Benny n Liana

904 51 0
                                    

Luna dan Evan sedang menikmati makan siang mereka. Sesekali Luna memperhatikan Evan yang masih makan dengan tenangnya di meja.

"Ada apa?" tanya Evan tanpa menengok ke arah Luna.

Tampaknya ia menyadari kalau sedari tadi Luna terus memperhatikannya. Meski begitu, Luna merasa tidak enak, bahkan untuk sekedar menyampaikannya. Apalagi kalau bukan tentang Benny, yang terus bergelut di pikirannya. Walau demikian, Luna hanya menjawab dengan gelengan kepalanya.

"Luna ... Ayo kita menyelam."

"Apa? Bukankah kita datang untuk menyambut Mr. Chen?"

"Mr. Chen baru tiba di sini sekitar tiga hari lagi. Masih ada waktu untuk kita bersenang-senang."

"Apa? Tiga hari lagi?? Lalu untuk apa aku di sini?" protes Luna

"Tentu saja untuk berkencan denganku," kata Evan santai.

Luna melongo sejadi-jadinya. Ia benar-benar tak menyangka dengan jawaban Evan.

"Apa?! Yang benar saja! Ini namanya penyalahgunaan wewenang. Bagaimana bisa kamu memperlakukanku seperti ini?"

"Jadi kamu tidak mau?"

"Tidak!"

"Cepatlah, Luna! Aku tidak menerima penolakan!" lanjut Evan yang sudah berdiri tak jauh darinya.

Meski hatinya menolak, tetap saja lagi-lagi Luna menurut. Entah kenapa, ia selalu tidak bisa menolak permintaan bos nya itu. Evan lalu membawa Luna ke tempat penyewaan peralatan diving.
Meski Luna tidak pernah ke laut Bunaken, tapi untuk menyelam, itu bukan hal baru baginya.
Mereka berdua kini sudah mengganti pakaian mereka, dengan pakaian menyelam (BCD), dan memakai beberapa peralatan yang menunjang.

Kapal boat mulai melaju, menuju destinasi diving terfavorit di Bunaken. Luna terlihat menikmati percikan air yang menyentuh tangannya. Sesekali mereka juga mendengarkan instruktur dari sang pemandu.

Akhirnya setelah beberapa menit, mereka pun sampai. Luna menyelam terlebih dahulu, dilanjut Evan. Luna terlihat begitu bersemangat. Mereka menikmati keindahan terumbu karang, beserta ikan-ikan kecil yang berwarna-warni. Evan tentu tak mau kehilangan kesempatan itu. Diam-diam, ia terus memotret Luna di dalam air.

Cantik. Pikir Evan ketika ia melihat pose ulang Luna di kamera anti airnya

Namun kesenangannya seketika berubah, ketika Luna menyodorkan seekor lobster ke hadapannya. Evan kaget dan hampir melepas regulatornya.

Meski tak ada tawa, karena mereka di dalam laut, tapi terlihat raut wajah Luna senang karena bisa mengerjai bos Killernya itu.

Sekitar setengah jam, mereka menyudahi kegiatan diving itu. Luna menangkap dua ekor lobster berukuran besar di tangannya. Sementara Evan, ia terlihat tidak menyukainya.

"Apa kamu senang?" tanya Evan sambil melepas beberapa peralatan menyelamnya.

"Tentu ... Bukankah ini lucu?" tanya Luna sambil menggoyangkan lobster ditangannya. "Karena musim panas, perairan menjadi lebih hangat. Banyak Lobster berkumpul. Kita beruntung bisa menemukan yang berukuran besar seperti ini." lanjut Luna

Evan menggeleng pelan, "Bagaimana bisa kamu tidak takut dengan makhluk seperti itu."

"Ini binatang yang eksotik."

"Sudah ... lupakan saja. Lobster seperti itu, lebih enak dimakan di banding di pelihara," kata Evan sambil membayangkan Lobster goreng mentega, atau Lobster saus padang.

"Tentu, kita bisa memakannya." kata Luna dengan senyum manisnya.

"Ya, menyelam membuatku merasa lapar," kata Evan yang kembali membayangkan Lobster saus mentega

My Possessive BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang