Seorang pria dengan setelan jas rapi, terlihat baru turun dari mobil. Rambutnya di belah pinggir, matanya sipit, hidungnya mancung, dengan tatanan rambut spike yang menambah keren penampilannya. Secara keseluruhan, ia memiliki wajah yang cukup tampan, hanya saja ... tatapan matanya yang tajam, membuat seseorang akan berpikir dua kali untuk sekedar mendekatinya.
Pria itu lalu merapikan dasi dan jas hitamnya. Beberapa orang di hadapannya, langsung membungkukan badannya seolah menghormati kedatangan pria tersebut.
Tak menunggu lama, Pria itu langsung masuk ke lobby kantor. Bersamaan di belakangnya sudah terdapat beberapa asisten, dan sekretaris yang setia mengikuti.
Dia adalah Evan Surya Atmadja. Semua orang yang melihat kedatangan laki-laki itu, pasti langsung membungkuk hormat. Sementara Evan hanya membalas acuh pada mereka. Ia terus menatap ke depan.
Sesampainya di depan lift, seorang pria memberikan sebuah map merah padanya.
"Pak Evan ... ini adalah jadwal rapat hari ini. Dan nanti selepas makan siang, Anda di jadwalkan bertemu Mr. Chen di World Hotel," kata pria tersebut sedikit gugup.
Evan hanya melihat sekilas jadwal tersebut. Setelah itu ia langsung memberikan kembali map tersebut tanpa banyak bicara.
Lift terbuka, Evan dan beberapa asistennya langsung masuk kedalam. Tapi sebelum pintu lift tertutup, Evan mendorong keluar pria, yang tadi memberikan map merah padanya. Semua orang yang berada di sana, terkejut melihatnya.
"Ap -- apa salah saya, Pak?" tanya pria itu, mulai ketakutan.
"Bukankah peraturan di kantor ini sudah jelas? Tidak ada sesuatu apapun yang berwarna merah, melintas di hadapanku? Apa kamu sengaja menantangku?" tanya Evan dengan tatapan elangnya.
"Ma -- Maafkan saya pak Evan. Tadi saya kehabisan map. Dan saya hanya memiliki map itu di meja. Saya tidak bermaksud untuk menantang Anda, Pak ... Sungguh," jawab pria itu masih takut.
"Kamu pikir, saya peduli dengan alasanmu? Sekarang, segera angkat kaki dari perusahaan ini. Kamu saya pecat!"
Mendengar kata pemecatan, membuat pria itu terduduk lemas di lantai. Evan pun segera menutup pintu lift.
Keributan yang terjadi pagi itu, ternyata mampu membuat banyak karyawannya tegang. Meski begitu, ini bukan kali pertama mereka melihat seorang Evan Surya Atmadja, memecat sepihak karyawan kantornya.
Kemudian, tak jauh dari tempat itu, di dekat lorong ada tiga orang perempuan yang merupakan para karyawan baru. Tampaknya mereka akan memulai latihan training. Dengan seorang pria, yang sedang memberi arahan kepada para karyawan baru itu. Dari name tag pria tersebut, dia bernama Kevin Anggara. Pria berwajah sedikit oriental itu, cukup tampan dengan setelan kemeja berwarna biru dongker.
"Baiklah ... setelah mendengar penjelasan saya barusan, apakah ada yang ingin ditanyakan?"
Tiga karyawan baru tersebut hanya bisa saling menatap satu sama lain. Seolah mempertanyakan siapa yang mau bertanya.
Merasa tidak ada lagi pertanyaan, Kevin langsung menyuruh kedua karyawannya itu untuk segera pergi melakukan latihan training, kecuali satu orang ... yakni seorang gadis, dengan rambut di ikat satu. Dia terlihat manis dengan tatanan rambut lurusnya itu. Dari name tagnya, dia bernama Luna Varellia.
*******
Kevin mengajak Luna masuk ke ruangan kerjanya. Rupanya Kevin merupakan kepala bagian pada divisi administrasi. Terlihat dari papan nama di depan ruang kerjanya.
"Ada apa ya, Pak?" tanya Luna ragu.
Tanpa basa-basi, Kevin mendekati Luna, dan memeluknya. Meski awalnya terkejut, tapi Luna justru membiarkan Kevin memeluknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Boy
RomanceEvan Surya Atmadja adalah pria sukses. Kaya, Tampan, Pintar. Meski begitu, Evan juga seseorang yang arogan, angkuh, dan sombong. Hingga nasib mempertemukan dirinya dengan Luna. Gadis manis yang berperawakan ceria dan baik hati. Siapa sangka, Evan ju...