan, Luna mengelus punggung tangan itu pelan.
"Aku mencintaimu." bisiknya.
-Flash back-
Luna sedang berdiri di depan sebuah lift. Matanya sesekali melihat ke belakang, cemas. Ya, ia memang sedang menghindari Evan. Jantungnya terus berdegup kencang Setiap menatapnya. Biasanya tidak seperti itu. Tidak jika bukan di hadapan Kevin.
Tapi semenjak kejadian di kolam hari itu, ia jadi memikirkan banyak hal. Tak lama, Benny menghampirinya.
Benny memperhatikan Luna dari ujung kepala hingga sepatu. Luna tentu risih mendapat perlakuan seperti itu.
"Apa?" tanya Luna jengkel.
Tentu jengkel, karena Luna masih mengingat bagaimana perlakuan Benny di Bunaken hari itu.
Laki-laki kurang ajar! pikir Luna sebal."Sejak awal seharusnya aku tahu kamu sama saja dengan perempuan lainnya."
"Apa maksudmu?"
"Kamu hanya mengincar harta kakakku, kan? Terlebih lagi dengan warisan perusahaan ini."
Luna tak ada niat untuk membela diri. Terlebih pada laki-laki seperti Benny.
"Ada yang bilang ... pengantin di pernikahanmu itu, seharusnya bukan kakakku. Apa itu benar?"
"Kenapa kamu selalu ingin tahu?"
"Sebenarnya aku juga tidak tertarik dengan jawabannya. Karena mungkin, kita berada di pihak yang sama."
Luna menggelengkan kepalanya heran. Lift mulai terbuka, Luna masuk kedalam. Tapi tidak dengan Benny. Ia masih menatap tajam Luna.
"Aku bisa membantumu. Aku akan memusnahkan Evan, dengan kelemahannya."
"Apa maksudmu?"
"Nanti kamu juga akan tahu."
Luna terkejut dengan yang diucapkan Benny. Belum sempat ia mempertanyakannya, lift sudah menutup.
"Memusnahkannya? Apa maksud Benny? Apa jangan-jangan ...." kata-kata Luna seketika terhenti, ia langsung mengambil handphone di tas nya dan mencoba menghubungi Evan.
"Tidak di jawab. Hp nya pasti belum aktif semenjak rapat tadi."
Cemas mulai menggelayuti pikirannya. Pada akhirnya Luna memilih naik lift kembali, untuk menemui Evan. Kemungkinan besar ia masih di lantai atas. Di balai rapat.
Tapi seperti drama, Luna yang baru mau keluar lift, sedikit terlambat berpapasan dengan Evan. Laki-laki itu sudah terlanjur masuk ke lift sebelah.
"Kak Willy, dimana Evan?"
"Lho? Tadi dia juga mencarimu. Mungkin sedang ada di lift."
Jantung Luna berdegup kencang. Ia buru-buru pergi menuju lift. Entah kenapa firasat buruk terus terngiang di kepalanya.
Luna kembali mengambil hpnya untuk menghubungi Evan. Tapi yang ada hanya sebuah sambungan sibuk. Karena pada saat yang sama, Evan juga sedang menghubungi Luna.
Evan berada di lantai parkir. Masih mencoba menghubungi Luna. Tapi, tiba-tiba terhenti ketika melihat Liana kini sudah berada di hadapannya. Evan menjauhkan hp itu, tanpa tahu kini ia sudah terhubung pada Luna.
"Wah ... wah ... wah ... Bagus sekali, anak haram! Kini kamu pasti merasa senang karena telah menyingkirkan kami."
"Aku tidak pernah berpikiran seperti itu. Mama, tak bisakah kita memulainya sejak awal? Dari awal, aku sama sekali tidak berniat mengambil alih semua warisan papa."
"Memulai? Jangan mimpi! Sampai kapanpun, kamu dan ibumu yang jalang itu adalah noda di kehidupanku."
Evan terdiam, sedih namun juga tak ingin membela diri. Luna yang juga mendengar percakapan itu melalui handphone, tentu merasakan hal yang sama. Ia semakin mencemaskan Evan dan masih terus berusaha mencari keberadaannya.
"Aku akan mengembalikan semua aset papa. Tapi tak bisakah Mama, tidak lagi menyalahkan ibu kandungku?"
"Dengan apa? Mereka bahkan berpihak padamu, entah kegilaan apa yang kamu buat sehingga semua orang membelamu. Dasar anak haram! Cih ...."
Evan tentu merasa sedih mendengarnya, tapi lagi-lagi ia mencoba menguatkan diri.
"Lalu, apa yang Mama inginkan?"
"Aku ingin kamu mati!"
"Apa?"
Buuuggghh
Evan tersungkur pingsan seketika, karena Benny dari belakang langsung memukul tengkuk Evan cukup keras."Evan ... halo ... Evaaaan." panggil Luna cemas.
"Kenapa tiba-tiba berhenti? Sebenarnya ada apa? Apa yang terjadi, Van ...."
![](https://img.wattpad.com/cover/162253071-288-k423400.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Boy
RomansaEvan Surya Atmadja adalah pria sukses. Kaya, Tampan, Pintar. Meski begitu, Evan juga seseorang yang arogan, angkuh, dan sombong. Hingga nasib mempertemukan dirinya dengan Luna. Gadis manis yang berperawakan ceria dan baik hati. Siapa sangka, Evan ju...