Part 1

326 37 20
                                    

Mulmed Aghata Allesandra victoria

Berjalan tergesa-gesa sambil membawa minuman di tanggannya, Aghata tak sengaja menabrak seorang pria dan menumpahkan minumannya di baju pria tersebut.

"Kalo jalan hati-hati dong, pake matanya!" Telunjuk pria itu mengarah pada wajah Aghata.

Aghata mundur beberapa langkah, "Emang bisa ya jalan pake mata?" Pertanyaan aneh keluar dari mulut Aghata.

"Mata lo dipake buat liat jalan bukan jalannya pake mata bego." pria itu nampak geram kepada Aghata.

"Gue gak bego kok, kan lo tadi yang bilang 'kalo jalan pake mata!" sangkal Aghata dengan ekspresi polos, wajah tak berdosanya.

"Susah kalo ngomong sama cewek idoy kayak lo!" Pria itu menatap tajam Aghata.

"Terserah deh lo mau ngomong apa. Bye!" Aghata membalikan badannya, tapi tangan Aghata ditarik hingga dia tersentak ke belakang.

"Gak tau diri ya lo, bukannya minta maaf ini malah main pergi-pergi aja." Tatapan pria itu menjadi semakin tajam dan dingin yang mampu membuat nyali Aghata sedikit menciut, tapi Aghata berusaha untuk tetap tenang.

"What?!" suara Aghata menggelegar hingga pria itu menutup telinganya, "Gue gak salah denger? Seorang Aghata harus minta maaf?" Aghata menggelengkan kepalanya.

"Cepetan minta maaf!" Nada suaranya meninggi dengan tatapan yang tajam.

"Kalo gak mau gimana?" Jawab Aghata tenang.

"Dasar cewek ja-"

"Tolong, copet! Tolong!" Aghata berteriak hingga beberapa orang datang ke arah mereka.

Saat sekumpulan orang lari ke arah mereka, Aghata ikut lari berlawanan arah menjauhi pria itu.

"woi!!! jangan kabur!" teriak pria itu, "Ah, Sialan." pria itu pun ikut lari karena takut dikeroyok gara-gara disangka copet.

Dengan sekuat tenaga, Aghata berlari menuju halte bus yang berada di sekitar sana.

"Aduh deh, bego amat sih gue, kok bisa sampai tumpahin minuman ke baju cowok itu." gerutu Aghata dalam hati, "Mana gue lagi buru-buru lagi udah janji pulang sekolah langsung pulang ke rumah. Lagian itu orang nyebelin banget. Pake acara suruh gue minta maaf segala. Padahal kan dia yang salah, tapi malah nyuruh gue minta maaf. Gue kan anti banget sama yang namanya minta maaf ke orang lain." mulut Aghata terus berkomat-kamit tidak jelas.

"Mau gue salah mau bener pokoknya gue gak mau minta maaf. Untung aja gue gak kenal sama dia, dan semoga gue gak akan pernah ketemu lagi sama itu makhluk." batin Aghata dengan ekspresi wajah yang tidak bersahabat dan bibir yang terus berkomat-kamit.

Sesampainya di rumah, Aghata berjalan mengendap-ngendap bagaikan rampok yang mau merampok rumahnya sendiri. Aghata pulang lewat pintu belakang rumah agar tidak ketahuan oleh Mamanya karena dia pulang terlambat dan tidak punya alasan untuk berbohong.

Sedikit demi sedikit, pintunya Aghata buka agar tidak menghasilkan bunyi. Saat pintu terbuka, Aghata tampak terkejut dengan apa yang ia lihat, di hadapannya.
Aghata menunjukkan senyum sok manisnya.

"Aghata kapan sih kamu berubah? kan kamu yang janji gak bakal pulang telat lagi asal boleh naik kendaraan umum." ucap Marina (Mama Aghata) sambil menyilangkan kedua tangannya di dada. "Oke fine! Mulai besok Mama gak bakal izinin kamu naik kendaraan umum lagi, kamu harus diantar jemput tiap hari sama sopir biar gak kelayapan lagi." ucap Marina

My Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang