"Jadi kamu belum mengenal saya, ya? Apa kamu mau aku pecat, hah??!?"
'Astaga ... Sebenarnya siapa wanita ini sih?? Perangainya benar-benar mirip seperti si Killer!" batin Luna.
Tapi tak beberapa lama, Evan beserta para kliennya keluar dari ruangan tersebut. Dan Evan cukup terkejut melihat wanita paruh baya itu.
"Mama??" panggil Evan.
Mendengar panggilan itu, tentu gantian Luna yang terkejut.
'Oh ya ampun ... Masalah baru lagi, nih. Huh ... Kenapa aku sesial ini, sih?' runtuk Luna dalam hati.
"Apa yang Mama lakukan disini?" tanya Evan dingin.
"Dasar anak tidak tahu diri! Kamu menghindari acara pertunangan yang telah aku persiapkan?!?" ucap wanita itu geram.
Evan langsung menatap Luna yang masih berdiri di tempatnya. Raut wajah Luna jelas sekali terlihat menegang. Tak ingin permasalahan keluarganya di ketahui, Evan segera menarik wanita itu untuk masuk ke dalam ruangannya.
"Ikut aku, Mah," kata Evan.
Tapi dengan cepat, wanita itu menampik tangan Evan,"Lepaskan aku anak haram! Jangan pernah berpikir untuk bisa menyentuhku!"
Luna tentu merasa tak enak melihat drama keluarga itu. Apalagi Evan juga terlihat menahan malu. Ya, siapa juga yang tidak malu, ketika masa lalumu di ketahui orang lain. Luna hendak pergi, sekedar memberi ruang untuk mereka bicara. Tapi tiba-tiba, Evan menghentikannya. Ia menggenggam tangan Luna erat. Seperti tidak mau Luna yang pergi. Karena satu-satunya yang harus pergi, adalah si wanita penyihir itu (maaf Author ikut kesyeel. Wkwkwk)
"Lebih baik Mama pergi dari kantor ini. Atau akan ku panggil security."
"Kamu berani melakukan hal itu, Hah?"
"Kenapa tidak, ini adalah perusahaanku. Papa yang memberikannya padaku."
"Kurang ajar kamu!" Kata si wanita itu hendak menampar Evan.
Namun entah apa yang terlintas di benak Luna, disaat segenting itu, ia malah maju dan membelakangi Evan.
Plaakk ...
Pada akhirnya Luna lah yang mendapat pukulan itu. Evan dan si wanita itu sama-sama terkejut.
"Dasar bodoh! Apa yang kamu lakukan?!" kata Evan cemas.
Namun Luna terdiam. Ia hanya bisa meringis menahan sakit kepalanya yang terpukul tadi. Ya, karena tubuh Luna lebih mini dibanding Evan, pukulan yang tadi dilayangkan, bukannya menampar pipinya Evan, malah menampar kepalanya Luna.
"Huh, sekarang kamu mulai berlindung dibelakang seorang gadis, Hah?"
Evan tak menjawab, ia lalu mengangkat telepon, dan memanggil Satpam.
"Sudah cukup Mama! Jangan pernah melampaui batas!" kata Evan geram.
"Kamu yang jangan melampaui batas! Jika Vino sudah berusia 20 tahun, perusahaan ini ... akan aku pastikan ... Bukan lagi menjadi milikmu! Dasar Pencuri!"
Evan kembali terdiam, tak lama berselang, para satpam pun berdatangan.
"Cepat bawa wanita ini keluar!" Perintah Evan.
"Kurang ajar kamu! Dasar anak haram!!" Teriak wanita itu, ketika para satpam menggiringnya keluar.
Evan terdiam melihat wanita itu. Ada rasa terluka yang hinggap di hatinya. Beberapa memori buruk di masa lalunya, seolah berputar kembali di pikirannya. Tapi tak lama, ia segera tersadar. Di hampirinya Luna.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Boy
RomansaEvan Surya Atmadja adalah pria sukses. Kaya, Tampan, Pintar. Meski begitu, Evan juga seseorang yang arogan, angkuh, dan sombong. Hingga nasib mempertemukan dirinya dengan Luna. Gadis manis yang berperawakan ceria dan baik hati. Siapa sangka, Evan ju...